Aku dan One Day One Juz (ODOJ)

Aku harap kalian tidak asing lagi dengan ODOJ. Apa itu ODOJ? (yang pastinya bukan ODOL)
ODOJ atau singkatan dari One day one juz adalah sebuah program yang diinisiasi oleh para Alumni Rumah Al-Qur'an untuk memfasilitasi dan mempermudah kita dalam tilawah Al-Quran dengan target 1 juz setiap hari.


Alhamdulillah, sudah lebih dari 3 bulan saya istiqomah mengikuti program ini. Jangan tanya rasanya, karena sungguh pada minggu pertama berada disini saya mati-matian memanage diri agar bisa tilawah 1 juz 1 hari. Namun makin hari ternyata tilawah menjadi semakin Nikmat.
Awalnya kenal ODOJ di salah satu media sosial, sudah lama kenal namun enggan untuk bergabung karena TAKUT, GA BAKAL BISA TILAWAH 1 JUZ TIAP HARI, GA ADA WAKTU, CAPEK, dan segala alasan lainnya. Tapi hari itu, aku membuat proposal hidup yang didalamnya tertulis visi misi akhirat : berkumpul bersama istri-istri Rasullullah SAW di surga kelak. Deg, aneh sendiri, gimana mau berkumpul sama istri-istri Rasulullah SAW kalau ngaji aja jarang, kelakuan masih level dada unta tiarap. astaghfirullah. akhirnya dengan Niat dan tekat yang kuat, memberanikan diri untuk daftar ODOJ sendiri. Alhamdulillah, tiba-tiba saja ada pemberitahuan whatsapp masuk group baru, yang tidak lain dan tidak bukan adalah group ODOJ.

Setiap hari mengusahakan kholas 1 juz. Di jalan, kost, perpustakaan, laboratorium, dan dimana saja ada tempat strategis dan waktu untuk tilawah, maka saya akan tilawah :P

Program ODOJ mengumpulkan saya dengan 30 orang dari berbagai daerah berbeda, usia berbeda, serta profesi berbeda. Walaupun tidak pernah berjumpa satu sama lain, mereka semua sudah seperti keluarga sendiri dan saya sangat senang berada di dalamnya. Selain bisa tilawah 1 juz tiap hari (serta selalu ada yang mengingatkan) kita juga bisa berbagi ilmu, kaleng-kalengan (cerita banyak hal), bahkan sampai kirim-kiriman vidio konser (menyanyi), lagu pegantar tidur, dll. I love you, ODOJ1809.

ini adalah pengalaman dan Hal yang tidak ternilai dengan apapun. Sekarang tilawah 1 juz tiap hari adalah kenikmatan tersendiri. Bahkan saya sekarang sudah jadi salah satu admin group (ODOJ2279) dimana anggotanya tidak hanya dari Indonesia, melainkan ada dari Luar Negeri.

Bisa karena terbiasa, terbiasa karena Dipaksa :
mari bergabung di one day one juz, dan mari berlomba-lomba dalam kebaikan. 









050214

Taukah hal yang sangat aneh yang terjadi hari ini? oke, mari duduk sebentar dan akan saya ceritakan. Pukul 12.00 siang aku menerima bbm dari sahabatku Delma yang memintaku memberikan darah untuk keponakan ganteng kita "Ilham". Ilham, dia divonis dokter beberapa hari yang lalu positif mengidap Leukimia Lipoblastik dan sekarang masih mengalami perawatan di Rumah Sakit Ulin kota Banjarmasin. Kemarin sempat ingin memberikan darah namun dokter tidak mengizinkan karena aku mengalami anemia. 
Alhamdulillah nya hari ini sudah bisa.

Bergegas meninggalkan setumpuk pekerjaan di kampus dan Laboratorium menuju rumkit di Banjarmaasin, sendirian dan kehujanan pula. but, its oke, bukan cerita ini yang ingin aku sampaikan.

Sampai rumah sakit dengan keadaan basah kuyup dan menggiil. Karena aku sedikit takut sendirian, aku sms Reza untuk datang kerumkit melihatku. berkali-kali ku cek handphone untuk memastikan masih tetap aktif hingga proses pengambilan darah ini selesai dan setidaknya disaat Reza datang. Dan na'asnya handphoneku sudah tidak aktif dan Reza pun tidak juga datang.

Aku siap untuk tranfusi. Dokter kembali memeriksa tekanan darah dan segalanya, semua sudah oke. Ku rebahkan badanku, bismillah, ini bukan pertama kalinya aku tranfusi darah, tapi tidak tau kenapa aku sangat gugup. lebih tepatnya, aku lapar :D karena aku belum makan dari pagi.

Tidak lebih dari 30 menit semua sudah selesai, I'm fine. so Fine. Dokter senyum-senyum melihatku dan bertanya "pusing?", karena aku sangat baik-baik saja tentu saja aku jawab "tidak dok, alhamdulillah tidak merasa apa-apa, ini bukan yang pertama kali dok". Dokter kembali menatapku, kali ini tidak senyum. Dan tidak ada beberapa detik setelah Dokter menatapku dengan wajah seriusnya itu, Perutku mulai tidak enak. Aku kembali menatap Dokter yang masih menatapku.
"perutku tidak enak, kenapa ya?"
2 detik
"dokter, aku mau muntah"
5 detik
"dok, aku tida bisa melihat"
...............................
Kemudian semua ruangan terlihat samar-samar. Tv di depanku yang sedang menyala sangat terlihat samar. kepalaku sangat pusing. aku merasa mual tapi tidak bisa memuntahkannya. Aku sadar, sangat sadar, aku masih mendengar dokter mengatakan "buka matanya, paksa, jangan tutup matanya, yang kuat, dilawan" sambil menampar-nampar pipiku. Dokter memintaku membuka mata, sementara aku sendiri tidak kuat untuk membuka mata. semua yang kulihat tidak jelas. aku sudah tidak bisa berbicara. Nafasku pendek, badanku menggigil, jantungku masih berdebar-debar dengan sangat kencang. aku masih sangat ingat dengan jelas bagaimana rasanya. Samar-samar terlihat beberapa orang berdiri disampingku. Ada cahaya yang sangat silau tepat berada di depan mataku. Sangat jelas dokter kembali mengatakan "dilawan, jangan tutup matanya, lihat  cahaya di depan". 

Sungguh, disaat-saat yang seperti itu aku merasa... sendirian. aku memegang erat tangan dokter yang berada disampingku. aku hanya bisa menatap kedepan dengan pandangan yang masih tidak jelas.
Dan yang sangat anehnya, disaat-saat yang seperti tadi itu aku hanya membayangkan dia. 
ya, Dia yang tidak perlu lagi ku sebut namanya :)

Dia

Beberapa hari yang lalu sahabatku, Aulia, menulis tentang lelaki seperti apa yang dia inginkan. Dia bilang bahwa "yang jika aku menangis karena ulahnya, maka dia akan sangat sakit seperti teriris pisau tumpul". Aku jadi memikirkan hal ini, bagaimana denganku? lelaki seperti apa sebenarnya yang ku inginkan?

sungguh, aku tidak tau lelaki seperti apa yang ku inginkan. sederhananya mungkin aku ku jawab bahwa "lelaki yang bisa membuatku merasa nyaman". ya, tentu saja semua orang di planet ini juga akan berfikiran yang sama. Tapi hari ini akan ku perinci lelaki seperti apa yang ku inginkan.


Aku ingin bersama dia yang sabarnya lebih panjang dari usianya, memiliki kekuatan yang berlipat, ikhlas menerima apapun yang diberikan Allah swt dan dalam beramal yang tinggi. Dia yang kasih sayangnya hingga akhir hayat. Dia yang tabahnya seluas lautan, memiliki keyakinan akan Allah swt lebih kokoh dari gunung. Dia yang selalu bertahan bersamaku seberat apapun cobaan yang akan kita lewati nanti. Dia yang selalu membawa iman kemana saja kita melangkah, karena dia percaya bahwa iman akan menjaga kita setiap waktu. Seburuk apapun, sekeruh apapun kondisi layar kita, janganlah sekali-kali mencoba dan memutuskan berenang seorang diri, karena dia pasti tau bahwa sendiri akan membuatmu lelah dan lemah. Dia yang tidak pernah rapuh karena percaya bahwa selalu ada Allah swt, yang selalu mengingatkanku ketika aku mulai lalai denganNya. Serta Dia yang membawa Rezeki halal ke rumah, seberapapun untuk kehidupan kami. 

Itu saja.


Awal

Dulu, saya perempuan yang grasa grusu, aktif, lincah, ga ada kalem-kalemnya, dan juga jarang sholat dan mengaji. Saya khatam Al'quran terakhir kali cuma waktu masih di Sekolah Dasar. Bayangkan, betapa pemahaman agama saya sangat minim. Jujur saja, orang tua mengajarkan saya segala hal baik dan buruk, namun kewajiban saya sebagai ummat muslim tidak terlalu jelas. saya hanya belajar bagaimana islam itu disekolah, itupun dari SD sampai SMA hanya belajar tentang yang itu itu saja. misalnya Rukun iman, rukun islam, tata cara sholat, tentang Rasul, nabi, dan itupun tidak terlalu jelas. Mungkin keadaan pada waktu itu pelajaran agama hanya 1 jam selama satu minggu di sekolah. Sekolah tidak pernah mengajarkan apa apa saja kewajiban seorang muslim lainya, tanggung jawab, atau perbedaan hak dan kewajiban perempuan dan lelaki. Sederhananya, bahkan guru agama saya, dari jaman SD sampai SMA, tidak pernah mengajarkan bahwa Berhijab adalah kewajiban seorang perempuan. padahal ini jelas berada di dalam Al'quran dan perintah Allah swt. Banyak hal lain yang saya sama sekali tidak mengerti, islam hanya sebatas identitas di biodata dan kartu tanda pengenal lainnya. 

Tahun pertama saya masuk kuliah, saya melihat beberapa mahasiswi yang ke kampus pakai jubah yang panjangnya sampai bisa jadi lap jalan, mereka juga pakai jilbab-jilbab panjang dan terlihat seperti ibu-ibu hamil. Saya sering geli sendiri melihatnya. Apakah mereka tidak panas atau malu berpakaian yang seperti itu?  mereka terlihat lebih kampungan dari saya. saya yang memang sangat nyaman pakai jeans tentu saja merasa aneh dengan keberadaan mereka. walaupun pada saat itu saya sudah memakai jilbab. menurut saya, berjilbab sudah cukup menutup aurat. Saya suka pakai jeans, baju rapi yang kebanyakan cuma sampai pinggul, serta jilbab langsung yang juga bisa dirapikan sedikit dan dimasukkan kedalam kerah baju. setiap hari, seperti inilah saya ke kampus. saya merasa nyaman dengan pakaian yang seperti ini, karena tidak terlalu  jadul dan orang orang juga nyaman berteman dengan saya.

Hingga ada massa dimana teman lelaki yang juga satu kelas dengan saya bilang dengan santainya tanpa merasa saya akan sakit hati atau tidak "kamu itu berjilbab tapi telanjang". jleb, tidak pernah ada yang berani berbicara seperti itu dengan saya. kenapa orang ini bisa-bisanya cablak dan lansung seperti itu!. atau namanya saja tidak, teman bukan, akrab juga tidak. saya mencoba ingin mendengarkan ucapannya sekali lagi dengan menjawab "apa? tadi ngomong apa?". kemudian lelaki itu cuma senyum, diam, dan sedikit menjauh. saya menatap penampilan saya siang itu dari kaki sampai atas kepala. sepertinya tidak ada yang aneh, hanya baju saya saja yang kependekan, kalau saya duduk celana dalam suka kelihatan. *lol. 

saya mulai memikirkan perkataan lelaki itu, sampai di kostan pun masih saya fikirkan. Apa benar saya berjilbab tapi telanjang? saya pakai baju kok, kenapa bisa dikatakan telanjang?. saya memang pernah membaca tentang ungkapan ini, setelah dipelajari ulang, akhirnya saya paham. ya, saya memang menutup aurat tapi sedang telanjang. Dari saat itu saya mulai memilah-milah pakaian yang "layak" untuk dipakai. Hingga saat ini ALhamdulillah sudah banyak kemajuan. Terimakasih hai lelaki cablak!

dan taukah kalian siapa lelaki itu? Lelaki itu bernama Rizali Chair. itulah pertama kali dia berbicara dengan saya. 

semoga saya bisa terus mengupgrade diri, biar Allah swt juga semakin sayang.

(lagi) Rindu


Aku sedang tidak enak badan, kamu sedang tidak enak hati. Malam semakin dingin, dinginnya terasa sampai ke tengkuk. Aku menatap foto kita yang kutemukan di dalam kotak pink ku. ya, kotak dengan tumpukan kamu di dalamnya. Ringan, tapi rasa dihati ini terlanjur memar memberat. Kutemukan ragu-ragu yang entah darimana. Badanku panas. Hatimu mungkin juga begitu. 

Aku merindukanmu

Dan rindu adalah salah satu tanda bahwa hati yang kurang ajar ini membutuhkan pasangannya yang tentu saja belum tentu berujung cinta. Tapi, aku akhirnya tidak bisa berbohong jika pada malam dengan hujannya yang rintik-rintik tak seksi ini aku merindukanmu. Kepingan kecil dalam hati yang lebarnya hanya sebesar kepalan telapak tangan menginginkan untuk diisi, entah diisi oleh apa, karena aku sangat merasa ada yang kurang disana. mungkin saja itu adalah Rindu yang bernama kamu.

Aku tau hati terkadang kurang ajar. Tapi bisakah kita duduk semeja sekali saja untuk menuntaskan rindu ini?

aku (mencoba) berjuang

Tidak dirasa sudah 2 semester saya tidak pernah kuliah lagi. Karena memang selama 2 semester ini dihabiskan dengan asistensi praktikum, bingung memikirkan tugas akhir, hingga sampai lah pada masa dimana berjibaku dengan yang namanya Skripsi. Teringat kembali perjuangan penyususan skripsi ini. Dari judul penelitian yang tertolak hampir 10 kali, menangis dihadapan dosbing karena sudah 3 kali pembatalan ujian kompherensip, dan segala macamnya. Tidak terhitung berala kali mata ini menahan kantuk semalaman karena mengejar target bimbingan. Cukup banyak rupiah yang keluar karena harus bolak-balik revisi. Dan sangat banyak hal yang saya nomor kesekiankan karena skripsi ini. Sempat stres berat, tapi meskipun sering mengeluh, saya bukan tipe tipe perempuan yang mudah menyerah. 

Disisi lain, tidak terhitung pula berapaa kali saya jadi sering bolak-balik ke perpustakaan, membaca banyak buku, menambah ilmu. Hampir setiap hari. Tidak terhitung sudah berapa kali konsultasi dengan dosbing, disuruh revisi ini itu, disuruh mengulang analisa di laboratorium. Sungguh, rasanya saya sudah lelah. Namun, tidak terhitung pula berapa kali saya belajar. Bukan sebatas belajar akademik, tapi juga belajar sikap, pembelajaran hidup yang orang lain belum tentu mendapatkannya. Belajar mengalahkan rasa malas, belajar bekerja dibawah tekanan, tekanan yang timbul karena ketidak mengertian mengenai hal yang diteliti. Belajar sabar ketika menentukan jadwal bimbingan, sabar kalau revisi lagi. Belajar disiplin sama deadline, dan yang paling penting adalah belajar mempertanggung jawabkan apa yang telah ditulis di setiap halaman.

Hari ini seperti dapat suntikan semangat baru, dosen pembimbing dua-duanya revisi skripsiku secara bersamaan. kami duduk bertiga membicarakan banyak hal. Bahwa penelitian itu adalah bagaimana cara kita belajar dari prosesnya, bukan pada hasil yang didapat. Susah untuk kujabarkan perkataan bapak syaib tadi siang. Tapi, aku mengerti bahwa untuk mendapatkan segala hal yang itu perlu perjuangan. Semakin baik sesuatu itu, semakin berat perjuangannya. 

Berusaha tawakkal dan husnuzhon sama apa yang Allah swt rencanakan hari ini. meskipun saya masih labil dalam mencintaiNya, saya yakin bahwa Dia maha penyayang dan sebaik-baiknya perencana.

Sampai Habis Air Mataku

Saat melepasmu pergi jauh, berakhir dengan luka yang dalam
Sanggupkah ku untuk menunggumu, 
Menunggu sesuatu yang tak pasti
Kembali, kembalilah kasih
Kembalilah kurindui engkau disini

Perlahan lahan kau menghilang
Berlari lari kau ku cari
Terbayang bayang kaupun datang
Meski ku menerka nerka
Berlarut larut kau merajut
Berlarut larut kumerindu
Sampai habis air mataku

Hingga kini ku masih menunggu
Berharap kau akan datang
meski ku tau kau tak pernah mengerti
Apa sebenarnya ku mau

Nb : berhasil buat banyak orang nangis waktu menyayikan ini. entahlah.

About me

Foto saya
Just a simple girl, tidak cukup beberapa huruf disini untuk menggambarkan siapa saya | anak bungsu dari Keluarga bugis yang tersesat di Kalimantan | ♥ Buku, Laut, Cg, Sheila On Seven, Hijau, Jalanjalan, dan Makan Enak | Urban Farming, and Go Green!
Diberdayakan oleh Blogger.