Nanti, akan jika sudah datang masanya saya tidak ada di sini dan berpindah ke dimensi lain. Percayalah, saya sangat mencintai Kalian. Maaf atas segala kesalahan. Gyoti Nusu.

Daun yang jatuh, tidak pernah membenci Angin

Daun yang jatuh, tidak pernah membenci Angin

Kalimat yang berasal dari buku seorang penulis favorite saya "Tere Liye" di atas seperti menampar saya dengan perlahan. Terbayang oleh saya betapa ikhlasnya daun, meski dijatuhkan oleh angin dia tidak pernah marah, memaki, tanpa melawan, bahkan tumbuh lagi yang baru. Semakin banyak jatuh, semakin banyak tumbuh tunas tunas daun muda. Seharusnya, begitulah saya sebagai manusia, patuh dengan ketentuan Allah tanpa harus saya melawan. semakin saya lawan, semakin saya sengsara, semakin sibuk mencari pembenaran, sibuk galau, and Damn! its true :D

Saya sudah pernah mengalami "kehilangan". Kehilangan orang tua, kehilangan teman, bahkan yang paling saya sesali adalah kehilangan waktu. waktu untuk bisa bermanfaat bagi orang lain. Hingga sekarang, saya ini hanya seorang perempuan yang sedang sibuk mencari Allah. Mencari devinisi bahagia, yang semakin hari saya sadari bahwa saya harus menyederhakan arti bahagia itu sendiri. Belajar dari kehilangan demi kehilangan itu saya merasa jadi orang yang paling sengsara, apa iya saya hanya sendirian? Ternyata tidak, Allah justru semakin dekat dan hadir. Hingga saya sadar bahwa tidak ada yang saya butuhkan selain Allah. Egois? tidak.

Saya juga menyadari bahwa saya adalah mahluk sosial, tidak bisa hidup tanpa orang lain. Namun, sendiri saat saya butuh Allah ternyata adalah sesuatu yang saya butuhkan, menempel denganNya, dan secara misterius saya Jauh lebih bahagia dari pada berkumpul dengan orang banyak.

Pelan-pelan Allah mengganti semuanya. seperti menggantikan daun yang gugur dengan daun daun baru. bahkan tidak tanggung-tanggung, Allah memberikan semua hal yang saya butuhkan untuk saya cintai dan mereka juga butuh cinta saya. sungguh, Allah hanya akan memberikan cinta yang saya butuhkan agar kami semua saling membutuhkan, bukan cinta yang saya inginkan :D

Jadi, biarkan daun jatuh terbawa nagin, biarkan embun menguap terganti matahari, atau malam dan siang saling berlalu. Kita hanya menjalani takdir, baik dan buruk, semuanya akan sama ketika Allah sudah menjadi sandaran.

Jarak : Ingin bertemu kekasihmu? Langkahi dulu Mayatku

Kamu. ya, kamu! yang sedang menyeka air mata pake bantal dan bingung mau mengeringkan bantal dulu atau kesedihanmu dulu. saya sangat percaya bahwa kamu sedang berjuang. Entah sedang memaki maki jarak, meremas-remas kenangan, atau berdoa semoga setiap malam minggu hujan lebat. Namun saya tau, kamu sedang berjuang.

Mungkin tulisan ini tidak sedikitpun bisa membantu perjuanganmu. tapi ini akan menjadi cerita, setidaknya beberapa orang "telah" bisa melalui perjuangannya.

Aku heran, beberapa orang sangat mengantagoniskan Jarak. Jarak sepertinya sudah membuat mereka sudah berada di tempat yang salah dan tidak seharusnya. Jarak bahkan telah melahirkan manusia yang bersahabat dengan Rindu dan Telpon Genggam (nama gaulnya Handphone). Dengan berbagai alasan mereka mulai menciptakan jarak dengan sangat sempurna, seperti Kuliah, Kerja, dan lain sebagainya. Jarak membuat mereka melakukan hal yang itu itu saja setiap harinya : dari bangun tidur mereka hanya membawa rasa sepi untuk dicampur dalam segelas kopi usai mereka mandi, hingga sebelum tidur mereka telah memilih seseorang diantara triliunan manusia di Bumi untuk dirindukan.

Apa yang salah dengan jarak?
Tidak ada. Jarak selalu punya cara membuatmu menikmati rindu. Rindu selayaknya batas, membawamu lebih jauh, lebih jatuh, dan lebih patuh pada senyumannya. Jarak memang selalu menciptakan rindu yang selalu menyala ketika lampu kamarmu padam sebelum tidur.

Mungkin nanti akan ada masanya kau akan berterimakasih dengan jarak. Karena jarak mampu membuat seseorang lebih dekat secara psikologis dari pada sentuhan fisik.

Karena jarak, tidak ada rindu yang akan mati karenanya.

Selamat Ulang Tahun, Gyoti

Hari ini ada perayaan kecil. Ngomong-ngomong, Bisakah sebentar kau datang ke rumah dan memelukku dengan erat, terus bilang "selamat ulang tahun sayang, panjang umur, dewasalah dalam segala hal, jaga diri baik-baik ya, I love you", kalau setelahnya kau pergi lagi silahkan. Mungkin itu sudah cukup. Mungkin aku memang harus membiasakan diri untuk tidak terlalu manja bersamamu. apa itu terlalu berlebihan? sulitkah?

Sudah 22 tahun yaa ternyata, masih sedikit labil dan alay, tapi Alhamdulillah. Big thanks to Allah, terimakasih sudah menciptakan wanita cantik seperti ini di dunia :p terimakasih masih memberikan segala nikmat yang tidak pernah putus, memberikan udara segar yang bisa ku hirup setiap subuh, terimakasih masih memberikan kaki yang masih bisa ku pakai berjalan ke kampus karena kendaraan sudah duluan nyampe di kampus (walaupun kadang masih ngeluh), terimakasih masih memberikan tangan yang masih bisa di pakai buat merangkul orang-orang yang disayang, terimakasih masih memberikan mata, hidung, telinga, dan body bohay yang Perfect tanpa cacat sedikitpun. Namun yang paling penting, terimakasih sudah memberikan iman yang masih naik turun untuk selalu beribadah dan memperbaiki diri. Terimakasih sudah menjadikanku Islam dari lahir sampai sekarang (walaupun kadang-kadang masih ada yang bilang Cina mualaf). Terimakasih sudah memerdekakanku dari beberapa penjajah. Terimakasih untuk, Ah sangat banyak, tidak akan mampu ku tuliskan satu persatu segala hal yang kau beri ya Allah ~

Aku ingin tahun ini menjadi pribadi yang lebih baik dan matang lagi, maksutku : aku ingin benar-benar hijrah. aku ingin terbiasa lagi dengan segala hal baik. Aku tau bahwa kau tidak akan merubah keadaanku jika bukan aku sendiri yang merubahnya. Tapi ya Allah, tolong yee kuatkan dan tetapkan hatiku untuk mengelola my habits. Aku harus membuang jauh-jauh penyakit "menunda-nunda" atau bermalas-malasan dalam melakukan segala hal. Aku ingin setiap hari lebih produktif, lebih bermanfaat untuk orang banyak, lebih penyayang dan peka dengan orang lain, lebih bisa menata hati untuk hubungan yang serius (uhuk uhuk), tidak berlebihan dalam segala hal (termaksut berpakaian, yang syar'i ajah), lebih ramah lagi sama orang (ga pasang muka judes atau ngomong pedas) lagi, lebih berlapang dada menerima segala hal, dan tidak sombong dengan segala pencapaian. banyakin Rezeki (money) jughaaa ya Allah yahh :p biar bisa hidupin diri sendiri, bantu orang lain juga yang ga punya duit. lancarin rezekinya mama, kakak-kakak, sahabat, pacar calon suami masa depan (dimanapun berada), pokoknya semua orang yang sayang denganku. Jaga mereka semua dengan baik ya Allah.

Seperti kebiasaan pada umumnya, setiap tahun harus ada pencapaian. Resolusi 22 tahun ini adalah "Lulus dengan nilai cumlaud dan sudah bisa berkerja (lepas dari tanggung jawab mama)". Nikah? ayeee, nikah masuk resolusi ga ya? Nggggg.... itu... nganuuu... Nggg... aku serahkan dengan yang maha memiliki hati saja lah :') masalah siap atau tidak siap, sebenarnya menikahlah baru kamu akan siap.

Anyway, alhamdulillahirrobbil alaamiin, terimakasih ya Allah, terimakasih untuk 22 tahun yang sangat berharga :')

Kepadamu yang sudah 3 tahun ku cintai habis-habisan, aku tunjukkan kecintaanku dengan ikhlas melepaskan kehendak diriku, mungkin memang aku yang terlalu menuntut banyak. life must be happy dan jangan berfikir ini adalah masalah, karena berpisah itu adalah solusi. terimakasih sudah berbagi banyak hal.

About me

Foto saya
Just a simple girl, tidak cukup beberapa huruf disini untuk menggambarkan siapa saya | anak bungsu dari Keluarga bugis yang tersesat di Kalimantan | ♥ Buku, Laut, Cg, Sheila On Seven, Hijau, Jalanjalan, dan Makan Enak | Urban Farming, and Go Green!
Diberdayakan oleh Blogger.