Jarak : Ingin bertemu kekasihmu? Langkahi dulu Mayatku

Kamu. ya, kamu! yang sedang menyeka air mata pake bantal dan bingung mau mengeringkan bantal dulu atau kesedihanmu dulu. saya sangat percaya bahwa kamu sedang berjuang. Entah sedang memaki maki jarak, meremas-remas kenangan, atau berdoa semoga setiap malam minggu hujan lebat. Namun saya tau, kamu sedang berjuang.

Mungkin tulisan ini tidak sedikitpun bisa membantu perjuanganmu. tapi ini akan menjadi cerita, setidaknya beberapa orang "telah" bisa melalui perjuangannya.

Aku heran, beberapa orang sangat mengantagoniskan Jarak. Jarak sepertinya sudah membuat mereka sudah berada di tempat yang salah dan tidak seharusnya. Jarak bahkan telah melahirkan manusia yang bersahabat dengan Rindu dan Telpon Genggam (nama gaulnya Handphone). Dengan berbagai alasan mereka mulai menciptakan jarak dengan sangat sempurna, seperti Kuliah, Kerja, dan lain sebagainya. Jarak membuat mereka melakukan hal yang itu itu saja setiap harinya : dari bangun tidur mereka hanya membawa rasa sepi untuk dicampur dalam segelas kopi usai mereka mandi, hingga sebelum tidur mereka telah memilih seseorang diantara triliunan manusia di Bumi untuk dirindukan.

Apa yang salah dengan jarak?
Tidak ada. Jarak selalu punya cara membuatmu menikmati rindu. Rindu selayaknya batas, membawamu lebih jauh, lebih jatuh, dan lebih patuh pada senyumannya. Jarak memang selalu menciptakan rindu yang selalu menyala ketika lampu kamarmu padam sebelum tidur.

Mungkin nanti akan ada masanya kau akan berterimakasih dengan jarak. Karena jarak mampu membuat seseorang lebih dekat secara psikologis dari pada sentuhan fisik.

Karena jarak, tidak ada rindu yang akan mati karenanya.

Leave a Reply

About me

Foto saya
Just a simple girl, tidak cukup beberapa huruf disini untuk menggambarkan siapa saya | anak bungsu dari Keluarga bugis yang tersesat di Kalimantan | ♥ Buku, Laut, Cg, Sheila On Seven, Hijau, Jalanjalan, dan Makan Enak | Urban Farming, and Go Green!
Diberdayakan oleh Blogger.