aku (mencoba) berjuang

Tidak dirasa sudah 2 semester saya tidak pernah kuliah lagi. Karena memang selama 2 semester ini dihabiskan dengan asistensi praktikum, bingung memikirkan tugas akhir, hingga sampai lah pada masa dimana berjibaku dengan yang namanya Skripsi. Teringat kembali perjuangan penyususan skripsi ini. Dari judul penelitian yang tertolak hampir 10 kali, menangis dihadapan dosbing karena sudah 3 kali pembatalan ujian kompherensip, dan segala macamnya. Tidak terhitung berala kali mata ini menahan kantuk semalaman karena mengejar target bimbingan. Cukup banyak rupiah yang keluar karena harus bolak-balik revisi. Dan sangat banyak hal yang saya nomor kesekiankan karena skripsi ini. Sempat stres berat, tapi meskipun sering mengeluh, saya bukan tipe tipe perempuan yang mudah menyerah. 

Disisi lain, tidak terhitung pula berapaa kali saya jadi sering bolak-balik ke perpustakaan, membaca banyak buku, menambah ilmu. Hampir setiap hari. Tidak terhitung sudah berapa kali konsultasi dengan dosbing, disuruh revisi ini itu, disuruh mengulang analisa di laboratorium. Sungguh, rasanya saya sudah lelah. Namun, tidak terhitung pula berapa kali saya belajar. Bukan sebatas belajar akademik, tapi juga belajar sikap, pembelajaran hidup yang orang lain belum tentu mendapatkannya. Belajar mengalahkan rasa malas, belajar bekerja dibawah tekanan, tekanan yang timbul karena ketidak mengertian mengenai hal yang diteliti. Belajar sabar ketika menentukan jadwal bimbingan, sabar kalau revisi lagi. Belajar disiplin sama deadline, dan yang paling penting adalah belajar mempertanggung jawabkan apa yang telah ditulis di setiap halaman.

Hari ini seperti dapat suntikan semangat baru, dosen pembimbing dua-duanya revisi skripsiku secara bersamaan. kami duduk bertiga membicarakan banyak hal. Bahwa penelitian itu adalah bagaimana cara kita belajar dari prosesnya, bukan pada hasil yang didapat. Susah untuk kujabarkan perkataan bapak syaib tadi siang. Tapi, aku mengerti bahwa untuk mendapatkan segala hal yang itu perlu perjuangan. Semakin baik sesuatu itu, semakin berat perjuangannya. 

Berusaha tawakkal dan husnuzhon sama apa yang Allah swt rencanakan hari ini. meskipun saya masih labil dalam mencintaiNya, saya yakin bahwa Dia maha penyayang dan sebaik-baiknya perencana.

Leave a Reply

About me

Foto saya
Just a simple girl, tidak cukup beberapa huruf disini untuk menggambarkan siapa saya | anak bungsu dari Keluarga bugis yang tersesat di Kalimantan | ♥ Buku, Laut, Cg, Sheila On Seven, Hijau, Jalanjalan, dan Makan Enak | Urban Farming, and Go Green!
Diberdayakan oleh Blogger.