Awal

Dulu, saya perempuan yang grasa grusu, aktif, lincah, ga ada kalem-kalemnya, dan juga jarang sholat dan mengaji. Saya khatam Al'quran terakhir kali cuma waktu masih di Sekolah Dasar. Bayangkan, betapa pemahaman agama saya sangat minim. Jujur saja, orang tua mengajarkan saya segala hal baik dan buruk, namun kewajiban saya sebagai ummat muslim tidak terlalu jelas. saya hanya belajar bagaimana islam itu disekolah, itupun dari SD sampai SMA hanya belajar tentang yang itu itu saja. misalnya Rukun iman, rukun islam, tata cara sholat, tentang Rasul, nabi, dan itupun tidak terlalu jelas. Mungkin keadaan pada waktu itu pelajaran agama hanya 1 jam selama satu minggu di sekolah. Sekolah tidak pernah mengajarkan apa apa saja kewajiban seorang muslim lainya, tanggung jawab, atau perbedaan hak dan kewajiban perempuan dan lelaki. Sederhananya, bahkan guru agama saya, dari jaman SD sampai SMA, tidak pernah mengajarkan bahwa Berhijab adalah kewajiban seorang perempuan. padahal ini jelas berada di dalam Al'quran dan perintah Allah swt. Banyak hal lain yang saya sama sekali tidak mengerti, islam hanya sebatas identitas di biodata dan kartu tanda pengenal lainnya. 

Tahun pertama saya masuk kuliah, saya melihat beberapa mahasiswi yang ke kampus pakai jubah yang panjangnya sampai bisa jadi lap jalan, mereka juga pakai jilbab-jilbab panjang dan terlihat seperti ibu-ibu hamil. Saya sering geli sendiri melihatnya. Apakah mereka tidak panas atau malu berpakaian yang seperti itu?  mereka terlihat lebih kampungan dari saya. saya yang memang sangat nyaman pakai jeans tentu saja merasa aneh dengan keberadaan mereka. walaupun pada saat itu saya sudah memakai jilbab. menurut saya, berjilbab sudah cukup menutup aurat. Saya suka pakai jeans, baju rapi yang kebanyakan cuma sampai pinggul, serta jilbab langsung yang juga bisa dirapikan sedikit dan dimasukkan kedalam kerah baju. setiap hari, seperti inilah saya ke kampus. saya merasa nyaman dengan pakaian yang seperti ini, karena tidak terlalu  jadul dan orang orang juga nyaman berteman dengan saya.

Hingga ada massa dimana teman lelaki yang juga satu kelas dengan saya bilang dengan santainya tanpa merasa saya akan sakit hati atau tidak "kamu itu berjilbab tapi telanjang". jleb, tidak pernah ada yang berani berbicara seperti itu dengan saya. kenapa orang ini bisa-bisanya cablak dan lansung seperti itu!. atau namanya saja tidak, teman bukan, akrab juga tidak. saya mencoba ingin mendengarkan ucapannya sekali lagi dengan menjawab "apa? tadi ngomong apa?". kemudian lelaki itu cuma senyum, diam, dan sedikit menjauh. saya menatap penampilan saya siang itu dari kaki sampai atas kepala. sepertinya tidak ada yang aneh, hanya baju saya saja yang kependekan, kalau saya duduk celana dalam suka kelihatan. *lol. 

saya mulai memikirkan perkataan lelaki itu, sampai di kostan pun masih saya fikirkan. Apa benar saya berjilbab tapi telanjang? saya pakai baju kok, kenapa bisa dikatakan telanjang?. saya memang pernah membaca tentang ungkapan ini, setelah dipelajari ulang, akhirnya saya paham. ya, saya memang menutup aurat tapi sedang telanjang. Dari saat itu saya mulai memilah-milah pakaian yang "layak" untuk dipakai. Hingga saat ini ALhamdulillah sudah banyak kemajuan. Terimakasih hai lelaki cablak!

dan taukah kalian siapa lelaki itu? Lelaki itu bernama Rizali Chair. itulah pertama kali dia berbicara dengan saya. 

semoga saya bisa terus mengupgrade diri, biar Allah swt juga semakin sayang.

Leave a Reply

About me

Foto saya
Just a simple girl, tidak cukup beberapa huruf disini untuk menggambarkan siapa saya | anak bungsu dari Keluarga bugis yang tersesat di Kalimantan | ♥ Buku, Laut, Cg, Sheila On Seven, Hijau, Jalanjalan, dan Makan Enak | Urban Farming, and Go Green!
Diberdayakan oleh Blogger.