Me versus Labu Kjehdal

Sebenarnya blog ini bukan sebuah diary atau catatan harian saya, tapi karena hari ini merupakan hari yang penuh dengan pembelajaran maka saya akan sedikit berbagi cerita (lagi). Ini tentang kejadian pagi hari di Laboratorium Tanah Fakulatas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat, tepatnya di Lab Kimia. sudah dua semester ini saya sering berada di Lab dan alhamdulillah dipercaya sebagai analyst untuk beberapa proyek penelitian Dosen.

Ceritanya, hari ini adalah hari pertama saya menginjakkan kaki di Lab setelah libur lebaran idul adha dan mengerjakan kembali analisa Tanah yang belum selesai. sebenanrya hari ini juga badan sudah lumayan sehat untuk kembali beraktifitas seperti biasanya. ya, aktifitas yang melelahkan dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore lebih. sudah hampir 5 hari tubuh seperti kekurangan gizi, padahal masih tetap gendut. bahkan tekanan darah hanya mencapai 100/60 dengan kondisi selalu demam dimalam hari. heran sebenarnya, tapi selalu ingat bahwa sakit adalah penghapus dosa-dosa. jadi, masih bisa di bawa santai.

Oya, selain kondisi badan yang lumayan tidak baik akhir akhir ini. Urusan perasaan juga sangat sangat sangat sangat tidak menyenangkan. mungkin kalau sakit masih bisa di tahan tahan, tapi percayalah, berhadapan dengan urusan perasaan tidak akan pernah ada habis habisnya. perlu di katakan bagai mana perasaan saya hari ini? ya, saya sangat sedih. seberapa tingkat sedinya? sepertinya cukup Allah saja yang tau. sekali lagi, blog saya bukan diary. Marah, kecewa, takut, dan sekeluarganya itu sudah cukup membuat saya susah tidur dan uring uringan.

Pagi ini memang rencananya mau menganalisa Nitrogen. karena analisa ini harus mendekstruksi tanah terlebih dahulu (memasak tanah sampai berubah jadi ekstrak yang berbentuk larutan bersama asam sulfat), jadi sebenarnya sangat maleeeessss pagi pagi sudah berhadapan dengan ini. Males berhadapan dengan asam sulfat yang bikin mabok, dan kulit tangan yang mengelupas. Asam sulfat memang merupakan asam yang kuat, kalau terkena tisu attau kertas aja satu tetes bisa bikin tisu itu warnanya hitam terbakar, kalau ditetesin di lantai bisa bikin lantai keramik itu korosit. *jangan membayangkan kalau terkena kulit*. 

Sebelum melakukan analisa, sahabatku Riza datang dari banjarmasin. karena baru saja bertemu, dengan gombal gembel yang sering dia kasih tiap hari sampai sudah jadi sarapan dan bikin mabok. sambil mempersiapkan alat dan bahan buat analisa, aku dan eza memulai percakapan kecil pagi ini.
Riza : Assalamualaikum oty, aduh cantiknya, sudah sehat?
Oty  : Wa'alaikumsalam eza, alhamdulillah sehat. maaf lahir dan batin ya eza.
Riza : Iya sama sama, aku kangen eh sama oty. *nyengir*
Oty : terimakasih, oya, eza labu kjehdal mana ya? oty mau pake buat dekstruksi? *muka o'on dari tadi keliling lab cari labu kjehdal*
Riza : di atas meja ga ada? tunggu aku carikan.
setelah dapat, eza ngasih 7 buah labu kjehdal yang disimpan dalam keranjang
Oty : Alhamdulillah dapat, aku nyari dari tadi ga ada dapat. pagi ini aku kenapa o'on banget ya? *senyum polos, sambil pegang pegang keranjaang yang isinya labu kjehdal*
Riza : kalau ada apa apa itu cerita, jangan dipendam sendiri, nanti.....
belum selesai eza ngomong, dia balik badan dan tidak sengaja menyenggol keranjang kjehdal yang masih ku pegang, Terjadilah hal yang SANGAT TIDAK INGIN TERJADI. keranjang jatuh kelantai bersama 7 buah labu kjehdal yang sekarang sudah tidak berbentuk lagi. semuanya PECAH. tidak ada yang bisa di pakai. dan aku cuma bisa MENGANGA melihat puing puing peecahan labu kjehdal berserakkan di lantai, bahkan melukai kakiku.

Ini bukan hal yang lucu. mukaku pucat. aku sangat sangat sangat ketakutan. berharap yang tadi itu hanya mimpi atau halusinansi karena aku belum begitu sehat, atau kerena demamku yang tidak juga turun dari tadi malam. rasanya baru 5 dekit yang lalu aku memegang erat keranjang itu di tanganku. Eza juga shock. dia langsung berteriak "OTY MENJAUH" agar pecahan labu tidak menyentuh kakiku. tapi telat, aku sudah duluan menginjak pecahan labu dan yang pastinya itu berdarah. Sumpah, aku sama sekali tidak merasakan sakit. aku hanya diam melihat kakiku berlumuran darah. aku masih ketakutan. aku takut analyst lab lain (sesepuh) kalau tau ini bisa sangat marah. untuk kesekian kalianya, aku membuat masalah lagi disini.

Eza dengan cepat membersihkan pecahan labu yang berserakan di lantai. aku masih diam berdiri shock melihat muka keetakutan eza. kami sama sama takut. setelah rapi, eza membawaku ke Lab biologi dan mencoba menenangkanku dengan berkata "sudah, semuanya akan baik baik saja". Allahuakbar Reza, bagaimana aku bisa tenang, kita baru saja memecahkan 7 buah labu kjehdal, yang limited editions itu! yang harga satuannya mencapai Rp 400.000,- Lebih. bagaimana aku bisa tenang!. aku tidak bisa bersuara lagi. tanpa sadar, air mataku sudah meluap dengan derasnya. air mata yang ku tahan tanah dari kemarin juga ikut meluap bersama rasa takut. aku cuma bisa menangis, dan perasaanku rasanya campur aduk.

Tanpa menghiraaukan lainnya, aku menelpon kesana kemari mencari tau dimana ada jual labu kjehdal via telpon, mulai banjarbaru sampai banjarmasin, semua toko yang  menjual alat laboratorium mengatakan hal yang sama "labu kjehdal sedang kosong". aku hampir mati tidak bisa bernafas, hampir mati menarik nafas panjang untuk bisa berhenti menangis. aku dan reza mencek rekening masing masing untuk mengganti 7 buah labu kjehdal hari ini, dengan harga yang sebegitu MAHALNYA mulai mengikhlaskan tabungan. aku mulai mencoba menghubungi beberapa temanku di malang,  di bandung, dan di jogja untuk mengirimkan labu kjehdal hari ini, tapi hasilnya juga sama  "labu kjehdal sedang kosong", ready 10 hari lagi.

Aku tambah menangis, mataku sudah mirip bola pingpong. Eza mencoba menghibur dengan berbagai gaya. tapi aku tetap menangis. dalam hati "ya Allah, ada apa dengan hari ini, kenapa aku tidak teliti, teledornya aku, bodohnya aku ya Allah. kalaupun harus mengganti ini aku siap, tapi kenapa harus aku dan reza yang mengalaminya? apa kami terlalu banyak bercanda? apa ada hak hak orang lain yang kami makan, atau ada apa ya Allah". mudahnya Allah memberikan pelajaran buat kita hari ini. tapi disisi lain juga mikir "gimana kalau tadi Labu kjehdalnya sudah ada asam sulfat, gimana kakiku". tiba tiba sadar, kakiku masih berdarah. aku masih nangis, mencoba membersihkan luka sendiri, kemudian berwudhu. Istighfar banyak banyak. sudah siap berhadapan dengan dosen dosen, kepala laboratorium, hinaan sesepuh di lab, dan segala macam. AAKKKKKKK, betapa buruknya hari ini.

Setelah tadi dirasa sudah tenang, saya mencoba memberanikan diri untuk bilang sama Ibu Titin (dosen yang penelitiannya sedang saya kerjakan). gak kuat tahan tangis, akhirnya sambil bilang sambil nangis
Oty : Bu, maaf, oty sama eza hari ini mecahkan labu kjehdal 7 buah
Ibu : Loh, kenapa bisa? mana labunya? *panik*
Oty : Itu di keranjang sampah *kemudian menceritakan kronologi kejadian*
Ibu : dengan santai "oh ya sudah, nanti kita ganti, kita beli yang baru, kita banyak aja punya duit, sudah jangan panik, kejadian yang begini di lab itu wajar, namanya juga belajar"
Oty dan eza : *JOGET JOGET, KAYANG, SALTO DI BUNDARAN BANJARBARU* Rasanya mau begitu. 

hhhhhhhhhhhhhhhhh...
Kejadian hari ini memang jadi pelajaran berharaga dan sebagai peringatan keras! Alhamdulilllah semuanya baik baik aja, alhamdulilllah kakiku juga tidak begitu sakit, Alhamdulillah kepala Lab ga marah, Alhamdulillah. Selanjutnya tidak boleh membawa masalah pribadi ke pekerjaan, apalagi sampai kefikiran, harus fokus. Besok besok ga mau lagi pegang labu kjehdal!

Terimakasih Allah, segalalnya terjadi dengan kehendakmu, dan selesai juga karena kehendakmu. Jangan pernah lupa mengingatkanku ketika aku mulai lupa. sangat mencintaimu.

Leave a Reply

About me

Foto saya
Just a simple girl, tidak cukup beberapa huruf disini untuk menggambarkan siapa saya | anak bungsu dari Keluarga bugis yang tersesat di Kalimantan | ♥ Buku, Laut, Cg, Sheila On Seven, Hijau, Jalanjalan, dan Makan Enak | Urban Farming, and Go Green!
Diberdayakan oleh Blogger.