PENDAHULUAN
Berdasarkan sumber karbon yang
digunakan, mikroorganisme dapat dibedakan menjadi autotrof yaitu yang dapat
mensintesis semua komponen selnya dari CO2 dan heterotrof yaitu yang
membutuhkan satu atau lebih senyawa sederhana seperti asam asetat, ada pula
yang memerlukan banyak macam senyawa organik dari yang sederhana sampai yang
kompleks (Schlegel, 1993).
Selanjutnya autotrof dan heterotrof
dikelompokkan berdasarkan sumber energinya yaitu :
1.
Fotoautotrof
Autotrof yang dapat memanfaatkan
energi cahaya matahari dengan bantuan pigmen fotosintetik.
2.
Khemoautotrof
Autotrof yang memperoleh energi dari
oksidasi senyawa anorganik sederhana seperti nitrit, nitrat, dan sulfide.
3.
Fotoheterotrof
Autotrof yang dapat memanfaatkan
energi cahaya matahari tetapi perlu sumber karbon organik seperti alcohol.
4.
Khemoheterotrof
Autotrof yang perlu sumber energi
organik seperti glukosa atau asam amino (Schlegel, 1993).
Sumber Nitrogen bagi mikroorganisme
autotrofik ialah senyawa anorganik dan bagi heterotrof dapat berupa asam amino
atau senyawa antara protein seperti peptida, proteosa dan pepton.
Mikroorganisme juga memerlukan
unsur-unsur logam seperti Na, K, Ca, Mg, Mn, Fe, Zn, Cu, P dan Co untuk
pertumbuhannya. Namun Unsur-unsur ini diperlukan dalam jumlah sedikit. Faktor tumbuh
adalah komponen esensial yang tidak dapat disintesis sendiri dari sumber dasar
karbon dan nitrogennya, dapat berupa asam amino atau vitamin. Bagi
mikroorganisme heterotrof pada umumnya, kebutuhan faktor tumbuh sudah dipenuhi
oleh ekstrak daging. Sedangkan bagi pathogen tertentu, diperlukan medium yang lebih
rumit seperti agar darah.
Keasaman (pH) medium perlu
diperhatikan karena mempengaruhi kerja enzim. Sebagian besar bakteri tumbuh
baik pada pH sekitar 7. Untuk itu pH medium harus disesuaikan dulu. Sedangkan
untuk patogen biasanya perlu pH alkali. Ada dua macam medium berdasarkan
komposisinya yaitu medium sintetik yang komposisinya diketahui pasti dan dibuat
dari bahan-bahan dengan kemurnian tinggi dan ditentukan dengan tepat, serta
medium non sintetik atau kompleks yang komposisinya tidak diketahui pasti
seperti ekstrak daging dan pepton (Schlegel, 1993).
Medium serbaguna adalah medium yang
dapat menunjang pertumbuhan sebagian besar bakteri seperti medium nutrien cair.
Sedangkan medium yang mengandung zat-zat kimia tertentu yang dapat menghambat
pertumbuhan suatu kelompok mikroorganisme tanpa menghambat pertumbuhan
mikroorganisme yang diinginkan disebut medium selektif. Ada pula medium
diferensial, yang dapat membedakan berbagai tipe bakteri (Schlegel,
1993).
Berdasarkan konsistensinya, medium
dapat dibedakan menjadi medium cair, padat dan semi padat. Medium cair
digunakan untuk pembiakan dalam jumlah besar,mengamati terjadinya fermentasi
dan berbagai uji lain. Medium padat digunakan untuk mengamati kenampakan atau
morfologi koloni dan mengisolasi biakan murni. Sedangkan medium semi padat
untuk menguji motilitas dan kemampuan fermentasi. Medium padat dapat
dibuatdengan menambah bahan pemadat berupa agar. Untuk membuat semi padat,
bahan pemadat ditambahkan dengan konsentrasi lebih kecil. Bahan yang digunakan
untuk pemadat ialah bahan yang tidak dapat digunakan oleh sebagian besar
mikroorganisme seperti agar-agar, gelatin atau silika gel. Yang paling banyak
digunakan adalah agar-agar, yang larut bila dipanaskan sampai suhu 100°C dan
tetap cair bila didinginkan sampai 43°C.
Pada saat ini telah tersedia medium
dalam bentuk terdehidrasi (bubuk) sehingga penyiapan medium menjadi sangat
mudah, tinggal menimbang, melarutkan dalam air, menyesuaikan pH-nya,
menempatkan dalam wadah dan mensterilkan.
Dalam
pembuatan media dapat digunakan 3 buah larutan peptone dengan pH 7,9 yang
berfungsi untuk membantu pembiakan media. Larutan PCA (Potato Clostirel agar)
dengan menggunakan media bakteri dan larutan PDA (Potato Dextrose Agar) dengan
menggunakan tempe (kapang) atau tomat (Khamir). Pembuatan media ini harus
dipersiapkan selama 2-3 minggu.
Penyiapan media komersial ini pada umumnya mengikuti langkah-langkah
sebagai berikut :
1.
Setiap komponen atau medium terhidrasi (bubuk)
dilarutkan ke dalam aquades atau air suling pada volume yang tepat dan sesuai.
2.
pH media ditentukan dan disesuaikan dengan nilai
optimum pertumbuhan mikroba sebagaimana tertera pada
kemasan media komersial.
3.
Dituang ke dalam media yang
sesuai, seperti erlenmeyer atau tabung labu dan disumbat dengan penutup yang
kuat.
4.
Disterilisasi dengan suhu dan waktu yang adequate
(memadai) sesuai dengan yang tertera pada kemasan. (Umumnya pada suhu 121oC
selama 15 menit).
Komponen
anorganik maupun organik merupakan substrat ataupun medium yang baik bagi kehidupan
mikroorganisme. Mikroorganisme penghuni tanah merupakan campuran populasi dari
protozoa (amoeba, flagllata, cilliata), bakteri (clostridium, rhizobium), alga
(ganggang) seperti alga biru, hijau dan jamur terutama jamur bertingkat rendah
seperti jamur lender, berbagai ragi, dan berbagai phyromycetes dan ascomycetes
(Dwijoseputro, 1998).
Tujuan praktikum ini adalah agar dapat melakukan pembuatan
media pertumbuhan Nutrient Bront dan
Potato Dexrose Agar untuk tempat tumbuh media yang ingin diamati.
TINJAUAN PUSTAKA
Mikroorganisme
yang ingin kita tumbuhkan, yang pertama harus dilakukan adalah memahami
kebutuhan dasarnya kemudian memformulasikan suatu medium atau bahan yang akan
digunakan. Air sangat penting bagi organisme bersel tunggal sebagai komponen
utama protoplasmanya serta untuk masuknya nutrien ke dalam sel. Pembuatan
medium sebaiknya menggunakan air suling. Air sadah umumnya mengandung ion
kalsium dan magnesium yang tinggi. Pada medium yang mengandung pepton dan
ektrak daging, air dengan kualitas air sadah sudah dapat menyebabkan
terbentuknya endapan fosfat dan magnesium fosfat (Hadioetomo, 1993).
Media
berfungsi untuk menumbuhkan mikroba, isolasi, memperbanyak jumlah, menguji
sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba, dimana dalam proses
pembuatannya harus disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk
menghindari kontaminasi pada media. Berikut ini beberapa media yang sering
digunakan secara umum dalam mikrobiologi.
Nutrien
agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. Nutrien Agar juga
digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif,
dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media sederhana
yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. Selain itu Nutrien Agar merupakan
salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji
biasa dari air, sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk
pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam
kultur murni.
Untuk
komposisi nutrien agar adalah eksrak beef 10 g, pepton 10 g, NaCl 5 g, air
desitilat 1.000 ml dan 15 g agar/L. Agar dilarutkan dengan komposisi lain dan
disterilisasi dengan autoklaf pada 121°C selama 15 menit. Kemudian siapkan
wadah sesuai yang dibutuhkan (Schlegel, 1993).
Potato Dextrose Agar (PDA) digunakan
untuk menumbuhkan atau yeast dan kapang. Dapat juga digunakan untuk enumerasi
yeast dan kapang dalam suatu sampel atau produk makanan. PDA mengandung sumber
karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari 20% ekstrak kentang dan 2%
glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir tetapi kurang baik
untuk pertumbuhan bakteri. Cara membuat PDA adalah mensuspensikan 39 g media
dalam 1 liter air yang telah didestilasi. campur dan panaskan serta aduk. Didihkan
selama 1 menit untuk melarutkan media secara sempurna. Sterilisasi pada suhu
121°C selama 15 menit. Dinginkan hingga suhu 40-45°C dan tuang dalam cawan
petri dengan pH akhir 5,6+0,2 (Schegel, 1993).
Memformulasikan
suatu medium atau bahan yang akan digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di
dalamnya harus memperhatikan berbagi macam ketentuan seperti jika yang ingin
kita membuat medium untuk organisme bersel tunggal, biasanya air sangat penting
sebagai komponen utama protoplasmanya serta untuk masuknya nutrien ke dalam
sel.
Pembuatan
medium agar padat, digunakan agar-agar, gelatin atau gel silika. Bahan agar
yang utama adalah galaktan (komplek karbohidrat yang diekstrak dari alga genus
Gelidium). Agar akan larut atau cair pada suhu hampir 100oC dan akan cair
apabila kurang lebih 43oC (Hadioetomo, 1993).
Menurut
Schlegel (1993) agar merupakan media tumbuh yang ideal yang diperkenalkan
melalui metode bacteriaological.
Organisme
hidup memerlukan nutrisi untuk pertumbuhannya. Subtansi kimia organik dan inorganik
diperoleh dari lingkungan dalam berbagai macam bentuk. Nutrien diambil dari
likungan kemudian ditransformasikan melalui membran plasma menuju sel. Di sel
beberapa nutrisi diolah menghasilkan energi yang digunakan dalam proses seluler
(Lim, 1998).
Bakteri
dalam medium juga memerlukan makanan untuk pertumbuhannya. Bakteri yang tidak
punya akar harus berada pada permukaan larutan makanan yang cair. Pertumbuhan
bakteri berarti meningkatnya jumlah sel yang konstituen (yang menyusun).
Apabila disusun 10 bakteri dalam 1 ml medium yang cocok dan 24 jam kemudian
ditemukan 10 juta bakteri tiap milimeternya, maka terjadilah pertumbuhan
bakteri. Meningkatnya jumlah bakteri terjadi dengan proses yang disebut dengan
pembelahan biner, dimana setiap bakteri membentuk dinding sel baru (Volk,
1993).
Bahan
dan Alat
Bahan
Bahan
yang digunakan pada praktikum ini adalah Kentang 200 gram, Agar 200 gram,
Dextrose 20 gram, dan Aquades 1 liter.
Alat
Alat
yang digunakan pada praktikum ini adalah Pisau, Timbangan elektrik/neraca
elektrik, Cawan petri, Botol C 1000, Panci, Kompor, Tabung erlenmeyer, Pengaduk,
dan Autoklaf.
Waktu
dan Tempat
Pelaksanaan praktikum ini
berlangsung pada hari Selasa, 9 November 2010 pada pukul 08.00 - 11.00 WITA. Bertempat di
Laboratorium Fitopatologi Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat.
Prosedur kerja
1. Kupas
kentang, potong berbentuk dadu.
2. Tibang
kentang dengan berat 200 gr dengan neraca analitik.
3. Timbang
dextrose 20 gr dan juga agar sebanyak 20 gr.
4. Masukkan
air kedalam panci sebanyak 1l kemudian didihkan.
5. Masukkan
kentang yang telah dipotong dadu kedalam air mendidih tunggu hingga kentangnya
empuk.angkat disaring kemudian masukkan kedalam tabung erlenmeyer.
6. Setelah
itu masukkan lagi air kedalam panci dengan takaran yang sama, kemudian masukkan
dextrose 20 gr aduk hingga rata. Setelah 1 menit masukkan agar 20 gr kemudian
aduk hingga merata.
7. Angkat,
masukkan ke dalam labu erlenmeyer tutup rapat dengan kapas.
8. Balut
dengan cling worp, kemudian masukkan kedalam autoklaf.
9. Letakkan
keatas kompor, tunggu sampai keuar uap dari dalam autoklaf, hitung hingga 15
menit atau pada tekanan atur/15psi matikan kompor. Tunggu hingga 30 menit
kemudian ambil media dari dalam autoklaf tuangkan kedalam cawan petri.
10. Balut
cawan petri dengan cling worp dengan rapat.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tabel 1. Hasil
Praktikum Media Pertumbuhan Tanaman menggunakan Potatao Dextrose Agar (PDA)
Gambar
|
Keterangan
|
Alat dan Bahan
|
|
Potongan-potongan kentang yang sudah
dibentuk menjadi seperti dadu
|
|
Penimbangan kentang menggunakan neraca
analitik sebanyak 200 gram
|
|
Pengukuran Air aquades sebanyak 1
liter
|
|
Perebusan Air sampai mendidih
|
|
Perebusan Kentang sampai empuk dan
matang
|
|
Pembuatan ekstrat Kentang
|
|
Perebusan Agar sebanyak 20 gram
|
|
Pencampuran rebusan Agar dengan
Dekstrose sebanyak 20 gram
|
|
Penuangan media kedalam erlenmeyer
|
|
Pengukusan media menggunakan autoklap
|
|
Media pertumbuhan yang siap
dipindahkan
|
|
Media tumbuh
yang telah dipindahkan kedalam cawan petri dan C 1000
|
Pembahasan
Media
pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran
zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya.
Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang
dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan
isolat mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi
media pertumbuhannya. Media harus mengandung unsur-unsur yang diperlukan untuk
metabolisme sel yaitu berupa unsur makro seperti C, H, O, N, P; unsur mikro
seperti Fe, Mg dan unsur pelikan/trace element.
Alat
yang akan digunakan dalam suatu penelitian atau praktikum harus disterilisasi
terlebih dahulu untuk membebaskan semua bahan dan peralatan tersebut dari semua
bentuk kehidupan. Sterilisasi merupakan suatu proses untuk mematikan semua
organisme yang teradapat pada suatu benda. Proses sterilisasi dapat dibedakan
menjadi 3 macam, yaitu penggunaan panas (pemijaran dan udara panas),
penyaringan, dan penggunaan bahan kimia (etilena oksida, asam perasetat,
formaldehida dan glutaraldehida alkalin).
Pertumbuhan
bakteri selain memerlukan nutrisi, juga memerlukan pH yang tepat. Kebanyakan
bakteri tidak dapat tumbuh pada kondisi yang terlalu basa, kecuali Vibrio
cholerae yang dapat hidup pada pH lebih dari 8. Suhu juga merupakan variabel
yang perlu dikendalikan. Kelompok terbesar yaitu mesofil, suhu optimum untuk
pertumbuhannya 20-40oC. PH merupakan faktor yang sangat mempengaruhi suatu
keberhasilan dalam pembuatan medium sehingga kondisi pH yang terlalu basa atau
terlalu asam tidak cocok untuk dijadikan medium mikroba karena mikroba tidak
dapat hidup pada kondisi tersebut. Medium didiamkan atau disimpan selama 2 x 24
jam untuk menyakinkan bahwa medium masih steril, karena selain pH sebagai
penentu tumbuhnya mikroba, alat dan medium yang steril juga menentukan.
Pada
praktikum pembuatan media agar padat di perlukan takaran agar yang benar. Jika
pembuatannya terlalu pekat maka Aw rendah sehingga mikroorganisme tak akan
tumbuh dengan baik. Dan sebaliknya jika pembuatan media terlalu encer maka
nutrisi sedikit dan hal tersebut menyebabkan mikoorganisme terhambat
pertumbuhannya pula. Selain itu, cawan setelah agar memadat lebih baik
meletakan medianya pada posisi terbalik, hal ini bertujuan agar uap air yang
terbentuk ketika di lakukan proses inkubasi tidak menetes pada koloni bakteri.
Dan jika sampai ditetesi air maka kemungkinan besar bentuk koloni akan berubah
karena sudah terkontaminasi.
Media-media
yang dapat di gunakan dalam uji mikrobiologi ini antara lain:
1.
PCA (Plate Count Agar): Di gunakan sebagai media
pertumbuhan bakteri
2.
PDA (Potato Dextrose Agar): Digunakan sebagai media
pertumbuhan khamir dan kapang
3.
Pepton: sebagai bahan pengencer
Media
pengencer berfungsi untuk mengencerkan konsentrasi nutrisi dan mengurai koloni
mikroorganisme yang bergerombol padat sehingga dapat di amati dan di ketahui
jumlah mikroorganisme secara spesifik dan untuk mendapatkan perhitungan yang
tepat.
PENUTUP
Kesimpulan
1.
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan
yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan
mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media
berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel.
2.
Pertumbuhan bakteri selain memerlukan nutrisi, juga
memerlukan pH yang tepat.
3.
Pada proses pengenceran di gunakan peptone untuk
membuat medium cair, sedangkan untuk media cawan agar menggunakan PCA dan PDA.
4.
Diharapkan dapat menjaga kondisi aseptis lingkungan
serta perlengkapan dalam pembuatan media agar dapat menghasilkan mikroba yang
diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Diliello.
R. L. 2002. Methods In Rood and Dairy
Microbiology. Avy Publishing. Inc. New York.
Dwijoseputro,
D. 1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi.
Djambatan. Malang.
Stanier,
Y. R. Dkk. 2001. The Microbial World.
Prenticel Hall. Inc. EigleWood. New Jersey.
Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan, Jakarta.
Hadioetomo, R.S. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Gramedia, Jakarta.
Lim,D. 1998. Microbiology,
2nd Edition. McGrow-hill book, New york.
Schegel,
G.H. 1993. General Microbiologi seventh
edition. Cambrige University Press, USA.
Suriawiria, U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Papas Sinar Sinanti, Jakarta.
Volk
, W. A & Wheeler. M. F. 1993. Mikrobiologi
Dasar Jilid 1 Edisi ke 5. Erlangga, Jakarta.