PENDAHULUAN
Latar
belakang
Mineral
diperlukan oleh tanaman terutama dalam transpor. Misalkan suatu zat mineral
berupa larutan hinggap pada salah satu daun, maka dalam hitungan detik, zat
tersebut diserap oleh ektodesm yang ada pada permukaan daun. Dan tidak lama
kemudian zat tersebut dialirkan ke bagian-bagian tanaman. Kejadian ini
berkaitan erat dengan adanya proses fotosintesis di daun (Acehpedia, 2010).
Pertumbuhan dan produksi suatu tanaman dipengaruhi
oleh faktor tanah, iklim dan tanaman itu sendiri yang semuanya saling
berin-teraksi satu sama lainnya. Tanah atau lahan sebagai tempat tumbuh tanaman
tidak selalu mengandung unsur hara yang cukup dan dalam keadaan siap untuk
diserap tanaman. Keadaan ini seringkali menimbulkan problema dalam meningkatkan
produksi tanaman. Pada tanah yang miskin akan unsur hara perlu diadakan
pemberian unsur hara yang dikenal dengan “pemupukan” (Anonim, 2010).
Sudah
menjadi rahasia umum bahwa petani dalam menerapkan kegiatan agronomis terutama
dalam pemupukan hanya mengandalkan pupuk konvensional seperti Urea, SP-36, KCl
maupun ZA yang semuanya hanya dapat memenuhi unsur hara salah satu makro
seperti N, P, K atau S saja. Sementara itu unsur lain yang dibutuhkan tanaman
tidak itu saja meliankan ada 16 macam unsur yang terbagi atas unsur hara makro
(C,H,O,N,P,K.Ca,Mg dan S) dan unsur mikro (Fe, Mn, Mo, B, CU,Zn, dan Cl)
(Anonim, 2010).
Walaupun sekarang banyak beredar pupuk majemuk
alternatif yang diproduksi industri pupuk dan beredar di pasaran yaitu
campuran dari pupuk tunggal dengan berbagai kompoisisi dan merk dagang berbeda. Bahkan ada pula
pupuk yang sudah terkandung semua unsur hara dalam satu kemasan. Namun,
kenyataan dilapangan petani saat ini masih banyak yang enggan untuk
menggunakannya. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan petani mengenai jumlah
dan jenis unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Sehingga tidaklah mengherankan
bila penerapan pemupukan tidak diikuti dengan peningkatan produksi karena hanya
memenuhi beberapa unsur hara makro saja, sementara unsur mikro yang lain tidak
terpenuhi. Padahal meskipun dibutuhkan dalam jumlah yang lebih sedikit, unsur
mikro ini tidak kalah pentingnya dengan unsur hara makro sebagai komponen
struktural sel yang terlibat langsung dalam metabolisme sel dan aktivitas enzim
(Anonim, 2010).
Tujuan
praktikum
Tujuan
dari praktikum ini adalah untuk membuktikan
pertumbuhan berbagai biji pada berbagai media tumbuh (pasir + tanah, tanah +
pupuk organik, dan Tanah +
NPK).
TINJAUAN
PUSTAKA
Keberadaan
unsur mikro dalam tanah dipengaruhi oleh dua macam yaitu bahan induk tanah dan
bahan organik tanah. Kandungan unsur hara mikro tanah dipengaruhi oleh bahan
induk atau batuan dasar dari tanah itu sendiri. Adanya proses pelapukan
menyebabkan mineral yang mengandung unsur mikro akan mengalami perubahan dan
membentuk oksida atau sulfida dari Fe, Mn, Cu dan Zn; silikat sekunder yang
mengandung Fe dan Zn; serta anion dalam borat dan molibdat. Dengan demikian,
defisiensi unsur hara mikro sering dihubungkan dengan kadar unsur mikro yang
rendah dari bahan induk yang terangkut (Anonim, 2010).
Bahan organik merupakan sumber unsur mikro tanah yang
setelah mengalami proses dekomposisi akan tersedia bagi tanaman. Itulah
sebabnya kadar unsur mikro yang belum digarap lebih banyak pada lapisan atas
dibandingkan lapisan bawah karena banyaknya kandungan bahan organik
(Anonim, 2010).
Unsur
Hara makro maupun mikro walaupun berbeda dalam jumlah kebutuhanya,namun dalam
fungsi pada tanaman,masing-masing unsur sama pentingnya dan tidak bisa
digantikan satu sama lain.kalau diilustrasikan ibarat roda mobil dengan setir
/kemudi.dalam junlah kebutuhan ,roda dibutuhkan lebih banyak daripada
kemudi,namun dari segi kepentinganya,roda tidak dapat mengalahakan kemudi.dalam
hal ini unsur hara mempunyai fungsi dan peran khusus sendiri-sendiri terhadap
proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman,sehingga ketika terjadi kekurangan
salah satu dari unsur hara tersebut maka akan mengakibatkan tidak optimalnya pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Unsur
Hara yang diberikan pada tanaman sebaiknya sudah dalam bentuk ion seperti:
NH,HPO,K,Mg,SO, dan lain-lain agar langsung dapat diserap tanaman. (Anonim, 2010).
Adapun beberapa maalah yang ditimbulkan akibat
kekurangan unsur-unsur pada tanah maupun tanaman adalah sebagai berikut :
- Kekurangan
hara makro
a.
Nitrogen (N)
Gejala sehubungan dengan kekurangan
unsur hara ini dapat terlihat dimulai dari daunnya, warnanya yang hijau agak
kekuningan selanjutnya berubah menjadi kuning . Jaringan daun mati dan inilah
yang menyebabkan daun selanjutnya menjadi kering dan berwarna merah
kecoklat-an.Pada tanaman dewasa pertumbuhan yang terhambat ini akan berpengaruh
pada pertumbuhan, yang dalam hal ini perkembangan buah tidak sempurna, umumnya
kecil-kecil dan cepat matang. Kandungan unsur N yang rendah dapat menimbulkan
daun penuh dengan serat, hal ini dikarenakan menebalnya membran sel daun
sedangkan selnya sendiri berukuran kecil-kecil
b. Fosfor (P)
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa
fungsi fosfat dalam tanaman adalah: dapat mempercepat pertumbuhan akar semai,
mempercepat dan memperkuat pertumbuhan tanaman dewasa pada umumnya,
meningkatkan produk biji - bijian dan memperkuat tubuh tanaman padi-padian
sehingga tidak mudah rebah. Karena itu defisiensi unsur hara ini akan
menimbulkan hambatan pada pertumbuhan sistem perakaran, daun, dan batang.
c.
Kalium (K)
Defisiensi Kalium memang agak sulit
diketahui gejalanya, karena gejala ini jarang ditampakkan ketika tanaman masih
muda, jadi agak berlainan dengan gejala-gejala karena difisiensi N dan P.
Gejala yang terdapat pada daun terjadi
secara setempat-setempat. Pada permulaannya tampak agak mengkerut dan
kadang-kadang mengkilap dan selanjutnya sejak ujung dan tepi daun
tampakmenguning, warna seperti ini tampak pula di antara tulang - tulang daun,
pada akhirnya daun tampak bercak-bercak kotor, berwarna coklat, sering pula
bagian yang bercak ini jatuh sehingga daun tampak bergerigi dan kemudian mati.
Gejala yang terdapat pada batang yaitu batangnya lemah dan pendek - pendek
sehinga tanaman tampak kerdil. Gejala yang tampak pada buah misalnya buah
kelapa dan jeruk banyak yang berjatuhan sebelum masak, sedang masaknya buahpun
berlangsung sangat lambat.
d.
Kalsium (Ca)
Defisiensi
untuk Ca meyebabkan terhambatnya pertumbuhan sistem perakara, selain akar
kurang sekali fungsinyapun demikian terhambat, gejala-gejalanya yang timbul
tampak pada daun, dimana daun-daun muda selain berkeriput mengalami per-ubahan
warna, pada ujung dan tepi-tepinya klorosis ( berubah menjadi kuning) dan warna
ini menjalar diantara ujung tulang - tulang daun, jaringan-jaringan daun pada
beberapa tempat mati. Kuncup-kuncup yang telah tumbuh mati. Defisiensi unsur Ca
menyebabkan pula pertumbuhan tanaman demi-kian lemah dan menderita. Hal ini
dikarenakan pengaruh terkumpulnya zat-zat lain yang banyak pada sebagian dari jaringan-jaringannya.
Keadaan yang tidak seimbang inilah yang menyebabkan lemah dan menderitanya
tanaman ter-sebut atau dapat dikatakan karena distribusi zat - zat yang penting
bagi pertumbuhan bagian yang lain terhambat ( tidak lancar).
e.
Magnesium (Mg)
Unsur
Mg merupakan bagian pembentuk klorofil, oleh karena itu kekurangan Mg yang
tersedia bagi tanaman akan menimbulkan gejala-gejala yang tampak pada bagian
daun, terutama pada daun tua. Klorosis tampak pada diantara tulang-tulang daun,
sedangkan tulang-tulang daun itu sendiri tetap berwarna hijau. Bagian diantara
tulang-tulang daun itu secara teratur berubah menjadi kuning dengan bercak
kecoklatan. Daun-daun ini mudah terbakar oleh terik matahari karena tidak
mempunyai lapisan lilin, karena itu banyak yang berubah warna menjadi coklat
tua/kehitaman dan mengkerut. Defisiensi Mg menimbulkan pengaruh pula pada
pertumbuhan biji, bagi tanaman yang banyak menghasilakn biji hendaknya
diperhatikan pemupukannya dengan Mg SO4, MgCO3 dan Mg(OH)2.
f.
Belerang (S)
Defisiensi
unsur S gejalanya klorosis terutama pada daun-daun muda, perubahan warna tidak
berlangsung setempat-tempat, melainkan pada bagian daun selengkapnya, warna
hijau makin pudar berubah menjadi hijau yang sangat muda, kadang mengkilap
keputih-putihan dan kadang-kadang perubahannya tidak merata tetapi berlangsung
pada bagian daun selengkapnya. Perubahan warna ini dapat pula menjadi kuning
sama sekali, sehingga tanaman tampak berdaun kuning dan hijau, seperti misalnya
gejala-gejala yang tampak pada daun tanaman teh di beberapa tempat di Kenya
yang terkenal dengan sebutan " Tea Yellows" atau " Yellow
Disease"
- Kekurangan
unsur hara mikro
a.
Besi (Fe)
Defisiensi
zat besi sesungguh-nya jarang sekali terjadi. Terjadinya gejala-gejala pada
bagian tanaman terutama daun yang kemudian dinyatakan sebagai kekurangan
tersedia-nya zat Fe ( besi ) adalah karena tidak seimbang tersedianya zat Fe
dengan zat kapur pada tanah yang berkelebihan kapur dan yang bersifat alkalis.
Jadi masalah ini merupakan masalah pada daerah - daerah yang tanahnya banyak
mengandung kapur. Gejala-gejala yang tampak pada daun muda, mula-mula secara
setempat-tempat berwarna hijau pucat atau hijau kekuningan-kuningan, sedang
tulang-tulang daun tetap berwarna hijau serta jaringan-jaringannya tidak mati.
Selanjutnya pada tulang-tulang daun terjadi klorosis yang tadinya berwarna
hijau berubah menjadi warna kuning dan ada pula yang menjadi putih. Gejala
selanjutnya yang paling hebat terjadi pada musim kemarau, daun-daun muda yang
banyak yang menjadi kering dan berjatuhan. Tanaman kopi yang ditanam
didaerah-daerah yang tanahnya banyak mengandung kapur, sering tampak
gejala-gejala demikian.
b.
Mangan (Mn)
Gejala-gejala
dari defisiensi Mn pada tanaman adalah hampir sama dengan gejala defisiensi Fe
pada tanaman. Pada daun-daun muda diantara tulang -tulang daun secara
setempat-setempat terjadi klorosis, dari warna hijau menjadi warna kuning yang
selanjutnya menjadi putih. Akan tetapi tulang-tualng daunnya tetap berwarna
hijau, ada yang sampai ke bagian sisi-sisi dari tulang. Jaringan-jaringan pada
bagian daun yang klorosis mati sehingga praktis bagian-bagian tersebut mati,
mengering ada kalanya yang terus mengeriput dan ada pula yang jatuh sehingga
daun tampak menggerigi. Defisiensi ter-sedianya Mn akibatnya pada pembentukan
biji-bijian kurang baik.
c.
Borium (B)
Walaupun
unsur Borium sedikit saja diperlukan tanaman bagi pertumbuhannya tetapi kalau
unsur ini tidak tersedia bagi tanaman gejalanya cukup serius.
Pada
bagian daun, terutama daun-daun yang masih muda terjadi klorosis, secara
setempat-setempat pada permukaan daun bagian bawah, yang selanjutnya menjalar
ke bagian tepi-tepi nya. Jaringan-jaringan daun mati. Daun-daun baru yang masih
kecil-kecil tidak dapat berkembang, sehingga per-tumbuhan selanjutnya kerdil.
Kuncup-kuncup yang mati berwarna hitam/coklat. Kemudian Pada bagian buah
terjadi penggabusan, sedang pada tanaman yang menghasilkan umbi, umbinya kecil-kecil
yang kadang-kadang penuh dengan lubang-lubang kecil berwarna hitam, demikian
pula pada bagian akar-akarnya.
d.
Tembaga (Cu)
Defisiensi
unsur tembaga akan menimbulkan gejala-gejala sebagai seperti pada bagian daun
tampak layu dan kemudian mati (die back), sedang ranting-rantingnya berubah
warna menjadi coklat dan ahkirnya mati. Kemudian pada bagian buah umumnya
kecil-kecil berwarna coklat pada bagian dalamnya sering didapatkan sejenis
perekat (gum).
e.
Seng (Ze)
Tidak
tersediannya unsur Zn bagi pertumbuhan tanaman meyebabkan tanaman tersebut
mengalami beberapa pen-yimpangan dalam per-tumbuhannya. Penyimpangan ini
menimbulkan gejala-gejala yang dapat kita lihat pada bagian daun-daun yang tua.
Meliputi Bentuk lebih kecil dan sempit dari pada bentuk umumnya, klorosis
terjadi di antara tulang-tulang daun, daun mati sebelum waktunya dan kemudian
berguguran dimulai dari daun-daun yang ada di bagian bawah menuju ke puncak.
f.
Molibdenum (Mo)
Molibdenum
atau sering pula disebut Molibdin tersedianya dalam tanah dalam bentuk MoS2 dan
sangat dipengaruhi oleh pH, biasanya pada pH rendah tersedianya bagi tanaman
akan kurang. Defisiensi unsur ini menyebab-kan beberapa gejala pada tanaman,
antara lain per-tumbuhannya tidak normal, terutama pada sayur-sayuran. Secara
umum daun-daunnya mengalami perubahan warna, kadang-kadang mengalami
pengkerutan terlebih dahulu sebelum mengering dan mati. Mati pucuk (die back)
bisa pula terjadi pada tanaman yang mengalami kekurangan unsur hara ini.
g.
Si, Cl an Na
Unsur
Si atau Silisium hanya diperlukan oleh tanaman Serelia misalnya padi-padian,
akan tetapi kekurangan unsur ini belum diketahui dengan jelas akibatnya bagi
tanaman.
Defisiensi
unsur Cl atau Klorida dapat menimbulkan gejala pertumbuhan daun yang kurang
abnormal (terutama pada tanaman sayur-sayuran), daun tampak kurang sehat dan
berwarna tembaga. Kadang-kadang pertumbuhan tanaman tomat, gandum dan kapas menunjukkan
gejala seperti itu.
Defisiensi
unsur Na atau Natrium bagi pertumbuhan tanaman yang baru diketahui pengaruhnya
yaitu meng-akibatkan resistensi tanaman akan merosot terutama pada musim
kering. Tanpa Na tanaman dalam pertumbuhan-nya tidak dapat meningkatkan
kandungan air ( banyak air yang dapat dipegang per unit berat kering ) pada
jaringan daun. Gejala-gejal lainnya belum diketahui secara jelas.
h.
Unsur fungsional
Unsur
fungsional adalah unsur-unsur yang belum memenuhi kriteria unsur essensial seperti
yang dikemukakan oleh ARNON & STOKT sehingga unsur-unsur ini tidak dapat
digolongkan dalam unsur essensial, namun untuk penting untuk tanaman-tanaman
tertentu. Dengan adanya unsur fungsional ini dapat lebih memperbaiki
pertumbuhan dan kualitas hasil atau dengan kata lain, tanpa unsur fungsional
ini tanaman tetap dapat men-yelesaikan siklus hidupnya dengan sempurna dan
normal tetapi dengan adanya unsur ini maka pertumbuhan dan kualitas akan lebih
baik pada hasil tanaman tertentu, misalnya mentimun dapat mengantikan
sebagaimana peranan K pada tanaman kelapa. Contoh lain dengan pemberian Na pada
tanaman bit gula (Beta vulgaris) akan memperbesar umbi dua sampai tiga kali.
Dari hasil -hasil percobaan, ternyata pada tanaman kenaf dan Rosela (tanaman
serat) didapatkan bahwa kalau tanaman diberikan NaCl 100 ppm maka pertumbuhan
lebih baik dan berat kering meningkat jika dibandingkan dengan tanpa pemberian
NaCl.
Silikon(Si)
dapat menyebabkan batang tebu tahan terhadap hama penggerek batang. Cobalt (Co)
menyebabkan fiksasi N2 dari udara oleh bakteri bintil akar sehingga tanaman
Leguminosa akan mendapat NH3 lebih banyak. Silikon menyebabkan padi lebih tahan
terhadap serangan penyakit jamur.
Si
diserap dalam bentuk SiO4-
Co
diserap dalam bentuk Co++
Na
diserap dalam bentuk Na+
BAHAN DAN
METODE
Alat dan Bahan
Bahan dan alat yang digunakan pada
praktikum adalah sebagai berikut :
Bahan
Kacang kedelai
(Glycine max L.) sebagai biji
yang diamati.
Kacang Nagara
(Vigna cylindrica.) sebagai biji
yang diamati.
Jagung (Zea mays) sebagai biji yang diamati.
Media tanah sebagai media
tumbuh.
Pupuk organik sebagai media tumbuh.
Pupuk NPK sebagai media tumbuh.
Pasir sebagai media tumbuh.
Alat
Polybag sebagai
pembungkus media dan tempat menumbuhka biji .
Alat tulis
menulis sebagai alat bantu pengamatan.
Tempat dan Waktu
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 5 April
2010, pada pukul 14.25-16.05 WITA. Bertempat di Laboratorium Fisiologi Fakultas
Pertanian- Universitas Lambung Mangkurat.
Prosedur kerja
Prosedur
kerja pada praktikum adalah sebagai berikut :
1.
Siapkan alat dan
bahan yang diperlukan.
2.
3 buah polybag di
isi dengan media tumbuh (pasir + tanah, tanah + pupuk organik, dan Tanah +
NPK).
3.
Masukkan
masing-masing biji kacang kedalam polybag yang ada.
4.
Kemudian amati
pertumbuhan biji selama 4 hari berturut-turut.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Hasil
Hasil
pengamatan dari praktikum adalah sebagi berikut :
Tabel 1. Hasil pengamatan kecambah
No.
|
Kecambah
|
Bentuk kecambah
|
Jumlah yang berkecambah
Hari ke-
|
Keterangan
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
||||
1.
|
Kacang kedelai
(tanah + pupuk organik )
|
Lonjong
|
-
|
1
|
1
|
1
|
Kacang tumbuh normal, tingkat pertumbuhannya cepat dan
jumlah daunnya 2 helai.
|
2.
|
Kacang Nagara (tanah + pasir )
|
-
|
2
|
3
|
3
|
Kacang kedelai tumbuh sangat baik, jumlah daun masing-masing 2 helai dan batang besar dan
normal.
|
|
3.
|
Jagung (tanah + NPK)
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Pada benih jagung tidak terjadi pertumbuhan.
|
Tabel 2. Pengamatan normal dan tidak normal
No.
|
Kecambah
|
Keadaan perkecambah
|
Keterangan
|
|
normal
|
Tdk normal
|
|||
1.
|
a.
Kacang
kedelai
|
Ya
|
-
|
- Tumbuh dengan baik
|
b.
Kacang
kedelai
|
-
|
Ya
|
- Tidak tumbuh
|
|
c.
Kacang
kedelai
|
-
|
Ya
|
- Busuk
|
|
2.
|
a.
Kacang
Nagara
|
Ya
|
-
|
- Tumbuh dengan baik
|
b.
Kacang
Nagara
|
Ya
|
-
|
- Tumbuh dengan baik
|
|
c.
Kacang
Nagara
|
Ya
|
-
|
- Tumbuh dengan baik
|
|
3.
|
a.
Jagung
|
Ya
|
- Tidak tumbuh
|
|
b.
Jagung
|
Ya
|
- Tidak tumbuh
|
||
c.
Jagung
|
Ya
|
- Tidak tumbuh
|
Tabel 3. Pengamatan kelangsungan hidup kecambah
No.
|
Keterangan hidup
|
keterangan
|
1.
|
Kacang kedelai
|
Pertumbuhan kacang kedelai tidak sampai 100 %, dari 3
benih dan hanya 1 yang tumbuh.
|
2.
|
Kacang Nagara
|
100 % tumbuh subur dan baik.
|
3.
|
Jagung
|
Tidak terjadi pertumbuhan.
|
Tabel 4. Tanda-tanda yang muncul
No.
|
Benih
|
Tinggi akhir (cm)
|
Keterangan
|
1.
|
a.
Kacang
kedelai
|
6
|
Kacang membelah, tumbuh akar, kemudian disusul dengan
pertumbuhan batang dan daun.
|
b.
Kacang
kedelai
|
-
|
||
c.
Kacang kedelai
|
-
|
||
2.
|
a. Kacang Nagara
|
12
|
Pada hari ke 2 telah terjadi perkecambahan benih mulai
membelah kemudian tumbuh akar, batang dan daun.
|
b. Kacang Nagara
|
11
|
||
c. Kacang Nagara
|
9
|
||
3.
|
Jagung
|
-
|
Tidak tumbuh, biji berkerut
|
Pembahasan
Pada
praktikum kali ini, yaitu unsur-unsur
yang diperlukan tanaman telah
diketahui
benih yang digunakan yaitu kacang kedelai, kacang Nagara, dan jagung. Media tumbuh yang digunakan adalah hasil
campuran yaitu (pasir + tanah, tanah + pupuk organik, dan Tanah + NPK)
Hasil pengamatan dari praktikum
adalah sebagai berikut :
1.
Pengamatan kecambah
Kacang kedelai yang ditanam dalam media tanah + pupuk
organik memperlihatkan : kacang
yang tumbuh hanya 1 saja dengan
tumbuh normal, cepat dan jumlah daunnya 2. Sedangkan 2 biji kacang
kedelai lainya tidak tumbuh hal ini dikarenakan biji yang dugunakan tidak baik.
Kacang Nagara yang ditanam dengan menggunakan media tanah
+ pasir memperlihatkan : pada hari pertama semua tidak tumbuh, baru pada hari
kedua 2, benih tumbuh dan hari selanjutnya semua benih tumbuh. Semua kecambah tumbuh dengan baik.
Jagung yang ditanam dengan menggunakan media tanah + NPK
memperlihatkan : pada hari 1 sampai hari 4 tidak ada satu benih yang tumbuh.
2.
Pengamatan normal
dan tidak normal
Dari 3 benih kacang kedelai
hanya satu benih yang tumbuh dengan baik dan kemudian 2 benih sisanya tidak
tumbuh dan busuk, kacang nagara mengalami pertumbuhan yang baik dan semua benih tumbuh
dan dari 3 benih jagung tidak ada yang mengalami
pertumbuhan.
3.
Pengamatan
kelangsungan hidup kecambah
Kacang kedelai hanya ada
satu yang tumbuh, kacang nagara 100 % tumbuh, dan jagung 100 % tidak tumbuh.
4.
Pengamatan
tanda-tanda yang muncul
Dari 3 benih hanya satu
benih kacang kedelai yag tumbuh dan memiliki tinggi 6 cm dengan ciri-ciri
kacang membelah, tumbuh akar, batang dan daun. Semua benih kacang nagara tumbuh dan memiliki tinggi 12
cm, 11 cm, dan 9 cm, hal ini menunjukkan kacang kedelai paling baik daya
kecambahnya. Sedangkan
benih jagung semuanya tidak mengalami pertumbuhan, dan bijinya mengkerut.
KESIMPULAN DAN
SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh, maka
dapat disimpulkan bahwa :
1.
Benih yang paling
banyak tumbuh yaitu kacang nagara atau 100 %, sedangkan benih yang tidak tumbuh
semua atau 100 % adalah jagung.
2.
Dari ke 3 media
yang digunakan yang paling berhasil adalah media tanah + pasir.
Saran
Sebaiknya pada waktu praktikum melakukan
percobaan sesuai dengan prosedur percobaan, sebaliknya
praktikan lebih teliti dalam memilih
kualitas benih yang dipakai dalam percobaan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,
2010. Mineral bagi tanaman.
http://www.acehblogger.org.
Diakses pada hari Kamis/8 April
2010.
Anonim,
2010. Serba serbi rubrik. http://www.kebonkembang.com. Diakses pada hari Kamis/8 April
2010.