BAB
I. PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Jagung (Zea mays L.)
merupakan salah satu tanaman
pangan dunia yang terpenting, selain gandum
dan padi.
Sebagai sumber karbohidrat utama
di Amerika Tengah dan Selatan,
jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat.
Penduduk beberapa daerah di Indonesia
(misalnya di Madura dan Nusa Tenggara)
juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain sebagai sumber
karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan
ternak (hijauan
maupun tongkolnya), diambil minyaknya
(dari bulir),
dibuat tepung
(dari bulir, dikenal dengan istilah tepung jagung
atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung bulir dan tepung
tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa,
yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural.
Jagung yang telah direkayasa genetika
juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi.
Berdasarkan
temuan-temuan genetik,
antropologi,
dan arkeologi
diketahui bahwa daerah asal jagung adalah Amerika Tengah
(Meksiko bagian selatan). Budidaya jagung telah dilakukan di daerah ini 10.000
tahun yang lalu, lalu teknologi ini dibawa ke Amerika Selatan
(Ekuador)
sekitar 7000 tahun yang lalu, dan mencapai daerah pegunungan di selatan Peru
pada 4.000 tahun yang lalu. [1]
Kajian filogenetik
menunjukkan bahwa jagung budidaya (Zea mays ssp. mays) merupakan
keturunan langsung dari teosinte
(Zea mays ssp. parviglumis). Dalam proses domestikasinya,
yang berlangsung paling tidak 7.000 tahun oleh penduduk asli setempat, masuk
gen-gen dari subspesies lain, terutama Zea mays ssp. mexicana.
Istilah teosinte sebenarnya digunakan untuk menggambarkan semua spesies
dalam genus
Zea, kecuali Zea mays ssp. mays. Proses domestikasi
menjadikan jagung merupakan satu-satunya spesies tumbuhan yang tidak dapat
hidup secara liar di alam. Hingga kini dikenal 50.000 kultivar
jagung, baik yang terbentuk secara alami maupun dirakit melalui pemuliaan tanaman.
Akar jagung tergolong akar serabut
yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2
m. Pada tanaman Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150
hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh
kedua untuk tahap pertumbuhan generatif.
Tinggi tanaman jagung sangat
bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m,
ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari
permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan. Meskipun beberapa varietas dapat menghasilkan anakan (seperti padi), pada umumnya
jagung tidak memiliki kemampuan ini. Bunga betina jagung berupa
"tongkol" yang terbungkus oleh semacam pelepah dengan
"rambut". Rambut jagung sebenarnya adalah tangkai putik.
yang sudah cukup dewasa muncul akar
adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya
tanaman.
Batang jagung tegak dan mudah
terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak seperti padi atau gandum.
Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk
roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku.
Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin.
Daun
jagung adalah daun
sempurna.
Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai
daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu
tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stoma pada
daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stoma
dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting
dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun.
Jagung memiliki bunga jantan dan
bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu tanaman (monoecious). Tiap
kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi
oleh sepasang glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak
tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan
beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku,
di antara batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan
satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Beberapa
varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan
disebut sebagai varietas prolifik. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk
penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada bunga betinanya (protandri).
Biji
jagung kaya akan karbohidrat. Sebagian besar berada pada endospermium.
Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh bahan kering biji.
Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa campuran amilosa
dan amilopektin. Pada jagung ketan, sebagian besar atau
seluruh patinya merupakan amilopektin. Perbedaan ini tidak banyak berpengaruh
pada kandungan gizi, tetapi lebih berarti dalam pengolahan sebagai bahan
pangan. Jagung manis diketahui mengandung amilopektin lebih rendah tetapi mengalami
peningkatan fitoglikogen
dan sukrosa.
Selain
sebagai bahan pangan dan bahan baku pakan, saat ini jagung juga dijadikan sebagai
sumber energi alternatif. Lebih dari itu, saripati jagung dapat diubah menjadi
polimer sebagai bahan campuran pengganti fungsi utama plastik. Salah satu
perusahaan di Jepang telah mencampur polimer jagung dan plastik menjadi bahan
baku casing komputer yang siap dipasarkan.
Kacang tanah, kacang una, suuk,
kacang jebrol, kacang bandung, kacang tuban, kacang kole, kacang banggala (bahasa Yunani:
Arachis hypogaea L.,
bahasa Inggris: peanut, groundnut)
merupakan tanaman polong-polongan atau legum
dari famili Fabaceae,
kedua terpenting setelah kedelai di Indonesia. Kacang tanah
merupakan sejenis tanaman tropika. Ia tumbuh secara perdu setinggi 30 hingga 50
cm (1 hingga 1½ kaki) dan mengeluarkan daun-daun kecil. Tanaman ini adalah satu
di antara dua jenis tanaman budidaya selain kacang bogor,
Voandziea subterranea yang buahnya mengalami pemasakan di bawah
permukaan tanah. Jika buah yang masih muda terkena cahaya,
proses pematangan biji
terganggu.
Tanaman
ini berasal dari Amerika Selatan tepatnya adalah Brazillia, namun saat ini
telah menyebar ke seluruh dunia yang beriklim tropis atau subtropis Masuknya
kacang tanah ke Indonesia pada abad ke-17 diperkirakan karena dibawa oleh
pedagang-pedagang Spanyol,Cina,atau Portugis sewaktu melakukan pelayarannya
dari Meksiko ke Maluku setelah tahun 1597 Pada tahun 1863 Holle memasukkan
Kacang Tanah dari Inggris dan pada tahun 1864 Scheffer memasukkan pula Kacang
Tanah dari Mesir Republik Rakyat Cina dan India kini merupakan penghasil kacang
tanah terbesar dunia.
Tanaman
Kacang tanah bisa dimanfaatkan untuk makanan ternak, sedang bijinya
dimanfaatkan sebagai sumber protein nabati , minyak dan lain-lain. Sebagai
tanaman budidaya, kacang tanah terutama dipanen bijinya
yang kaya protein
dan lemak.
Biji ini dapat dimakan mentah, direbus (di dalam polongnya), digoreng, atau
disangrai.
Di
Amerika Serikat, biji kacang tanah diproses menjadi semacam selai dan merupakan
industri pangan yang menguntungkan. Produksi minyak kacang tanah mencapai
sekitar 10% pasaran minyak masak dunia pada tahun 2003 menurut FAO. Selain
dipanen biji atau polongnya,
kacang tanah juga dipanen hijauannya (daun
dan batang)
untuk makanan ternak
atau merupakan pupuk hijau.
Kacang
tanah kaya dengan lemak, mengandungi protein yang tinggi, zat besi, vitamin E
dan kalsium, vitamin B kompleks dan Fosforus, vitamin A dan K, lesitin, kolin
dan kalsium. Kandungan protein dalam kacang tanah adalah jauh lebih tinggi dari
daging,
telur
dan kacang soya. Mempunyai rasa
yang manis
dan banyak digunakan untuk membuat beraneka jenis kue. Kacang tanah
juga dikatakan mengandung bahan yang dapat membina ketahanan tubuh dalam
mencegah beberapa penyakit.
Mengkonsumsi satu ons kacang tanah lima kali seminggu dilaporkan dapat mencegah
penyakit jantung. Kacang tanah bekerja meningkatkan kemampuan pompa jantung dan
menurunkan resoki penyakit jantung koroner. Memakan segenggam kacang tanah
setiap hari terutama pesakit kencing manis dapat membantu kekurangan zat.
Kacang
tanah mengandung Omega 3 yang merupakan lemak tak jenuh
ganda dan Omega 9 yang merupakan lemak tak jenuh tunggal. Dalam 1 ons kacang
tanah terdapat 18 gram Omega 3
dan 17 gram Omega 9.
Kacang tanah mengandung fitosterol yang justru dapat menurunkan kadar
kolesterol dan level trigliserida, dengan cara menahan penyerapan
kolesterol dari makanan yang disirkulasikan dalam darah dan mengurangi
penyerapan kembali kolesterol dari hati,
serta tetap menjaga HDL kolesterol. Kacang tanah juga mengandung arginin
yang dapat merangsang tubuh untuk memproduksi nitrogen monoksida yang berfungsi untuk
melawan bakteri tuberkulosis.
Kajian-kajian
menunjukkan kacang tanah dapat sebagai penurun tekanan darah tinggi dan juga
kandungan kolestrol dalam darah,
berkesan untuk melegakan penyakit hemofilia
atau kecenderungan mudah berdarah, penyakit keputihan
dan insomnia.
Namun Kacang tanah sangat dicegah pada mereka yang menghadapi penyakit jenis kanker payudara
dan yang mempunyai masalah jerawat
atau acne juga dinasihatkan berhenti mengonsumsi kacang tanah.
Tujuan
praktikum ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan tanaman
Jagung dan Kacang Tanah.
BAB
II. TINJAUAN PUSTAKA
Perkembangan dan
pertumbuhan pada suatu tanaman merupakan hasil interaksi yang kompleks antara
tiga factor, yang meliputi factor intraseluler (dari dalam sel), intraseluler
dan lingkungan. Bentuk dan ukuran tumbuhan banyak ditentukan oleh factor
herediritas. Gen berpangaruh pada setiap struktur tumbuhan dan juga terhadap
perkembangannya. Factor heredisitas inilah yang merupakan factor intraseluler,
sedangkan fakktor interseluler adalah hormone.
Ada
beberapa macam hormone yang hampir semuanya berpengaruh terhadap pertumbuhan
dan perkembangan, dan masing-masing mempunyai pengaruh yang berbeda antara satu
dengan yang lain. Selain hormone, lingkungan juga merupakan factor penting yang
berpengaruh terhadap pertumbuahan dan perkembangan tanaman. misalnya kelembaban
uadara, air tanah dan mineral, suhu udara, dan cahaya ( moh. Amin . 1994 ).
Cahaya
merupakan sumber energi untuk fotosintesis. Dengan demikian cahaya memberikan
pengaruh langsung pada ketersedian makanan. Ketersediaan makanan akan
mempengaruhi penbelahan sel yang berpengaruh terhadap pertumbuhan. Daun dan
batang yang tumbuh ditempat gelap akan kelihatan kuning pucat atau yang disebut
etiolasi. Kekurangan klorofil akan menyebabkan pengirangan hasil fotosintesis
sehingga jaringan akan mati karena kekurangan makanan. Dengan tidak adanya
cahaya matahari menyebabkan batang tumbuh lebih panjang, lembek dan kurus, dan
juga daun tumbuh tidak normal.
Walaupun
jumlah cahaya kurang dari yang biasa diterima oleh tumbuhan, tetapi
kenyataannya tumbuahan yang bersangkutan dapat tumbuh dengan baik. Hal ini
bapat terjadi bila transpirasi berjalan lebih lambat dari pada proses
fotosintesis sehingga jaringan yang sedang tumbuh menerima air lebih banyak dan
proses pembuatan makanan tidak mengalami hambatan. Dengan demikian batang
tumbuh dengan cepat dan daun melebar. Pada tumbuhan yang sama, daun yang
terlindung dan daun yang tidak terlindung dari sinar matahari akan menunjukan
gejala yang berbeda. Daun yang tidak terlindung akan lebih banyak mengandung
gula dan hanya sedikit mengandung air. Hal ini dapat terjadi karena daun di
tempat yang tidak terlindung melakukan respirasi dan fotosintesis lebih cepat.
Daun ini memiliki sel palisade yang membentuk lapisan lebih dari satu lapis,
kutikulanya menebal, sehingga daun menebal tetapi kecil atau sempit. Daun yang
berada pada naungan atau yang daun di tempat yang terlindung berisi air lebih
banyak, tetapi makan kurang atau sedikit. Sel mesopil meningkat jumlahnya,
sehingga permukaan daun melebar ( Prowoto,1994 ).
Panjang
pennyinaran mempunyai pengaruh yang khusus bagi pertumbuhan dan reproduksi
pertumbuhan tanaman. Respons tumbuhan terhadap panjangnya penyinaran yang
bervariasi disebut fotoperiodisme. Respons fotoperiodik pada tumbuhan meliputi
dormansi, pembungaan, perkecambahan, perkembangan batang dan akar. Respons ini
dikendalikan oleh pigmen yang mengabsorsi cahaya, yaitu fitokrom (Mariam,1994).
Untuk
pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman di pengaruhi oleh factor-faktor tanah, iklim dan tanamannya sendiri, yang
semuanya saling berkaitan erat satu sama
lain. Beberapa faktor ada yang dapat dikontrol oleh manusia dan ada pula yang sedikit
bahkan bahkan ada yang tidak dapat terkontrol sama sekali. Sebagai contoh yaitu
faktor cahaya, temperatur dan udara, hanya sedikit saja yang dapat dikontrol
oleh dapat manusia. Sedangkan faktor
unsur hara dapat ditingkatkan
kesediannya dalam tanah dengan jalan memperbaiki kondisi tanah seddemikian rupa
atau dengan pemupukan.
Kapasitas
tanah menyediakan unsur hara bagi pertumbuhan tanaman adalah relatif terbatas
dan sangat tergantung dari sifat dan ciri tanah tersebut. Keadaan ini sering
menimbulkan problema dalam meningkatkan produksi tanaman. Disamping itu
pertumbuhan tanaman juga dipengaruhi oleh beberpa faktor yang erat kaitannya
dengan tanah.
Tanama
akan mengabsorpsi unsur hara dalam bentuka ion yang terdapat disekitar daerah
perakaran. Unsur- unsur ini harus berada
dalam bentuk tersedia dan dalam konsentrasi optimum bagi pertumbuhan.
Selanjutnya unsur-unsur tersebut berada dalam suatau keseimbangan.
Hingga
sekarang telah dikenal 16 unsur hara essensial bagi tanaman. Berdasarkan
kebutuhannya bagi tanaman maka 16 unsur hara essensial tersebut dapat dibagi
dalam dua kelompk, yaitu unsur hara makro dan kelompok unsur hara mikro. Unsur
hara makro relatif lebih banyak digunakan / dibutuhkan bahkan dapat mencapai
100 kg ataupun lebih untuk setiap hektar. Sedangkan unsur hara mikro dibutuhkan
dalam jumlah lebih sedikit.
Banyak
unsur hara yang diserap oleh tanaman, salah satunya adalah unsur hara mikro
yaitu besi. Klorosis besi ysng
kadang-kadang diacu sebagai kekurangan
Fe atau stress Fe, sangat umum dijumpai pada tanah-tanah alkalin, terutama
tanah-tanah berkapur paling mungkin mengalami klorosis.
Kekurangan
Fe didalam tanah disebabkan oleh kadar Ca, P, atau Mn didalam tanah yang
terlalu tinggi akibat dari pemupukan. Ketersedian Fe akan menurun seiring
dengan meningkatnya pH tanah. Dalam kondisi normal, Fe tidak mudah tercuci dari
zona perakaran, tetapi pada tanah dengan aerasi buruk, penyerapan Fe menjadi
terhambat.
Gejala
yang muncul akibat defisiensi/kekurangan Fe adalah warna kuning diantara tulang
daun, tetapi tulang daunnya tetap berwarna hijau. Gejala lanjutannya berupa
warna daun menjadi putih, pertumbuhan terhenti, daun gugur, dan bagian pucuknya
mati.
BAB
III. METODE
Bahan
dan Alat
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam
praktikum ini adalah :
1.
Benih/biji (jagung ) 80 biji
2.
Benih kacang
3.
Pupuk kandang
4.
Tali rapia
5.
Amplop besar
Alat
Alat-alat yang digunakan dalam
praktikum ini adalah :
1.
Cangkul
2.
Meteran
3.
Tajak
4.
Penggaris
5.
Alat tulis
6.
Neraca analitik
7.
Oven
Tempat
dan Waktu
Praktikum
dilaksanakan di sekitar lahan Gedung Pasca Sarjana Fakultas Pertanian
Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru. Dilaksanakan mulai dari tanggal 23
Februari – 28 April 2011 pada pukul 16.00 sampai dengan selesai.
Prosedur
Kerja
a.
Persiapan lahan
1.
Bersihkan lahan dari sisa-sisa
tanaman
2.
Ukur lahan seluas 2,5 meter
dari Barat ke Timur dan 3 meter dari arah Utara ke Selatan (2,5m x 3m).
3.
Olah tanah dan dibalik-balik
dengan cangkul biarkan selama satu minggu.
4.
Buat bedengan terlebih dahulu
pada sisi-sisi lahan.
b.
Pemupukan
1.
Siapkan pupuk kandang dan
berikan pada lahan hingga rata.
c.
Penanaman Benih
1.
Pilih benih jagung 80 buah dan
kacang tanah
2.
Buat lubang tanam dengan tangan
atau dengan tajak (jangan terlalu dalam)
3.
Masukkan benih pada lubang
tanam (untuk jagung 2 biji perlubang, untuk jagung 5 biji perlubang)
4.
Tutup lubang tanam dengan
tanah.
5.
Apabila benih tidak tumbuh maka
dilakukan penyulaman.
d.
Pengelolaan
1.
Setiap hari tanaman disiram
pagi atau sore.
2.
Bersihkan gulma yang tumbuh
pada lahan.
3.
Setelah tanaman tumbuh maka
dilakukan pembumbunan agar tanah menjadi gembur dan memperbaiki aerasi
(sirkulasi udara dalam tanah).
4.
Dilakukan pemangkasan atau
dicabut apabila ada daun atau cabang yang telah layu atau tanaman yang mati.
e.
Pengukuran tanaman
1.
Ukur tinggi tanaman setelah
tanaman mulai tumbuh (sejak keluar tunas)
2.
Hitung jumlah daun dan ukur
lebar daun (jagung) serta hitung jumlah cabang (kacang tanah)
f.
Pengukuran secara destruktif
1.
Tanaman yang telah berumur 4 MST dicabut sampai akar
tetapi diukur dahulu tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah cabang dan lebar daun.
2.
Cuci bersih akarnya, hati-hati
jangan sampai akarnya putus.
3.
Kering anginkan dan dibawa ke
laboratorium.
4.
Ukur luas daun satu tanaman
(L1T) dengan LAM (Leaf Area Meter) baik jagung maupun kacang tanah.
5.
Potong akar, batang dan
pisahkan dengan daun-daunnya.
6.
Timbang pada neraca analitik
bobot basah akar, batang dan daun.
7.
Masukkan ke dalam amplop dan
beri tanda untuk mudah mengigat.
8.
Masukkan ke dalam oven dengan
suhu 800C.
9.
Timbang bobot kering tanaman.
Rumus perhitungan :
Keterangan:
A = berat daun
terukur
B = berat daun
sisa
LD = luas daun
yang terukur pada LAM (cm2)
BAB
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Berdasarkan praktikum ini diperoleh hasil, yaitu :
Tabel 1. Jadwal
dan kegiatan praktikum
Minggu ke-
|
Hari, tanggal-bulan-tahun
|
Kegiatan
|
Parameter yang diamati
|
1
|
Rabu, 23-02-2011
|
Pengolahan
tanah
(pembukaan
lahan dan pembuatan bedengan)
|
Cara
pengolahan tanah
|
2
|
Kamis, 03-03-2011
|
Memperbaiki
lahan dan pemupukan
|
Jumlah
takaran pupuk yang diberikan
|
3
|
Kamis, 10-03-2011
|
Penanaman
benih jagung dan kacang tanah
|
Jumlah
benih yang di tanam tiap lubang tanam
|
4
|
Kamis, 17-03-2011
|
-Pemeliharaan
(penyiangan, penyulaman, penyiraman)
|
-Keadaan
tanaman dan lahan pertanaman
|
-Pengamatan
|
-Tinggi
tanaman, jumlah daun, lebar daun, dan jumlah cabang tanaman
|
||
5
|
Kamis, 24-03-2011
|
-Pemeliharaan
(pembumbunan)
|
-Keadaan
tanaman dan lahan pertanaman
|
-Pengamatan
|
-Tinggi
tanaman, jumlah daun, lebar daun, dan jumlah cabang tanaman
|
||
6
|
Kamis, 31-03-2011
|
-Pemeliharaan
(penyiangan)
|
-Kebersihan
lahan pertanaman
|
-Pengamatan
|
-Tinggi
tanaman, jumlah daun, lebar daun, dan jumlah cabang tanaman
|
||
7
|
Kamis, 07-04-2011
|
-Pemeliharaan
(penyiangan dan pembumbunan)
|
-Kebersihan
lahan pertanaman dan keadaan tanaman
|
-Mencabut
tanaman, mengukur dan menghitung LID di laboratorium
|
-Berat
basah dan berat kering tanaman
|
||
8
|
Kamis, 14-04-2011
|
-Pemeliharaan
(penyiangan)
|
-Kebersihan
lahan pertanaman
|
-Mencabut
tanaman, mengukur dan menghitung LID di laboratorium
|
-Berat
basah dan berat kering tanaman
|
||
9
|
Kamis, 21-04-2011
|
-Pemeliharaan
(penyiangan)
|
-Kebersihan
lahan pertanaman
|
-Mencabut
tanaman, mengukur dan menghitung LID di laboratorium
|
-Berat
basah dan berat kering tanaman
|
||
10
|
Kamis, 28-04-2011
|
-Pemeliharaan
(penyiangan)
|
-Kebersihan
lahan pertanaman
|
-Mencabut
tanaman, mengukur dan menghitung LID di laboratorium
|
-Berat
basah dan berat kering tanaman
|
||
11
|
Kamis, 05-05-2011
|
-Pemeliharaan
(penyiangan)
-Mencabut
tanaman, mengukur dan menghitung LID di laboratorium
|
-Kebersihan
lahan pertanaman
-Berat
basah tanaman
|
Tabel 2. Data
Hasil Pengamatan Tanaman Jagung (Zea
mays)5MST
Jagung
|
Tanaman No.
|
Tinggi tanaman (cm)
|
Jumlah Daun
|
Lebar daun (cm)
|
A
|
1
|
26,5
|
4
|
1,8
|
2
|
18
|
5
|
2,5
|
|
3
|
25,3
|
5
|
2,6
|
|
4
|
21
|
5
|
2,7
|
|
5
|
29,8
|
6
|
3,2
|
|
6
|
26,5
|
6
|
3,3
|
|
7
|
21,6
|
6
|
2,6
|
|
8
|
21,4
|
6
|
2,6
|
|
9
|
18,5
|
6
|
2,5
|
|
10
|
20
|
5
|
1,8
|
|
B
|
1
|
29,1
|
5
|
2
|
2
|
24
|
6
|
1,5
|
|
3
|
26
|
5
|
2,4
|
|
4
|
26
|
6
|
3,5
|
|
5
|
31,5
|
6
|
3
|
|
6
|
26,5
|
6
|
2,5
|
|
7
|
35,5
|
6
|
4
|
|
8
|
31,5
|
6
|
3
|
|
9
|
27,5
|
6
|
2,7
|
|
10
|
22,5
|
5
|
2,7
|
|
C
|
1
|
20,4
|
5
|
2
|
2
|
33
|
6
|
3,4
|
|
3
|
29
|
5
|
2,5
|
|
4
|
32,5
|
6
|
32
|
|
5
|
29,5
|
6
|
3,5
|
|
6
|
33
|
6
|
3,4
|
|
7
|
26,3
|
7
|
3,7
|
|
8
|
28
|
6
|
4
|
|
9
|
24,7
|
7
|
3,4
|
|
10
|
28,9
|
5
|
3
|
|
1
|
20
|
6
|
3,5
|
|
2
|
30,5
|
5
|
2,2
|
|
3
|
31
|
5
|
2,6
|
|
4
|
26
|
6
|
3,4
|
|
5
|
22,1
|
6
|
3,5
|
|
D
|
6
|
25
|
7
|
3,8
|
7
|
25
|
5
|
3,5
|
|
8
|
27
|
5
|
2
|
|
9
|
22
|
6
|
4
|
|
10
|
34
|
6
|
4
|
Tabel 3. Data Hasil
Pengamatan Tanaman Kacang Tanah 5MST
Tanaman No.
|
Tinggi tanaman (cm)
|
Jumlah Cabang
|
1
|
8
|
9
|
2
|
5
|
7
|
3
|
6
|
7
|
4
|
8
|
8
|
5
|
6,3
|
7
|
6
|
5
|
5
|
7
|
8,5
|
9
|
8
|
8,3
|
9
|
9
|
11
|
15
|
10
|
10,5
|
12
|
Tabel 4. Data
Hasil Pengamatan Tanaman Jagung (Zea
mays) 6MST
Jagung
|
Tanaman No.
|
Tinggi tanaman (cm)
|
Jumlah Daun
|
Lebar Daun
(cm)
|
A
B
C
D
|
1
|
36,5
|
6
|
3
|
2
|
52,5
|
6
|
4,1
|
|
3
|
57,2
|
8
|
4,3
|
|
4
|
81,4
|
9
|
4,5
|
|
5
|
74
|
8
|
6
|
|
6
|
70,5
|
7
|
5,9
|
|
7
|
60
|
8
|
4,5
|
|
8
|
67
|
7
|
5
|
|
9
|
73,4
|
8
|
4
|
|
10
|
60
|
8
|
4
|
|
1
|
51
|
7
|
4,7
|
|
2
|
75
|
7
|
4,8
|
|
3
|
49,5
|
7
|
4,3
|
|
4
|
72,5
|
7
|
5,2
|
|
5
|
86,2
|
7
|
4,5
|
|
6
|
75
|
8
|
5
|
|
7
|
78,2
|
7
|
6
|
|
8
|
74
|
7
|
5,7
|
|
9
|
59
|
6
|
5
|
|
10
|
66,5
|
8
|
4,5
|
|
1
|
54,5
|
7
|
3,2
|
|
2
|
76
|
8
|
4,6
|
|
3
|
81
|
7
|
3,9
|
|
4
|
73
|
8
|
4,9
|
|
5
|
67
|
8
|
4,2
|
|
6
|
92,9
|
8
|
5,1
|
|
7
|
95
|
8
|
5,4
|
|
8
|
80,9
|
9
|
6
|
|
9
|
92,5
|
9
|
6
|
|
10
|
63,5
|
8
|
4,4
|
|
1
|
56
|
7
|
4,8
|
|
2
|
54
|
7
|
3,2
|
|
3
|
49
|
7
|
4,3
|
|
4
|
54
|
9
|
4,8
|
|
5
|
63,3
|
6
|
4,9
|
|
6
|
76,2
|
8
|
5,2
|
|
7
|
62,5
|
8
|
5,2
|
|
8
|
79
|
7
|
4,8
|
|
9
|
95
|
7
|
5
|
|
10
|
78
|
7
|
5,1
|
Tabel 5. Data Hasil
Pengamatan Tanaman Kacang Tanah (Arachis
hypogaea) 6MST
Tanaman No.
|
Tinggi tanaman (cm)
|
Jumlah Cabang
|
1
|
10
|
11
|
2
|
8
|
16
|
3
|
8
|
17
|
4
|
8,5
|
8
|
5
|
11
|
13
|
6
|
13,2
|
23
|
7
|
13,6
|
17
|
8
|
11
|
16
|
9
|
12,4
|
16
|
10
|
12
|
27
|
Pembahasan
A.
Pembukaan lahan dan pengolahan
tanah serta pemupukan
Lahan yang di buka berjumlah
2 petak dengan ukuran 3 m x 2,5 m. satu petak akan di tanam dengan tanaman
kacang tanah (pada arah timur) dan satu petak lagi akan di tanam dengan tanaman
jagung (pada arah barat).
B.
Pengelolaan tanah untuk
menyiapkan tempat persemaian (seedbed)
Benih akan berkecambah bila di letakkan secara baik pada tanah
lembab dengan suhu dan aerasi yang memadai. Kecambah akan muncul dari tanah
bila tanah yang menutupinya cukup gembur sehingga memudahkan kecambah untuk
menembusnya. Kondisi tersebut dapat di capai dengan pengolahan tanah. Bila
pengolahan tanah di lakukan pada tanah lembab, perkecambahan umumnya lebih
mudah, di bandingkan dengan tanah kering yang di olah kemudian di airi sehingga
terbentuk lapisan kerak (crust) di permukaan tanah yang menghambat
perkecambahan.
C.
Pengolahan tanah untuk
pemberantasan gulma
Sampai dengan tahun 1940-an saat di ketemukan herbisida, pengolahan
lahan untuk pemberantasan gulma merupakan bagian integral dari budidaya
tanaman. Gulma di benamkan pada saat pengolahan tanah dan setiap kali
penyiangan. Penyiangan umumnya kurang efektif, karna banyak gulma berada di
sekitar tanaman, kecuali bila penyiangan di lakukan dengan tangan. Umumnya
penyiangan memutuskan akar-akar tanaman yang dangkal. Herbisida dalam membunuh
gulma lebih efektif daripada pengolahan tanah, karena dengan menggunakan
herbisida lebih dapat menghemat pemakaian tenaga dan bahan bakar.
D.
Pengelolaan tanah dan kondisi
tanah olah
Pengolahan tanah dapat memperbaiki pertumbuhan tanaman melalui
perbaikan aerasi, pergerakan air dan penetrasi akar dalam profil tanah. Tanah
harus mengandung cukup air dan udara serta cukup gembur agar akar dapat tumbuh
dan menyerap unsur hara yang cukup bagi pertumbuhannya. Ini berarti tanah harus
berada pada kondisi fisik yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Tanah yang
bertekstur kasar umumnya mempunyai kapasitas penyediaan hara dan air yang
tinggi tetapi aerasinya buruk. Pengolahan tanah pada tanah-tanah berpasir tidak
banyak berarti dalam memperbaiki kondisi fisik tanah, tetapi sebaliknya pada
tanah bertekstur halus, pengolahan tanah berpengaruh nyata dalam perbaiakan
aerasi tanah.
E.
Pemupukan
Pupuk kandang merupakan kotoran padat dan cair dari hewan ternak
yang tercampur dengan sisa-sisa makanan ataupun alas kandang. Pupuk ini dapat
menambah unsur hara ke dalam tanah, mempertinggi humus memperbaiki struktur
tanah dan mendorong kehidupan jasad.
Data hasil yang di peroleh dari minggu ke empat (awal dari
pengamatan tanaman) sampai akhir pengamatan.
Lahan barat di tanami dengan tanaman jagung (Zea mays L.) dengan jarak tanam 25 cm x 75 cm. dalam 1 bedengan
terdapat 52 lubang tanam dengan 2 benih jagung dalam 1 lubang.
Lahan timur di tanam dengan tanaman kacang tanah (Arachis hypogea L.) dengan jarak tanam
20 cm x 30 cm, sehingga dalam satu bedengan terdapat 112 lubang tanam dengan 2
benih kacang tanah dalam 1 lubang.
Dari
hasil praktikum didapatkan beberapa data pertumbuhan dan perkembangan tanaman
Jagung dan Kacang Tanah yang meliputi keadaan fisiologis, morfologis, dan luas
satu tanaman. Tanaman-tanaman ini mengalami respon pertumbuhan sejak 5 minggu
setelah tanam (MST). Pengamatan juga dilakukan dari 5 minggu setelah tanam
hingga 10 minggu setelah tanam.
1.
Tanaman Jagung (Zea Mays)
Parameter yang di gunakan untuk menganalisis
pertumbuhan dan perkembangan tanaman, yaitu tinggi tanaman (cm), jumlah daun, dan lebar daun hingga 6
MST.
Tanaman jagung mengalami
pertumbuhan dan perkembangan tanaman dengan baik. Ini dibuktikan dengan
bertambah tingginya tanaman, bertambah banyaknya jumlah daun dan bertambah
lebarnya daun setiap minggu setelah tanam.
Dari data pertumbuhan dan
perkembangan tanaman 1 hingga 10 dalam baris setelah dirata-ratakan dari 6 MTS,
yaitu :
·
Pada baris A
tinggi tanaman mencapai 56,55 cm, jumlah daun sebanyak 8 helai, dan lebar daun
mencapai 4,53 cm.
·
Pada baris B
tinggi tanaman mencapai 68,69cm, jumlah daun sebanyak 7 helai, dan lebar daun
mencapai 4,97 cm.
·
Pada baris C
tinggi tanaman mencapai 77,63 cm, jumlah daun sebanyak 8 helai, dan lebar daun
mencapai 4,77 cm.
·
Pada baris D
tinggi tanaman mencapai 66,7 cm, jumlah daun sebanyak 7 helai, dan lebar daun
mencapai 4,21 cm.
Dari data rata-rata
pertumbuhan dan perkembangan tanaman selama 6 MTS diatas dapat disimpulkan
bahwa tinggi tanaman dan jumlah daun pada tanaman tertinggi dihasilkan oleh
tanaman jagung baris C, sedangkan luas daun tertinggi dihasilkan oleh tanaman
jagung baris B.
Tinggi tanaman merupakan ukuran tanaman yang
sering di amati baik sebagai indikator pertumbuhan maupun sebagai parameter
yang di gunakan untuk mengukur pengaruh lingkungan atau perlakuan yang di
tetapkan. Ini di dasarkan atas kenyataan, bahwa tinggi tanaman merupakan ukuran
pertumbuhan yang paling mudah di lihat. Tanaman yang mengalami kekurangan
cahaya biasanya lebih tinggi dari tanaman yang mendapat cahaya cukup.
Jumlah daun mempengaruhi keefektifitasan
penggunaan radiasi matahari, begitu pula dengan lebar daun jagung.
2.
Tanaman Kacang Tanah (Arachis Hypogaea L.)
Parameter yang di gunakan untuk menganalisis
pertumbuhan dan perkembangan tanaman, yaitu tinggi tanaman (cm)
dan jumlah cabang hingga 6 MST.
Dari 10 sampel tanaman
Kacang Tanah mengalami pertumbuhan dan perkembangan tanaman dengan baik. Ini
dibuktikan dengan bertambah tingginya tanaman dan bertambah banyaknya jumlah cabang
setiap minggu setelah tanam.
Dari data pertumbuhan dan
perkembangan sampel tanaman 1a hingga 10 setelah dirata-ratakan dari 6 MTS,
yaitu :
·
Pada tanaman
1 tinggi tanaman 9 cm dan 10 jumlah cabang.
·
Pada tanaman
2 tinggi tanaman 6,5 cm dan 12 jumlah cabang.
·
Pada tanaman
3 tinggi tanaman 7 cm dan 12 jumlah cabang.
·
Pada tanaman
4 tinggi tanaman 8,25 cm dan 8 jumlah cabang.
·
Pada tanaman
5 tinggi tanaman 8,15 cm dan 10 jumlah cabang.
·
Pada tanaman
6 tinggi tanaman 9,1 cm dan 14 jumlah cabang.
·
Pada tanaman
7 tinggi tanaman 11,05 cm dan 13 jumlah cabang.
·
Pada tanaman
8 tinggi tanaman 9,65 cm dan 12 jumlah cabang.
·
Pada tanaman
9 tinggi tanaman 11,7 cm dan 21 jumlah cabang.
·
Pada tanaman
10 tinggi tanaman 11,25 cm dan 20 jumlah cabang.
Dari data rata-rata pertumbuhan dan
perkembangan tanaman selama 6 MTS diatas dapat disimpulkan bahwa tinggi tanaman
tertinggi dan jumlah cabang terbanyak dihasilkan oleh sampel tanaman nomor 9.
Pada tanaman kacang tanah, 5 MST
kacang tanah masih ada yang dalam fase muda dengan sub fase perkecambahan. Hal
ini di tandai dengan munculnya radicle dan plumule dari benih. Sedangkan
sebagian yang lain, telah memasuki tahap pertumbuhan bibit. Pada hari 6 MST
setelah tanam, terjadi peningkatan atau laju tumbuh yang besar, sehingga
tanaman telah memasuki sub fase negatif cepat.
3.
Analisa data perhitungan berat basah Luas 1 daun (L1D) tanaman
Jagung dan Kacang Tanah.
Setelah 7 MTS, Pada 2
sampel tanaman jagung didapatkan hasil luas 1 tanaman sebesar 2910, 887 cm2
dan 2242,44 cm2 ,
sedangkan pada sampel tanaman kacang tanah sebesar 234,26 cm2 . Hasil ini didapat dari perhitungan
luas 1 tanaman menggunakan rumus yang telah ditentukan.
Dari hasil analisa yang didapat,
setiap minggu luas 1 tanaman Jagung dan Kacang Tanah mengalami peningkatan,
dari 7 MTS hingga 11 MTS. Peningkatan luas 1 tanaman ini dikarenakan setiap
minggu tanaman mengalami pertumbuhan dan perkembangan yg baik.
Dalam
pertumbuhan tetdapat beberapa fase-fase yang dilalui reproduksi tanaman, yaitu
fase seksual dan aseksual, dimana fase siklus ditandai dengan pertumbuhan
tanaman dari masa embrio hingga mencapai masa embrio lagi.
Pada tanaman Jagung dan
Kacang Tanah hanya melakukan Fase siklus seksual, diawali pada masa embrio,
dimana terjadinya persatuan antar gamet jantan dan gamet betina dan kemudian
menghasilkan embrio (zigot), kemudian kemasa juvenil yang diawali sejak perkecambahan
biji sampaia menjelang berbunga (masa dewasa). Pada masa ini terlihat
pertumbuhan vegetatif yang sangat dominan. Masa juvenil ini ditandai dengan
beberapa perubahan bentuk tanaman seperti bentuk daun, karakter pertumbuhan,
dan kadang-kadang tumbuhnya duri. Tetapi tanaman pada masa juvenil masih belum
menunjukkan respon terhadap rangsangan pembungaan. Setelah masa juvenil lalu
masuk ke masa transisi. Masa transisi menjembatani batas antara masa juvenil
dengan masa reproduksi atau masaa dewasa (adult stage). Pada masa ini tanaman
mengalami perubahan bentuk daun, kebiasaan tumbuh, serta mulai menunjukkan
respon terhadap rangsangan pembungaan. Respon tanaman terhadap perubahan dalam
masa transisi ini berbeda, ada yang lambat dan adapula yang cepat. Sekalipun
masa pembungaan dikontrol oleh gen, tetapi masa ini dapat pula dipengaruhi oleh
perlakuan manipulasi lingkungan atau dengan perlakuan tanaman khusus.
BAB
V. PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat pada
praktikum ini, yaitu :
1.
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman
pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di beberapa Negara berkembang.
2.
Kacang tanah merupakan tanaman polong-polongan
atau legum
dari famili Fabaceae,
kedua terpenting setelah kedelai di Indonesia. Kacang tanah kaya dengan
lemak, mengandungi protein yang tinggi, zat besi, vitamin E dan kalsium,
vitamin B kompleks dan Fosforus, vitamin A dan K, lesitin, kolin dan kalsium.
3. Dari data rata-rata pertumbuhan dan perkembangan
tanaman selama 6 MTS diatas dapat disimpulkan bahwa tinggi tanaman dan jumlah
daun pada tanaman tertinggi dihasilkan oleh tanaman jagung baris C, sedangkan
luas daun tertinggi dihasilkan oleh tanaman jagung baris B.
4.
Dari data rata-rata pertumbuhan
dan perkembangan tanaman selama 6 MTS diatas dapat disimpulkan bahwa tinggi
tanaman tertinggi dan jumlah cabang terbanyak dihasilkan oleh sampel tanaman
nomor 9.
5.
Fase-fase
yang dilewati tanaman selama siklus hidupnya yaitu : fase embrio, fase muda/juvenil/vegetatif,
fase dewasa, dan fase menua.
6.
Pertumbuhan
tanaman merupakan perubahan secara kuantitatif yang selama siklus hidupnya
tanaman tersebut bersifat tak terbalikkan (irreversible).
7.
Dari hasil tersebut didapat
bahwa tanaman jagung dan kacang tanah yang ditanam praktikan di lahan
pertanaman selalu memperlihatkan pertumbuhan dan perkembangannya sampai tanaman
tersebut memasuki fase menua dan mati.
Saran
Saran dari praktikan untuk praktikum
ini adalah sebaiknya analisis data harus benar-benar diawasi dengan benar dan
perhitungannya diawasi oleh Dosen pengajar, agar data yang dihasilkan akan
tepat dan bisa dilihat pembanding pertumbuhannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. 2009. http://id.wikipedia.org/wiki/Jagung
- Tembolok - Mirip
Anonim.2009.qlikers.wordpress.com/makalahq/-Tembolok-Mirip
Faridah,
siti Nur. 2003. Analisis Kebutuhan Air Tanaman Jagung (zea mays,) Pada Berbagai Jenis Tanaman.
Anonim.2009.http://ptsingosari.com.
Anonim.2009.www.tempo.co.id/medika/arsip/092002/hor-1.htm-Cached-
Similar.
Anonim.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/7/78/Azufaifas_
fcm. jpg/220px-Azufaifas_fcm.jpg