PENDAHULUAN
Latar Belakang
Salah satu
komoditas perkebunan dominan di Kalimantan Selatan adalah perkebunan jeruk.
Hasil dari perkebunan ini banyak diekspor ke luar negeri. Akan tetapi, dalam
pengembangan produksi jeruk ini banyak terdapat kendala. Salah satunya adalah
penyakit Diplodia. Banyaknya
petani jeruk yang hanya menggunakan bahan kimia untuk memberantas penyakit Diplodia
sp..
Pemberantasan
penyakit sebenarnya tidak hanya menggunakan bahan kimia saja tetapi juga dapat
dilakukan dengan berbagai cara. Pengendalian hama dan penyakit yang dilakukan
dengan beberapa cara dan dengan melakukan cara kimiawi di posisi terakhir dari
pengendalian ini disebut pengendalian terpadu.
Oleh karena
itulah kami mengangkat tema ini agar pada pengendalian penyakit Diplodia tidak dimonopolistik oleh
pengendalian secara kimiawi.
Tujuan
Memberitahukan kepada masyarakat
khususnya petani jeruk tentang cara-cara terpadu dalam pengendalian penyakit Diplodia
sp. pada Citrus
sp. yang mana agar masyarakat tidak terus-terusan menggunakan bahan kimia dalam memberantas
penyakit karena banyak cara yang lebih ramah lingkungan dalam pengendaliannya.
TINJAUAN PUSTAKA
Sejarah Jeruk
Tanaman jeruk adalah tanaman buah tahunan yang
berasal dari Asia. Cina dipercaya sebagai tempat pertama kali jeruk tumbuh.
Sejak ratusan tahun yang lalu, jeruk sudah tumbuh di Indonesia baik secara
alami atau dibudidayakan. Tanaman jeruk yang ada di Indonesia adalah
peninggalan orang Belanda yang mendatangkan jeruk manis dan keprok dari Amerika
dan Itali.
Jenis Tanaman Jeruk
Klasifikasi botani tanaman jeruk
adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rutales
Keluarga : Rutaceae
Genus : Citrus
Spesies : Citrus sp.
Jenis jeruk lokal yang dibudidayakan
di Indonesia adalah jeruk Keprok (Citrus reticulata/nobilis L.), jeruk
Siam (C. microcarpa L. dan C.sinensis. L) yang terdiri atas Siam
Pontianak, Siam Garut, Siam Lumajang, jeruk manis (C. auranticum L. dan C.
sinensis L.), jeruk sitrun/lemon (C. medica), jeruk besar (C.maxima
Herr.) yang terdiri atas jeruk Nambangan-Madium dan Bali. Jeruk untuk bumbu
masakan yang terdiri atas jeruk nipis (C. aurantifolia), jeruk Purut (C.
hystrix) dan jeruk sambal (C. hystix ABC). Jeruk varietas introduksi yang banyak
ditanam adalah varitas Lemon dan Grapefruit. Sedangkan varietas lokal adalah
jeruk siam, jeruk baby, keprok medan, bali, nipis, dan purut.
Manfaat Tanaman Jeruk
1. Manfaat tanaman jeruk sebagai makanan buah
segar atau makanan olahan dimana kandungan vitamin C yang tinggi.
2. Di beberapa negara telah diproduksi minyak
dari kulit dan biji jeruk, gula tetes, alkohol, dan pektin dari buah jeruk yang
terbuang. Minyak kulit jeruk dipakai untuk membuat minyak wangi, sabun wangi,
esens minuman, dan untuk campuran kue.
3. Beberapa jenis jeruk seperti jeruk nipis
dimanfaatkan sebagai obat tradisional penurun panas, pereda nyeri saluran napas
bagian atas, dan penyembuh radang mata.
Penyebab Penyakit Diplodia
Cendawan
Botryodiplodia theobromae Pat. (Oomycetes); yang dulu dikenal dengan nama
Diplodia zae Lev.; Diplodia natalensis P.Evans.
Penyebaran Penyakit Diplodia
Di
Indonesia penyakit ini terdapat di Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan Selatan,
dan Sulawesi Selatan. Di luar negeri penyakit terdapat di Amerika Serikat,
Kuba, India, Malaysia, dan Thailand.
Gejala Penyakit Diplodia
Pada
jeruk dikenal dua macam Diplodia yaitu Diplodia “basah” dan Diplodia “kering”.
Penyakit ini dapat menyerang akar, batang, serta ranting dan dapat
mengakibatkan busuk akar, busuk leher, dan mati ranting.
Serangan Diplodia basah mudah dikenal karena tanaman yang terserang mengeluarkan “blendok” yang berwarna kuning emas dari batang atau cabang- cabang tanaman. Kulit tanaman yang terserang setelah beberapa lama dapat sembuh kembali, kulit yang terserang mengering, dan mengelupas. Sering kali penyakit berkembang terus, sehingga pada kulit terjadi luka-luka yang tidak teratur, kadang-kadang terbatas pada jalur yang sempit, memanjang dan dapat juga berkembang melingkari batang atau cabang yang dapat menyebabkan kematian cabang atau tanaman. Cendawan berkembang di antara kulit dan kayu, dan merusak lapisan kambium tanaman. Kayu yang telah mati berwarna hijau sampai hitam.
Serangan Diplodia basah mudah dikenal karena tanaman yang terserang mengeluarkan “blendok” yang berwarna kuning emas dari batang atau cabang- cabang tanaman. Kulit tanaman yang terserang setelah beberapa lama dapat sembuh kembali, kulit yang terserang mengering, dan mengelupas. Sering kali penyakit berkembang terus, sehingga pada kulit terjadi luka-luka yang tidak teratur, kadang-kadang terbatas pada jalur yang sempit, memanjang dan dapat juga berkembang melingkari batang atau cabang yang dapat menyebabkan kematian cabang atau tanaman. Cendawan berkembang di antara kulit dan kayu, dan merusak lapisan kambium tanaman. Kayu yang telah mati berwarna hijau sampai hitam.
Serangan
Diplodia kering umumnya lebih berbahaya karena gejala permulaan sukar
diketahui. Kulit batang atau cabang tanaman yang terserang mengering, terdapat
celah-celah kecil pada permukaan kulit, dan pada bagian kulit dan batang yang
ada di bawahnya berwarna hitam kehijauan. Pada bagian celah-celah kulit
terlihat adanya massa spora cendawan berwarna putih atau hitam. Perluasan kulit
yang mengering sangat cepat dan bila sampai menggelang tanaman, menyebabkan
daun-daun tanaman menguning dan kematian cabang atau pohon.
Morfologi dan Daur Penyakit Diplodia
Cendawan
dapat membentuk piknidium yang tersebar, berwarna hitam, mula-mula tertutup dan
kemudian pecah. Konidium berbentuk jorong, mempunyai 1 sekat, berwarna gelap,
dan terutama disebarkan oleh air dan serangga.
Penyakit diplodia banyak terdapat di dataran rendah dan tempat-tempat dengan kelembaban tinggi. Infeksi dan perkembangan penyakit terjadi pada awal musim hujan (antara bulan Oktober–Nopember). Patogen masuk lewat luka baik secara alamiah, alat-alat pertanian, retak karena beban buah terlalu berat.
Penyakit diplodia banyak terdapat di dataran rendah dan tempat-tempat dengan kelembaban tinggi. Infeksi dan perkembangan penyakit terjadi pada awal musim hujan (antara bulan Oktober–Nopember). Patogen masuk lewat luka baik secara alamiah, alat-alat pertanian, retak karena beban buah terlalu berat.
Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Penyakit
Perkembangan
dan tingkat serangan penyakit dipengaruhi oleh jenis dan umur tanaman. Jenis
jeruk besar seperti jeruk Delima, Pandawangi, dan Bali peka terhadap diplodia
basah dan diplodia kering. Bertambahnya umur tanaman pada jenis jeruk tertentu
akan meningkat pula ketahannya tetapi pada jenis lain bisa menurun
ketahanannya. Jeruk Pandanwangi peka pada umur 4 tahun, tetapi semakin tahan
dengan bertambahnya umur tanaman, sedangkan jeruk Delima agak peka pada usia
muda, tetapi makin peka dengan bertambahnya umur tanaman.
Kekeringan
yang terjadi secara tiba-tiba, pembuahan yang terlalu lebat, dan adanya
pelukaan pada tanaman merupakan kondisi yang baik untuk perkembangan patogen.
Cendawan
ini bersifat polifag yang dapat menyerang beberapa macam jenis tanaman.
PEMBAHASAN
Kultur Teknis
a. Mengurangi kelembaban
kebun dengan mengatur jarak tanam dan melakukan pemangkasan.
b. Penjarangan buah,
agar keadaan tanaman tidak terlalu berat, sehingga cabang, ranting tidak luka
atau retak.
c. Menghindari pelukaan
terhadap akar maupun batang pada waktu penyiangan.
d. Perlakuan pembersihan
dengan menggosok batang tanaman, agar batang semakin halus.
e. Pemupukan berimbang, terutama setelah
panen.
f. Drainase. Menjaga agar pengairan tetap baik.
Mekanis / Fisik
a. Memotong atau membuang
bagian-bagian kulit batang tanaman yang sakit, termasuk 1 - 2 cm bagian kulit
sekitarnya yang sehat, kemudian diolesi dengan bahan penutup luka (karbolineum
parafin, fungisida, atau ter).
b. Mengumpulkan sisa-sisa
tanaman dan memotong cabang-cabang yang terserang penyakit berat, kemudian
dibakar.
c. Membongkar tanaman
yang terserang berat dan dibakar.
Biologi
Menggunakan
agens antagonis Trichoderma spp., Gliocladium spp., Pseudomonas fluorescens dan dilanjutkan dengan Bacillus subtilis
yang telah dicampur dengan pupuk kandang/kompos, setelah kulit dikupas.
Varietas Tahan
Varietas
tahan belum ada. Varietas yang agak tahan (agak toleran) adalah Pandanwangi
(cikoneng), jeruk manis, dan jeruk grape fruit.
Kimia
a. Mengoleskan bubur
California atau fungisida yang efektif berbahan aktif metil tiofanat dan
siprokonazol pada bagian kulit batang / ranting tanaman yang sakit setelah
dibersihkan lebih dulu, dan untuk pencegahan di daerah kronis endemis.
b. Membersihkan
alat-alat pertanian yang akan digunakan, misal dengan pemutih (klorok).
MAKALAH PENGELOLAAN HAMA TERPADU
Pengendalian Penyakit Diplodia sp pada Tanaman Citrus sp. Secara Terpadu
Kelompok 3 :
Diecha Ligayati Ferdian
Kurnia
Noor Laili Aziza
Hasanuddin
M. Novensyah Irwan
Dormian Nova Siagian
Rizali Khair
Sepriandinoor
PROGRAM STUDI
AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG
MANGKURAT
BANJARBARU
2010
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Http://www.ristek.go.id. Budidaya Jeruk. Diakses pada tanggal 1 Oktober 2010.
Banjarbaru.
Anonim. Http://penyakitpentingpadatanamanjeruk.com.
Diakses pada tanggal 1 Oktober 2010. Banjarbaru.