Kerusakan
dan kematian tanaman merupakan masalah penting pada perkebunan karet.kerusakan
dan kematian tanaman karet dapat disebabkan oleh gangguan hama,penyakit,serta
gulma atau pun ganguan fisik dan kimia. Usaha menangulangi masalah ini adalah
hendaknya dilaksanakan secara terpadu. Penyuluh, perkebunan,sarana pengobatan
,dan instantsi berwenang semuanya bertanggung jawab atas keberhasilan
penanggulangi gangguan ini.
Tujuan-tujuan pemgendalian penyakit pada tanaman
karet
·
Untuk
mencegah atau menekan semenimum mungkin terjadinya penyakit tanaman,serta
menjaga kuantitas dan kualitas dari hasil panen.
·
Untuk menjaga
atau mencegah menyusutnya hasil panen akibat adanya penyakit tanaman.
·
Untuk
mengurangi kehilangan hasil panen selama penyimpanan, pemasaran dan trasportasi
karena terinfeksi patogen.
·
Mengetahui
berbagai macam cara untuk mengendalikan penyakit agar tidak merusak lingkungan
dan keseimbangan ekosistem.
·
Mengendalikan
kerusakan serta kerugian fisiologi tanaman yang kita pelihara, dengan
mengakibatkan kerugian hasil panen yang kita harapkan dari penanaman.
Pengendalian penyakit.
Pengendalian
sering menimbulkan kerugian yang cukup berarti pada tanaman karet.setiap tahun
kerugian yang ditimbulkan bisa mencapai jutaan rupiah dari setiaphektar tanaman
karet.Besarnya kerugian tersebut tidak hanya disebabkan oleh rusaknya tanaman
karet saja,tetapi juga oleh biaya pengendalian penyakit yang sangat mahal.
Penyebab
penyakit yang sering dijumpai pada tanaman karet adlah jamur.Sedangkan bakteri
jarang dijumpai dan tidak menimbulkan kerusakan yang berarti.
Untuk
mengatasi penyakit yang terdapat pada tanaman karet,cara-cara pengendalian
harus dilakukan secara terpadu dengan strategi yang menguntungkan. Artinya
,usaha pencegahan lebih diutamakan daripada pengobatan sehingga
diperlukan pemeriksaan dan pengamatan sedini mungkin secara berkala dan
terus menerus.berikut ini terdapat beberapa macam penyakit pada tanaman
karet,yang menyerang akar,batan atau cabang,bidang sadap,dan daun
A. Penyakit Akar
1.
Penyakit Jamur Akar Putih
Gejala
Daun-daun
tanaman menjadi pucat kuning dengan tepi ujungnya terlipat ke dalam.daun-daun ini
kemudian gugur dan ujung rantingnya mati.akar tanaman yang sakit akhirnya
membusuk,lunak dan berwarna coklat.
penyebab penyakit akar putih yaitu jamur Rigidoporus
lignosus.
Pengendalian
Ø Sisa-sisa atau tunggul tanaman di area pertanaman harus
disingkirkan atau di bakar. Atau hanya dengan membersihkan sisa sisa akar dan
tunggul tersebut.
Ø Menanam tanaman penutup tanah yang baik untuk kebun
karet.
Ø Menanam bibit tanaman yang sehat, bebas dari jamur akar
putih. Bila dicurigai bibit terjangkit penyakit ini, sebaiknya bibit
dicelupkan kedalam larutan terusi sebelum ditanam.
Ø Apabila kebun karet pernah mengalami serangan jamur akar
putih, maka tanaman baru harus dilindungi. Caranya, disekitar tanaman baru
ditaburkan serbuk belerang sebanyak 100 gram dengan radium antara 30 – 100 cm.
Setelah itu, serbuk dibenamkan kedalam tanah dengan bantuan garpu.
Ø Diantara pohon pohon karet tidak dianjurkan ditanami
tanaman sela yang merupakan inang jamur akar putih seperti ubi kayu, ubi jalar
dan lain-lain.
Ø Tanaman yang sakit masih bisa diselamatkan diberi obat
pelindung akar. Caranya, tanah pada leher akar tanaman harus dibuka denagan
membuat lubang berjarak 30 cm disekeliling akar. Kedalam lubang tergantung pada
batas serangan jamur. Kemudian, benang benang yang menempel dikerok. Akar yang
busuk dipotong dan dimusnahkan. Bagian yang luka akibat kerokan atau potongan
ditutup dengan ter. Setelah itu bagian tersebut diolesi ijal 5%. Setelah itu,
diolesi pelumas obat pelindung akar. Setelah luka mengering, akar ditutup
kembali dengan tanah.
Ø Membasmi JAP juga dapat dilakukan dengan fungisida yang
terdiri atas campuran bahan kimia hexaconazole, triadimefon, dan cyproconazole.
Bahan bahan ini mengandung bahan aktif PCNB.
Ø Jamur ini juga dapat juga di basmi dengan isolat trichoderma
yang bersifat antargonis terhadap jamur akar putih. Trichoderma ini
ditambah serbuk belerang yang selanjutnya bisa berbiak dalam antar pohon karet.
Bahan campuran ini diberikan desekitar batang pohon karet yang telah digali
sekitar 10 cm.
2.
Penyakit akar
merah
Gejala
Warna daun
berubah mwnjadi hijau pucat suram kemudian menguning dan akhinya berguguran
akarnya diliputi benang-benang jamur berwarna merah muda sampai tua.
Akar tanaman
yang sakit akan membusuk dan berwarna jingga kehitaman. Bila ditekan, cairan
akan keluar dari akar tersebut.
Penyebabnya
adalah jamur ganoderma pseudoferrum.
Pengendalian :
Pengendalian
jamur ini sama dengan pengendalian jamur akar putih.
3.
Penyakit
Cendawan Akar Coklat (Brown Root Rot)
Gejala
Benang-benang cendawan menutupi permukaan akar yang sakit, warnanya coklat dan
akar berubah menjadi hitam bila tua. Permukaan penyakit akan menjadi kaku,
permukaannya tidak teratur dan lapisan tanah yang tebal melekat padanya. Bila
proses pembusukan berlanjut, kayu menjadi rapuh,ringan dan kering karena
ditembus benang-benang cendawan yang membentuk seperti sarang laba-laba.
Penyebanya
adalah cendawan Phellinus noxius
Pengendalian
Caranya sama
seperti pada penyakit cendawan akar merah dan akar putih.
B.
Penyaki Batang
a.
Jamur upas
Gejala
Bagian tanaman
yang diserang akan mengeluarkan cairan latek berwarna coklat kehitaman yang
meleleh dipermukaan batang tanaman. Lambat laut kulit tanaman yang terserang
akan membusuk dan berubah menjadi hitam, mengering, dan terkelupas. Bagian kayu
di bawah kulit menjadi rusak dan menghitam. Pada serangan lanjut, tajuk
percabangan akan mati dan mudah patah oleh hembusan angin.
Penyebabnya
adalah jamur Corticium salmonicolor.
Pengendalian
Ø Pengobatan untuk tanaman yang sakit dilakukan dengan
melumaskan fungisida Fylomac 90 0,5%, Calixin MR, Dowco 262, atau bubur bordo
pada bagian yang terserang hingga 30 cm keatas dan kebawahnya
Ø Karena pengobatan dengan cara pelumasan sangat lambat,
maka ditempuh cara pengobatan dengan penyemprotan.
Ø Bila percabangan sudah terkena serangan lanjut, maka
pengendaliannya dilakukan dengan cara mengupas kulit yang busuk. Kemudian,
kulit batang yang tersisa dilumas dengan Calixin MR. Secukupnya.
b.
Kanker Bercak
Gejala
Bila kulit
batang atau cabang dikerok, kulit yang sakit baru tampak ; berwarna coklat
kemerahan dengan bercak-bercak besar yang meluas kesamping, kambium, dan bagian
kayu.
Penyebabnya
adalah jamur phytophthola palmivora.
Pengendalain
Ø jarak tanam diatur jangan terlalu rapat untuk menghindari
terjadinya kelembaban yang terlalu tinggi diantara tanaman.
Ø Tanaman penutup tanah yang lebat di pangkas dan gulmanya
diberantas untuk mengurangi kelembaban diarea kebun.
Ø Kulit yang membusuk dipotong sampai kebagian yang sehat.
Potongan nya harus dimusnahkan, sedangkan luka potongan diolesi Difolatan 4 F
3% dengan kuas.setelah itu,bagian tersebut ditutup dengan petrolatum (shellotina
compound)untuk mempercepat pemulihan kulit.bagian kayu yang luka ditutup
ter.
c.
Penyakit Busuk
pada Batang
Gejala
Pada kaki
Gajah, tampak kulitnya kering dan pecah-pecah,sedangkan kayu bagian atas masih
baik dan utuh,bagian kayunya rusak, kulit menjadi hitam
Penyebab
penyakit ini adalah cendawan Botrydiplodia theobromae.
Pengendalian
Ø Pemberian fungisida harus tepat terutama pada tanaman
yang tingkat serangannya di bawah tahap kerusakan lanjut.
Ø Pemupukan diberkan dengan dosis dan waktu yang tepat.
Ø Penyulaman nisa dilakukan bil.a persentase tanaman yang
rusak berat kurang dari yang sehat. Bibit untuk sulaman adalah bibit stum
tinggi.
d.
Penyakit batang
lain
Penyakit batang
lain sering menyerang batang tanaman karet, tetapi umumnya tidak
merugikan tanaman dan bukan merupakan penyakit yang berbahaya. Penyakit
tersebut diantaranya adalah penyakit cendawan Phytophthora palmivora. Penyakit
cendawan Pythium complecetens, penyakit nekrosis kulit Fusarium
solani, dan penyakit pecah kulit.
C.
Penyakit Bidang
Sadap
a.
Kanker
garis
Gejala
Awal seranga di
tandai dengan adanya selaput tipis berwarna putih dan tidak begitu jelas
menutupi alur sadap. Bila dikorek dan diiris, di bawah kulit diatas irisan
sadap akan tampak garis-garis tegak berwarna cokelat atau hitam. Terkadang
dibawah kulit pulihan akan terbentuk gumpalan lateks yang mengakibatkan
pecahnya kulit. Dari bagian ini akan mengeliarkan tetesan lateks berwarna
cokelat dan berbau busuk.
Penyakit ini di
sebabkan oleh cendawan Phytophtora palmivora yang juga menyebabkan
penyakit kanker bercak.
Pengendalian
Ø Tidak dianjurkan menanam kelon karet yang peka terhadap
penyakit ini, seperti PR 107, PR 261, LCB 1320, atau WR 101 di daerah yang
mengalami serangan atau daerah beriklim basah. Daerah seperti itu sebaiknya di
tanami klon yang tahan penyakit kanker garis, seperti PR 300 atau PR 303.
Ø Jarak tanam diusahakan tidak terlalu rapat agar terhindar
dari kelembaban yang tinggi yang bisa membantu perkembangan penyakit.
Ø Tanaman penutup tanah yang terlalu lebat di pangkas.
Selain itu, gulma yang tumbuh dikebun diberantas agar kelembaban berkurang.
Ø Perlu diadak pemupukan yang sesuai dengan dosis yang
tertentu, agar tanaman bisa tumbuh dengan baik.
Ø Dilakukan tindakan pengobatan dengan fungisida Difolatan
4 F 2%, Difolatan 80 WP 2%, Demosan 0,5%, atau Actidione 0,5%.
Ø Bila sudah ada bagian yang membusuk, dilakuakan
pengorekan seperlunya pada bagian tersebut kemudian dilumasi dengan fungisida.
Ø Sebelum melakukan penyadapan, pissau sadap diolesi dengan
Difolatan 4 F 1% atau Difolatan 80 WP 1%.
b.
Mouldy Rot
Gejala
Mula –mula
tampak seraput tipis berwarna putih pada bidang sadap dideakt alur sadap.
Selaput ini kemudian berkembang membentuk lapisan seperti beledu berwarna
kelabu sejajar dengan alur sadap. Bila lapisan ini dikorek, akan tampak
bintik-bintik berwarna cokelat atau hitam. Jika bagian ini tampak membusuk dan
berwarna hitam kecoklatan, maka serangan ini sudah parah.
Penyebabnya
dalah cendawan Ceratocystis fimbrata.
Pengendalian
Ø Di daerah beriklim basah atau daerah yang sering
mengalami serangan penyakit mouldy rot tidak dianjurkan menanam klon karet yang
peka terhadap penyakit tersebut, seperti PR 107, LCB 479, LCB 1320,atau WR 101.
Sebaiknya ditanami klon yang tahan tyerhadap penyakit ini seperti, GT 1 atau
AVROS 2037.
Ø Jarak tanam diusahakan tidak terlalu rapat agar terhindar
dari kelembaban yang tinggi yang bisa membantu perkembangan penyakit.
Ø Tanaman penutup tanah yang terlalu lebat di pangkas.
Selain itu, gulma yang tumbuh dikebun diberantas agar kelembaban berkurang.
Ø Usahakan tanaman berada dalam kondisi yang baik dengan
cara dipupuk sesuai dosis yang di anjurkan.
Ø Penyadapan jangan terlalu sering dilakukan agar
kulit cepat pulih.
Ø Sebelum melakukan penyadapan, pissau sadap diolesi dengan
Difolatan 4 F 1% atau Difolatan 80 WP 1%.
c.
Brown bast
Gejala
Gejala awal
ditandai dengan tidak mengalirnya lateks dari sebagian alur sadap. Bebrapa
minggu kemudian , sluruh alur sadap menjadi kering dan tidak mengeluarkan
lateks. Kulit tampak pecah-pecah, dan pada batang terjadi pembengkakan atau
tonjokan.
Penyakit brown
bast i disebakan karena penyadapan yang terlalu sering, apabila jika
dengan penggunaan bahan perangsang lateks ethephon (ethrel).
Pengendalian
Ø Hindari penyadapan yang terlalu sering dan kurangi
penggunaan eyhephon terutama pada klon yang peka terhadap brown bast, seperti
PR 255, PR 261, dan BPM 1. Klon yang tahan terhadap penyakit ini sperti, AVROS
2037, PR 300, dan PR 303.
Ø Bila terjadi penurunan kadar karet kering terus menerus
pada lateks yang dipungut serta terjadi peningkatan jumlah pohon yang diserang
hingga 10% dari seluruh areal, maka sebaiknya inteensitas penyadapan diturunkan
atau penggunaan ethephon dikurangi atau dihentikan.
Ø Agar penyakit tidak meluas kebagian kulit yang sehat,
dibuat parit pembatas bila sebagian alur sadap tidak mengeluarkanlateks dan
warnanya berubah menjadi cokelat.
Ø Bila alur sadap telah mengring seluruhnya, penyadapan
dapat dilanjutkan pada bagian kulit yang mengeluarakan lateks denagn antensitas
sadapan rendah.
Ø Bila kulit tidak bisa disadap lagi, pohon sebaiknya
diistirahatkan sampai tanaman sembuh kembali.
D.
Penyakit Daun
a.
Penyakit
embu tepung
Gejala
Daun muda
berwarna hitam, lemah, keriput, dan seperti berlendir. Dibawah permukaan daun
terdapat bercak-bercak bundar berwarna putih seperti tepung halus terdiri
dari benang-benang hifa dan spora jamur. Helaian daun yang tua bercak
kuning, tetapia hanya beberapa helai yang gugur. Serangan pada bunga
menyebabkan bunga berguguran.
Penyebab
penyakit embun tepung adalah jamur Oidium heveae sehingga penyakit in
juga disebut penyakit oidium.
Pengendalian
Ø Sebaiknya tidak menanam klon-klon yang peka terhdap
penyakit embun tepung seperti GT 1, PR 255, PR 261, dan BPM 1. Klon yang
tahan terhadap penyakit ini sperti, AVROS 2037, PR 300, dan PR 303.
Ø Tanaman yang terserang sebaiknya diberi pupuk nitrogen
dengan dosis yang tinggi (dua kali dosis anjuran) pada saat daun-daun baru
mulai terbentuk.
Ø Klon yang peka diokulasi dengan klon yang tahan sehingga
diharapkan tajukanya bebas dari serangan embun tepung.
Ø Daun-daun tanaman harus digugurkan lebih awal, sebelum
masa gugur daun tahuanan,denagn asam kakodilik (1-5 kg/ 1 air/ha).
Ø Pelindungan atas serangan embun tepung dilakukan cara
pengembusan serbuk belerang seminggu sekali selama lima minggu.
b.
Penyakit
colletotrichum
Gejala
Daun-daun muda
tampak lemah berwarna hitam, keriput, bagian ujungnya mati dan menggulunag, dan
akhirnya gugur. Daun tua tampak bercak-bercak berwarna cokelat atau hitam
kemudian menjadi lubang, mengeriput, dan sebagian ujungnya mati.
Penyebabnya
adalah cendawan Colletotrichum gloeosporoides.
Pengendalian
Ø Kebun-kebun yang sering mengalami serangan atau yang
terletak didaerah tinggi dan bercurah hujan tinggi sebaiknya tidak ditanami
klon yang peka terhadap penyakit ini, seperti PR 255, PR 300 atau PR 303.
Sebainya di ajurkan klon yang tahan terhadap penyakit ini seperti, BPM 1, LCM
1320, PR 261,dan GT 1.
Ø Untuk mempercepat pembentukan daun muda ,tanaman diberi
pupuk ekstra beberapa kali dimulai padaa saat terbentuknya daun-daun baru
hingga dfaun menjadi hijau.
Ø Klon yang peka diganti tajunya melalui okulasi tajuk
dengan klon yang tahan.
Ø Daun-daun tanaman harus digugurkan lebih awal, sebelum
masa gugur daun tahuanan,denagn asam kakodilik (1-5 kg/ 1 air/ha).
c.
Penyakit
Phytophtora
Gejala
Gejala awal
tampak pada buah yang berwarna hitam dan membusuk. Daun buah, serangan akan
menular hingga ke daun tangkainya sehingga dalam beberapa minggu kemudian daun
dan tangkain gugur.
Penyebabnya
adalah cendawan Phytophthora botriosa atau Phytophthora palmivora.
Pengendalian
Ø Klon yang peka terhadap penyakit ini jangan di
tananami,didaearh yang sering terserang penyakit ini. Seperti PB 86, PRIM 600,
Tjir 1 atau PR 107.
Ø Perlindungan tanaman dari seranga cendawan Phytophthora
botriosa atau Phytophthora palmivora. Dilakukan penyemprotan dengan
fungisida.
d.
Penyakit
Corynespora
Gejala
Daun muda
tampak bercak hitam seperti menyirip kemudian lemas, pucat, dan ujungnya mati
serta menggulung. Daun tua juga tampak berbercak hitam dan menyirip, tetapi
lebih jelas.
Penyakit ini
disebabkan oleh cendawan Corynespora cassiicola.
Pengendalian
Ø Klon yang peka terhadap penyakit ini jangan di
tananami,didaearh yang sering terserang penyakit ini. Seperti PPn 2058, PPN
2444, PPN 2447, dan lain-lain.
Ø Tanaman yang terserang sebaiknya diberi pupuk nitrogen
dengan dosis yang tinggi (dua kali dosis anjuran) pada saat daun-daun baru
mulai terbentuk.
Ø Klon yang peka pucuknya diokulasi dengan klon yang
tahan untuk mendapatkan klon baru yang lebih tahan terhadap penyakit ini.
Ø Penyakit ini bisa ditekan penyebabnya dengan bahan kimia
Mankozeb dan Tridemorf untuk tanamanyang belum menghasilkan.
e.
Penyakit Helminthosporium
Gejala
Mula-mula daun
muda menjadi hitam dan menggulung kemudian gugur. Daun yang dewasa
berbinti-bintik cokelat lambat laun membesar dan berbentuk bundar.Penyakit ini
disebabkan oleh cendawan Helminthosporium hevea.
Pengendalian
Ø Persemaian atau pembibitan dibuat ditanah yang subur dan
tidak berpasir agar tanaman bisa tumbuh dengan baik dan tidak mudah kekeringan.
Ø Persemaian diberi naungan agar penyinaran langsung dapat
di cegah.
Ø Pemupukan harus dengan dosis yang tepat, tidak terlalu
banyak nitrogen.
Ø Tanaman harus dilindungi dengan fungisida Dithane M-45
0,25 atau Daconil 0,2%.fungisida harus diberikan sebyak empat kali dengan
selang seminggu dimulai daun-daun baru terbentuk.