PENDAHULUAN
Mikrobiologi
adalah telah mengenai organisme hidup yang berukuran mikroskopis. Dalam bidang mikrobiologi kita akan
mempelajari banyak segi mengenai jasad-jasad renik antara lain tentang dimana
adanya, ciri-cirinya, kekerabatan antara sesamanya seperti juga dengan kelompok
organisme lainnya, pengendaliannya dan peranannya dalam kesehatan serta
kesejahteraan kita (Pelczar dan Chan, 2005).
Mikroorganisme terbagi menjadi dua,
ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan.
Untuk mikroorganisme yang menguntungkan sangat membantu dalam kegiatan
manusia, sedangkan yang merugikan bisa menyebabka penyakit bagi manusia. Salah satu pemanfaatannya adalah dalam bidang
makanan (Hadioetomo, 1993).
Dengan
semakin banyaknya penggunaan mikroorganisme untuk kepentingan manusia, cabang
ilmu mikrobiologi semakin lebih jauh digali.
Untuk mengetahui suatu fungsi dari mikroorganisme, perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut. Penelitian
terhadap suatu mikroorganisme biasanya dilakukan pada laboratorium khusus
mikrobiologi yang dilakukan dalam kondisi steril, sehingga diperoleh hasil yang
maksimal (Hadioetomo, 1993).
Praktikum
mikrobiologi tentunya akan menggunakan peralatan yang ada di ruang praktikum
mikrobiologi yang khusus maupun yang sudah umum digunakan. Setiap alat punya fungsi, bentuk, cara
penyimpanan, serta perawatan yang berbeda-beda, sehingga untuk memudahkan dalam
melakukan sesuatu di kemudian hari dan praktikan mengetahui kegunaan dari tiap
alat dan cara penggunaan yang benar, maka terlebih dahulu diadakan pengenalan
alat yang ada di laboratorium (Hendaryono, 1994).
Pengetahuan tentang cara penggunaan
alat-alat laboratorium, sangat penting dimiliki oleh seorang praktikan karena
ada beberapa peralatan yang memerlukan prosedur khusus, baik dalam hal
perawatan, cara penggunaan dan sebagainya.
Berdasarkan kepentingan tersebut, maka perlu adanya pengenalan alat-alat
dan babhan-bahan di laboratorium terlebih dahulu. Hal inilah yang nantinya akan menjadi bekal
dan dasar bagi para praktikan dan untuk melakukan praktikum dengan baik dan
tepat (Assani, 1994).
Setiap laboratorium memiliki
peralatan standar keselamatan.
Diantaranya peralatan untuk memadamkan kebakaran, pencuci mata, safety
shower, dan peralatan lain yang berfungsi untuk keselamatan. Hal ini perlu diketahui dan dipelajari agar
ketika melakukan pekerjaan atau percobaan dalam ruang praktikum tiba-tiba
terjadi kecelakaan makan akan mudah diatasi dengan alat keselamatan tersebut.
Laboratorium mikrobiologi juga
demikian, harus memiliki peralatan keselamatan.
Sejak adanya potensi mikroorganisme pathogen mengenai manusia, maka
setiap orang yang bekerja dalam ruang laboratorium mikrobiologi harus
mengenakan pakaian pengaman (jas laboratorium) dan Jas laboratorium ini tidak
boleh dikenakan di luar laboratorium.
Mengenakan sarung tangan di dalam laboratorium mikrobiologi
tidak terlalu diperlukan, hal ini dikarenakan kulit kita memiliki kemampuan
untuk melawan mikroorganisme tersebut.
Sarung tangan hanya dipakai ketika hendak menangani kultur atau biakan
mikroba. Permukaan meja harus
disterilkan dengan desinfektan sebelum dan sesudah menggunakannya. Tata cara tentang bagaimana cara untuk
mensterilkannya harus diketahui dan dipelajari terlebih dahulu (Duncan, 2005).
Mikroskop merupakan salah satu alat
utama yang dipergunakan di dalam praktikum mikrobiologi. Berdasarkan sumber pencahayaannya (iluminasi)
yang dipergunakan ada dua kelompokutama mikroskop cahaya dan mikroskop
elektron. Mikroskop cahaya menggunakan
sistem lensa dan sinar panjang gelombang tertentu. Mikroskop yang tergolong dalam jenis
mikroskop ini adalah mikroskop medan terang, medan gelap, kontras fase, dan
pendar flour. Mikroskop elektron
menggunakan elektron sebagai sumber iluminasinya. Termasuk dalam mikroskop ini adalah mikroskop
elektron transmisi (TEM) dan electron scanning mikroskop (SEM) (Rohman, 2002).
Peralatan yang dipergunakan di
laboratorium mikrobiologi selain mikroskop adalah tabung reaksi, beaker glass, labu ukur, gelas ukur,
cawan petri, pipet volumetric, buret,
jarum inokulasi/ose, oven (hot air
sterilizer), autoclave, lampu
spritus, alat timbangan (neraca analitik), pH meter, inkubator, waterbath
(penangas air), refrigator inkubator, freezer, heamotocytometer, spectronic 20
D, colony counter, hot plate, vortex mixer dan lain sebagainya. Peralatan yang
tersebut di atas merupakan sebagian kecil dari peralatan yang terdapat di
laboratorium mikrobiologi (Sutedjo, 1991).
Tujuan
dari praktikum ini adalah untuk memperkenalkan mahasiswa prinsip-prinsip
berpraktikum, alat/bahan, serta cara penggunaan dan pemeliharaan yang baik.
METODE PRAKTIKUM
Bahan dan Alat
Bahan
Bahan
yang digunakan pada praktikum ini adalah
tidak ada bahan yang digunakan.
Alat
Alat
yang digunakan pada praktikum ini adalah Alat-alat elaktrik meliputi Mikroskop cahaya, Mikroskop stereo, Autoklaf elektrik, Incubator, Hot plate & stirrer, Colony counter, Biological Safety
Cabinet (BSC), dan Mikropipet. Alat-alat
gelas (keramik) meliputi Cawan Petri, Pipet ukur, Pipet tetes, Tabung reaksi, Labu Erlenmeyer, Glass beads, Mortar & pestle, Beaker glass, Bunsen burner, Gelas ukur, Batang L / Drugalsky, dan Tabung durham. Sedangkan Alat-alat non gelas meliputi Jarum inokulum / ose, Pinset, Rubber bulb, dan pH meter universal
Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada pukul
08.00 - selesai, hari Selasa tanggal 26 Oktober 2010 bertempat di Laboratorium
Fitopatologi Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.
Prosedur Kerja
1. Diamati alat-alat laboratorium yang telah disediakan.
2. Difoto alat-alat yang terdapat di dalam laboratorium.
3. Dicatat nama alat beserta fungsinya.
4. Diberikan keterangan pada gambar alat yang telah difoto.
5. Diketahui cara penggunaan dan pemeliharaan yang baik
terhadap alat-alat tersebut.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil yang diperoleh dari praktikum
ini adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil Pengamatan
Alat Mikroskop
NO
|
GAMBAR
|
NAMA
|
FUNGSI
|
1
|
Mikroskop Cahaya
|
2. Revolving nosepiece (pemutar lensa objektif)
3. Observation tube (tabung pengamatan / tabung
okuler)
4. Stage (meja benda)
5. Condenser (condenser)
6. Objective lense (lensa objektif)
7. Brightness adjustment knob (pengatur kekuatan lampu)
8. Main switch (tombol on-off)
9. Diopter adjustmet ring (cincin pengatur diopter)
10. Interpupillar distance adjustment knob
11. Specimen holder
12. Illuminator
13. Vertical feed knob (sekrup pengatur vertical
14. Horizontal feed knob (sekrup pengatur horizontal)
15. Coarse focus knob (sekrup fokus kasar)
16. Fine focus knob (sekrup fokus halus)
17. Observation tube securing knob
18. Condenser adjustment knob (sekrup pengatur kondenser)
|
Untuk
memperbesar bayangan yang dibentuk lensa objektif
Untuk
memutar objektif sehingga mengubah perbesaran
Tabung
pengamatan / tabung Okuler
Meja
benda
Untuk
mengumpulkan cahaya supaya tertuju
ke lensa objektif
Untuk memperbesar specimen
Untuk memperbesar dan memperkecil
cahaya lampu
Untuk mnyalakan dan mematikan
mikroskop
Untuk menyamakan focus antara mata
kanan dan kiri
Pengatur
jarak interpupillar)
Penjepit spesimen
Sumber cahaya
Sumber cahaya
Untuk menaikkkan atau menurunkan
object glass
Untuk menggeser ke kanan atau kiri
object glass
Menaikkan turunkan meja benda
(untuk mencari focus) secara kasar dan cepat
Menaik turunkan meja benda secara
halus dan lambat
Sekrup
pengencang tabung okuler
Untuk menaik turunkan kondensesor
|
2
|
Mikroskop Stereo
|
Oculars eyepiece
Diopter
adjustment ring
Zoom
control knob
.Focusing knob
Stage
plate
Stage
clip
|
Lensa okuler
Cincin pengatur dioptre
Sekrup pengatur pembesaran
Sekrup pengatur fokus
Pelat tempat specimen diletakkan
Penjepit spesimen / preparat
|
Tabel 2. Hasil
Pengamatan Alat Praktikum
NO
|
ALAT
|
GAMBAR
|
FUNGSI
|
1
|
Autoklaf (Autoclave)
|
Sterilisasi basah dengan penun juk tekanan dan katub
pengaman pada dasarnya berfungsi untuk membuang uap panas dari alat yang
disterilkan yang dihasilkan dari bahan cair yang merupakan pendukungnya.
|
|
2
|
Inkubator (Incubator)
|
Untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yang
terkontrol.
|
|
3
|
Hot plate stirrer dan Stirrer bar
|
Untuk menghomogenkan suatu larutan dengan pengadukan.
Pelat (plate) yang terdapat dalam alat ini dapat dipanaskan sehingga
mampu mempercepat proses homogenisasi.
|
|
4
|
Colony counter
|
Untuk mempermudah perhitungan koloni yang tumbuh setelah
diinkubasi di dalam cawankarena adanya kaca pembesar.
|
|
5
|
Biological Safety Cabinet
|
Untuk bekerja secara aseptis karena BSC mempunyai pola
pengaturan dan penyaring aliran udara sehingga menjadi steril dan
aplikasisinar UV beberapa jam sebelum digunakan.
|
|
6
|
Mikropipet (Micropippete)
dan Tip
|
Untuk memindahkan cairan yang bervolume cukup kecil,
biasanya kurang dari 1000 µl.
|
|
7
|
Cawan Petri (Petri Dish)
|
Untuk membiakkan (kultivasi) mikroorganisme.
|
|
8
|
Pipet Ukur (Measuring Pippete)
|
Alat untuk memindahkan larutan dengan volume yang
diketahui.
|
|
9
|
Pipet tetes (Pasteur Pippete)
|
Fungsinya sama dengan pipet ukur, namun volume yang
dipindahkan tidak diketahui.
|
|
10
|
Tabung reaksi (Reaction Tube / Test Tube)
|
Digunakan untuk menguji biokimiawi dan menumbuhkan mikroba
|
|
11
|
Labu Erlenmeyer (Erlenmeyer Flask)
|
Untuk menampung larutan, bahan atau cairan
|
|
12
|
Gelas ukur (Graduated Cylinder)
|
Untuk mengukur volume suatu cairan, seperti labu
erlenmeyer, gelas ukur memiliki beberapa pilihan berdasarkan skala volumenya.
|
|
13
|
Mortar dan Pestle
|
Digunakan untuk menumbuk atau
menghancurkan materi cuplikan, misal daging, roti atau tanah sebelum diproses
lebih lanjut.
|
|
14
|
Beaker Glass
|
Digunakan untuk preparasi media media,
menampung akuades dll..
|
|
15
|
Pembakar Bunsen (Bunsen Burner)
|
Untuk menciptakan kondisi yang steril adalah pembakar
bunsen. Untuk sterilisasi jarum ose atau yang lain, bagian api yang paling
cocok untuk memijarkannya adalah bagian api yang berwarna biru (paling
panas).
|
|
16
|
Jarum Inokulum
|
Untuk memindahkan biakan untuk ditanam/ditumbuhkan ke
media baru.
|
|
17
|
Pinset
|
Untuk mengambil benda dengan menjepit
misalnya saat memindahkan cakram antibiotik.
|
|
18
|
Pipet Filler /
Rubber Bulb
|
||
19
|
pH Indikator
Universal
|
Untuk mengukur/mengetahui pH suatu larutan.
|
|
20
|
Spatula
|
||
21
|
Lampu Bursen
|
||
22
|
Oven
|
Untuk mensterilkan alat- alat gelas yang tahan terhadap
panas.
|
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil praktikum yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Penggunaan alat-alat di
laboratorium mikrobiologi harus sesuai dengan prinsip kerja dan prosedur kerja praktikum.
2. Alat-alat laboratorium khususnya dalam
laboratorium mikrobiologi banyak yang terbuat gelas sehingga dalam melakukan praktikum harus berhati-hati.
3. Kelebihan dari bahan gelas ini antara lain adalah bahan gelas tidak
mudah bereaksi dengan hampir semua bahan kimia, gelas bersifat bening sehingga
memudahkan pengamatan terhadap warna dan isi cairan yang terdapat di
dalamnya. Gelas juga tahan terhadap
perubahan suhu, mudah dibersihkan karena sifatnya yang licin dan tidak terlalu
berat karena berat jenisnya relatif rendah.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Anik. 1984.
Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Canece. Exact. Bandung
Healey, P. 1986.
Biologi Sains. Bumi Aksara, Jakarta.
Kartasaputra, A. C.
1987. Pengantar Anatonim Tumbuhan : PT. Bina Aksara
Linggih, S. Ringkasan
Biologi Dasar Universitas Erlangga. Jakarta.
Sastronoto,
Soenarjo. 1890. Biologi Umum : PT. Gramedia. Jakarta.
haloo.. sekedar berbagi informasi untuk teman-teman, ini ada blog tentang fungsi dan jenis alat lab dan juga distributor produk alat laboratorium
BalasHapus