Daftar Isi
Kata Pengantar.....................................................................................................
i
Daftar Isi..............................................................................................................
ii
BAB I. Pendahuluan...........................................................................................
1
1.1 Latar Belakang...................................................................................
1
1.2 Rumusan
Masalah.............................................................................
3
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................
3
1.4 Metode Penulisan..............................................................................
3
1.5 Manfaat Penulisan.............................................................................
4
BAB II. Pembahasan........................................................................................... 5
2.1 Pengaruh Bahan Organik Terhadap Produksi Tanaman.................... 5
a. Pengaruh Bahan Organik pada Sifat Fisika Tanah......................... 8
b. Pengaruh Bahan Organik pada Sifat Kimia Tanah......................... 9
c. Pengaruh Bahan Organik pada Sifat Biologi Tanah...................... 11
2.2 Peranan Bahan Organik Bagi Tanaman............................................ 12
BAB. III Penutup............................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan........................................................................................ 14
3.2 Saran.................................................................................................. 15
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Kata “bahan Organik” atau biasanya disingkat dengan kata BO
sering kita dengar bahkan ucapkan dalam kaitannya dengan masalah kehutanan. Bahan organik sendiri merupakan bahan-bahan yang dapat
diperbaharui, didaur ulang, dirombak oleh bakteri-bakteri tanah menjadi unsur
yang dapat digunakan oleh tanaman tanpa mencemari tanah dan air. Bahan organik
tanah merupakan penimbunan dari sisa-sisa tanaman dan binatang yang sebagian
telah mengalami pelapukan dan pembentukan kembali. Bahan organik demikian
berada dalam pelapukan aktif dan menjadi mangsa serangan jasad mikro. Sebagai
akibatnya bahan tersebut berubah terus dan tidak mantap sehingga harus selalu
diperbaharui melalui penambahan sisa-sisa tanaman atau binatang.
Adapun sumber
primer bahan organik adalah jaringan tanaman berupa akar, batang, ranting,
daun, dan buah. Bahan organik dihasilkan oleh tumbuhan melalui proses
fotosintesis sehingga unsur karbon merupakan penyusun utama dari bahan organik
tersebut. Unsur karbon ini berada dalam bentuk senyawa-senyawa polisakarida,
seperti selulosa, hemiselulosa, pati, dan bahan- bahan pektin dan lignin.
Selain itu nitrogen merupakan unsur yang paling banyak terakumulasi dalam bahan
organik karena merupakan unsur yang penting dalam sel mikroba yang terlibat
dalam proses perombakan bahan organik tanah. Jaringan tanaman ini akan
mengalami dekomposisi dan akan terangkut ke lapisan bawah serta
diinkorporasikan dengan tanah. Tumbuhan tidak saja sumber bahan organik, tetapi
sumber bahan organik dari seluruh makhluk hidup.
Sumber sekunder bahan organik adalah fauna. Fauna
terlebih dahulu harus menggunakan bahan organik tanaman setelah itu barulah menyumbangkan
pula bahan organik. Perbedaan sumber bahan organik tanah tersebut akan
memberikan perbedaan pengaruh yang disumbangkannya ke dalam tanah. Hal itu
berkaitan erat dengan komposisi atau susunan dari bahan organik tersebut.
Kandungan bahan organik dalam setiap jenis tanah tidak sama. Hal ini tergantung
dari beberapa hal yaitu; tipe vegetasi yang ada di daerah tersebut, populasi
mikroba tanah, keadaan drainase tanah, curah hujan, suhu, dan pengelolaan
tanah. Komposisi atau susunan jaringan tumbuhan akan jauh berbeda dengan jaringan
binatang. Pada umumnya jaringan binatang akan lebih cepat hancur daripada
jaringan tumbuhan. Jaringan tumbuhan sebagian besar tersusun dari air yang
beragam dari 60-90% dan rata-rata sekitar 75%. Bagian padatan sekitar 25% dari
hidrat arang 60%, protein 10%, lignin 10-30% dan lemak 1-8%. Ditinjau dari
susunan unsur karbon merupakan bagian yang terbesar (44%) disusul oleh oksigen
(40%), hidrogen dan abu masing-masing sekitar 8%. Susunan abu itu sendiri
terdiri dari seluruh unsur hara yang diserap dan diperlukan tanaman kecuali C,
H dan O.
Humus merupakan
salah satu bentuk bahan organik. Jaringan asli berupa tubuh tumbuhan atau fauna
baru yang belum lapuk terus menerus mengalami serangan-serangan jasad mikro
yang menggunakannya sebagai sumber energinya dan bahan bangunan tubuhnya. Hasil
pelapukan bahan asli yang dilakukan oleh jasad mikro disebut humus. Humus
biasanya berwarna gelap dan dijumpai terutama pada lapisan tanah atas. Definisi
humus yaitu fraksi bahan organik tanah yang kurang lebih stabil, sisa dari
sebagian besar residu tanaman terdekomposisi. Humus merupakan bentuk bahan organik yang lebih
stabil, dalam bentuk inilah bahan organik banyak terakumulasi dalam tanah.
Humus memiliki kontribusi terbesar terhadap durabilitas dan kesuburan tanah. Humuslah
yang aktif dan bersifat menyerupai liat, yaitu bermuatan negatif. Tetapi tidak
seperti liat yang kebanyakan kristalin, humus selalu amorf (tidak beraturan
bentuknya).
1.2 Rumusan Masalah
·
Bagaimanakah pengaruh bahan organik terhadap
kesuburan dan kesehatan tanah ?
·
Bagaimana pengaruh bahan organik terhadap sifat
fisika, kimia dan biologi tanah ?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan
dari penulisan makalah ini untuk mengetahui pengaruh bahan organik terhadap
kesuburan dan kesehatan tanah.
1.4 Metode Penulisan
Metode yang kami gunakan dalam
penulisan makalah ini adalah kepustakaan, yaitu dengan mencari sumber dari
berbagai buku tentang kesuburan dan
kesehatan tanah. Selain itu penulis juga menggunakan informasi dari internet
sebagai referensi dalam penulisan makalah ini.
1.5 Manfaat Penulisan
Makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi
para pembaca yang ingin mempelajari atau menambah wawasan tentang pengaruh bahan organik kesuburan dan kesehatan tanah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengaruh Bahan Organik Terhadap Produksi
Tanaman
Bahan organik
merupakan perekat butiran lepas dan sumber utama nitrogen, fosfor dan belerang.
Bahan organik cenderung mampu meningkatkan jumlah air yang dapat ditahan di
dalam tanah dan jumlah air yang tersedia pada tanaman. Akhirnya bahan organik
merupakan sumber energi bagi jasad mikro. Tanpa bahan organik semua kegiatan
biokimia akan terhenti.
Bahan tersebut
dapat berupa pupuk organik, yang proses perubahannya dapat terjadi secara alami
atau buatan. Bahan organik merupakan bahan penting dalam menciptakan kesuburan tanah,
baik secara fisika, kimia maupun dari segi biologi tanah. Bahan organik adalah
bahan pemantap agregat tanah yang sangat baik. dan merupakan sumber dari unsur
hara tumbuhan. Disamping itu bahan organik adalah sumber energi dari sebagian
besar organisme tanah. Bahan
organik dapat diperoleh dari residu tanaman sepert akar, batang, daun yang
gugur, yang dikembalikan ke tanah. 5% tetapi pengaruhnya terhadap sifat-sifat
tanah besar sekali. Adapun Fungsi bahan organik adalah
sebagai berikut:
1. Sebagai granulator, yaitu memperbaiki
struktur tanah.
2. Sumber unsur hara N, P, S, unsur mikro dan
lain-lain.
3. Menambah kemampuan tanah untuk menahan air.
4. Menambah kemampuan tanah untuk menahan
unsur -
unsur hara (Kapasitas tukar kation tanah menjadi tinggi).
5. Sumber energi bagi mikroorganisme.
Bahan organik
tidak mutlak dibutuhkan di dalam nutrisi tanaman, tetapi untuk nutrisi tanaman
yang efisien, peranannya tidak boleh ditawar lagi. Sumbangan bahan organik
terhadap pertumbuhan tanaman merupakan pengaruhnya terhadap sifat-sifat fisik,
kimia dan biologis dari tanah. Mereka memiliki peranan kimia di dalam
menyediakan N, P dan S untuk tanaman peranan biologis di dalam mempengaruhi
aktifitas organisme mikroflora dan mikrofauna, serta peranan fisik di dalam
memperbaiki struktur tanah dan lainnya.
Bahan organik
memainkan beberapa peranan penting di tanah. Sebab bahan organik berasal dari
tanaman yang tertinggal, berisi unsur-unsur hara yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan tanaman. Bahan organik mempengaruhi struktur tanah dan cenderung
untuk menjaga menaikkan kondisi fisik yang diinginkan. Hewan-hewan tanah
tergantung pada bahan organik untuk makanan dan mendukung kondisi fisik yang
diinginkan dengan mencampur tanah membentuk alur-alur. Sejak perang dunia ke
dua, terdapat suatu peningkatan yang besar hasil tanaman pada beberapa negara.
Hasil tanaman yang lebih besar terutama dimana hanya biji-bijian saja yang
dipanen, sisa - sisa tanamna lebih banyak dikembalikan ke lahan dan disini
lebih banyak penutupan oleh tanaman selama musim pertumbuhan.
Perlu dipelajari juga faktor yang mempengaruhi kadar bahan
organik dan nitrogen tanah, faktor yang penting adalah kedalaman tanah, iklim, tekstur tanah dan drainase. Kedalaman lapisan menentukan kadar
bahan organik dan N. Kadar bahan organik terbanyak ditemukan di lapisan atas
setebal 20 cm (15-20%). Semakin ke
bawah kadar bahan organik semakin berkurang. Hal itu disebabkan akumulasi bahan
organik memang terkonsentrasi di lapisan atas. Faktor iklim yang berpengaruh adalah suhu dan curah hujan. Makin ke
daerah dingin, kadar bahan organik dan N makin tinggi. Pada kondisi yang sama
kadar bahan organik dan N bertambah 2 hingga 3 kali tiap suhu tahunan rata-rata
turun 100C. bila kelembaban efektif meningkat, kadar bahan organik dan N juga
bertambah. Hal itu menunjukkan suatu hambatan kegiatan organisme tanah. Tekstur tanah juga
cukup berperan, makin tinggi jumlah liat maka makin tinggi kadar bahan organik
dan N tanah, bila kondisi lainnya sama. Tanah berpasir memungkinkan oksidasi
yang baik sehingga bahan organik cepat habis. Pada tanah dengan drainase buruk, dimana air berlebih, oksidasi terhambat karena
kondisi aerasi yang buruk. Hal ini menyebabkan kadar bahan organik dan N tinggi
daripada tanah berdrainase baik. Disamping itu vegetasi penutup tanah dan
adanya kapur dalam tanah juga mempengaruhi kadar bahan organik tanah. Vegetasi
hutan akan berbeda dengan padang rumput dan tanah pertanian. Faktor-faktor ini
saling berkaitan, sehingga sukar menilainya sendiri (Hakim et al, 1986).
Bahan organik
berperan penting untuk menciptakan kesuburan tanah. Peranan bahan organik bagi
tanah adalah dalam kaitannya dengan perubahan sifat-sifat tanah, yaitu sifat
fisik, biologis, dan sifat kimia tanah. Bahan organik merupakan pembentuk
granulasi dalam tanah dan sangat penting dalam pembentukan agregat tanah yang
stabil. Bahan organik adalah bahan pemantap agregat tanah yang tiada taranya.
Melalui penambahan bahan organik, tanah yang tadinya berat menjadi berstruktur remah
yang relatif lebih ringan. Pergerakan air secara vertikal atau infiltrasi dapat
diperbaiki dan tanah dapat menyerap air lebih cepat sehingga aliran permukaan
dan erosi diperkecil. Demikian pula dengan aerasi tanah yang menjadi lebih baik
karena ruang pori tanah (porositas) bertambah akibat terbentuknya agregat.
a. Pengaruh Bahan Organik pada Sifat Fisika Tanah
Pengaruh pemberian bahan organik terhadap struktur tanah
sangat berkaitan dengan tekstur tanah yang diperlakukan.Hal ini dapat dikaitkan dengan sifat polaritas air
yang bermuatan negatif dan positif yang selanjutnya berkaitan dengan partikel
tanah dan bahan organik. Air tanah mempengaruhi mikroorganisme tanah dan
tanaman di atasnya. Kadar air optimal bagi tanaman dan mikroorganisme adalah
0,5 bar/ atmosfer. Salah satu peran bahan organik yaitu sebagai granulator, yaitu memperbaiki
struktur tanah. Menurut Arsyad (1989) peranan bahan organik dalam pembentukan
agregat yang stabil terjadi karena mudahnya tanah membentuk kompleks dengan
bahan organik. Hai ini berlangsung melaluime kanisme : Penambahan bahan organik dapat
meningkatkan populasi mikroorganisme tanah, diantaranya jamur dan cendawan,
karena bahan organik digunakan oleh mikroorganisme tanah sebagai penyusun tubuh
dan sumber energinya. Miselia atau hifa cendawan tersebut mampu menyatukan
butir tanah menjadi agregat, sedangkan bakteri berfungsi seperti semen yang
menyatukan agregat. Peningkatan secara fisik butir-butir prima oleh miselia jamur dan
aktinomisetes. Dengan cara ini pembentukan struktur tanpa adanya fraksi liat
dapat terjadi dalam tanah. Peningkatan secara kimia butir-butir liat melalui
ikatan bagian-bagian pada senyawa organik yang berbentuk rantai panjang. Peningkatan secara
kimia butir-butir liat melalui ikatan antar bagian negatif liat dengan bagian
negatif (karbosil) dari senyawa organik dengan perantara basa dan ikatan
hidrogen. Peningkatan secara kimia butir-butir liat melalui ikatan antara bagian
negatif liat dan bagian positf dari senyawa organik berbentuk rantai polimer.
b. Pengaruh Bahan Organik pada Sifat Kimia Tanah
Pengaruh bahan organik
terhadap kesuburan kimia tanah antara lain terhadap kapasitas pertukaran
kation, kapasitas pertukaran anion, pH tanah, daya sangga tanah dan terhadap keharaan tanah.Meningkatkan daya jerap dan kapasitas
tukar kation (KTK). Sekitar setengah dari kapasitas tukar kation (KTK) tanah
berasal dari bahan organik. Bahan organik dapat meningkatkan kapasitas tukar
kation dua sampai tiga puluh kali lebih besar daripada koloid mineral yang
meliputi 30 sampai 90% dari tenaga jerap suatu tanah mineral. Peningkatan KTK
akibat penambahan bahan organik dikarenakan pelapukan bahan organik akan
menghasilkan humus (koloid organik) yang mempunyai permukaan dapat menahan
unsur hara dan air sehingga dapat dikatakan bahwa pemberian bahan organik dapat
menyimpan pupuk dan air yang diberikan di dalam tanah. Peningkatan KTK menambah
kemampuan tanah untuk menahan unsur- unsur hara.
Unsur N,P,S diikat
dalam bentuk organik atau dalam tubuh mikroorganisme, sehingga terhindar dari pencucian,
kemudian tersedia kembali. Berbeda dengan pupuk komersil dimana biasanya
ditambahkan dalam jumlah yang banyak karena sangat larut air sehingga pada
periode hujan terjadi kehilangan yang sangat tinggi, nutrien yang tersimpan
dalam residu organik tidak larut dalam air sehingga dilepaskan oleh proses
mikrobiologis. Kehilangan karena pencucian tidak seserius seperti yang terjadi
pada pupuk komersil. Sebagai hasilnya kandungan nitrogen tersedia stabil pada
level intermediet dan mengurangi bahaya kekurangan dan kelebihan. Bahan
organik berperan sebagai penambah hara N, P, K bagi tanaman dari hasil
mineralisasi oleh mikroorganisme. Mineralisasi merupakan lawan kata dari
immobilisasi. Mineralisasi merupakan transformasi oleh mikroorganisme dari
sebuah unsur pada bahan organik menjadi anorganik, seperti nitrogen pada
protein menjadi amonium atau nitrit. Melalui mineralisasi, unsur hara menjadi
tersedia bagi tanaman.
Meningkatkan
kation yang mudah dipertukarkan dan pelarutan sejumlah unsur hara dari mineral oleh
asam humus. Bahan organik dapat menjaga keberlangsungan suplai dan ketersediaan
hara dengan adanya kation yang mudah dipertukarkan. Nitrogen, fosfor dan
belerang diikat dalam bentuk organik dan asam humus hasil dekomposisi bahan
organik akan mengekstraksi unsur hara dari batuan mineral.
Mempengaruhi kemasaman atau
pH. Penambahan bahan organik dapat meningkatkan atau malah menurunkan pH tanah,
hal ini bergantung pada jenis tanah dan bahan organik yang ditambahkan.
Penurunan pH tanah akibat penambahan bahan organik dapat terjadi karena
dekomposisi bahan organik yang banyak menghasilkan asam-asam dominan. Sedangkan
kenaikan pH akibat penambahan bahan organik yang terjadi pada tanah masam
dimana kandungan aluminium tanah tinggi , terjadi karena bahan organik mengikat
Al sebagai senyawa kompleks sehingga tidak terhidrolisis lagi .
Peranan bahan organik terhadap perbaikan sifat kimia tanah
tidak terlepas dalam kaitannya dengan dekomposisi bahan organik, karena pada
proses ini terjadi perubahan terhadap komposisi kimia bahan organik dari
senyawa yang kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana. Proses yang terjadi dalam dekomposisi yaitu
perombakan sisa tanaman atau hewan oleh miroorganisme tanah atau enzim-enzim
lainnya, peningkatan biomassa organisme, dan akumulasi serta pelepasan akhir.
Akumulasi residu tanaman dan hewan sebagai bahan organik dalam tanah antara
lain terdiri dari karbohidrat, lignin, tanin, lemak, minyak, lilin, resin,
senyawa N, pigmen dan mineral, sehingga hal ini dapat menambahkan unsur-unsur
hara dalam tanah.
c. Pengaruh Bahan Organik pada Sifat Biologi Tanah
Penambahan bahan
organik dalam tanah akan menyebabkan aktivitas dan populasi mikrobiologi dalam
tanah meningkat, terutama yang berkaitan dengan aktivitas dekomposisi dan
mineralisasi bahan organik.Secara
umum, pemberian bahan organik dapat meningkatkan pertumbuhan dan aktivitas
mikroorganisme. Bahan organik merupakan sumber energi dan bahan makanan bagi
mikroorganisme yang hidup di dalam tanah. Mikroorganisme tanah saling
berinteraksi dengan kebutuhannya akan bahan organik karena bahan organik
menyediakan karbon sebagai sumber energi untuk tumbuh.
Kegiatan jasad
mikro dalam membantu dekomposisi bahan organik meningkat. Bahan organik segar
yang ditambahkan ke dalam tanah akan dicerna oleh berbagai jasad renik yang ada
dalam tanah dan selanjutnya didekomposisisi jika faktor lingkungan mendukung
terjadinya proses tersebut. Dekomposisi berarti perombakan yang dilakukan oleh
sejumlah mikroorganisme (unsur biologi dalam tanah) dari senyawa kompleks
menjadi senyawa sederhana. Hasil dekomposisi berupa senyawa lebih stabil yang
disebut humus. Makin banyak bahan organik maka makin banyak pula populasi jasad
mikro dalam tanah.
2.2 Peranan Bahan Organik Bagi Tanaman
Bahan organik
memainkan beberapa peranan penting di tanah. Sebab bahan organik berasal dari
tanaman yang tertinggal, berisi unsur-unsur hara yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan tanaman. Bahan organik mempengaruhi struktur tanah dan cenderung
untuk menjaga menaikkan kondisi fisik yang diinginkan. Peranan bahan organik
ada yang bersifat langsung terhadap tanaman, tetapi sebagian besar mempengaruhi
tanaman melalui perubahan sifat dan ciri tanah.
Masalah penting yang kerap kali dihadapi oleh para
petani adalah tingkat penurunan kesuburan tanah secara berangsur-angsur yang
dirasakan saat menjelang datangnya panen. Hal ini disadari dengan penurunan
hasil panen tanaman pangan dari tahun ke tahun dan musim ke musim. Kondisi
seperti itu memang wajar terjadi karena pemeliharaan kualitas tanah yang tidak terjaga
dengan baik khususnya dalam pemeliharaan tanah. Salah satunya pemakaian pupuk
kimia yang berlebih sehingga mencemari tanah, terjadinya erosi tanah sehingga
lapisan humus tercuci, dan perubahan struktur kemunduran tanah secara bertahap.
Pupuk organik yang didalamnya terdapat bahan organik
berpengaurh terhadap pasokan unsur hara tanah disamping juga menjaga sifat
fisik, biologi dan kimia tanah. Peranan pupuk organik yang didalamnya terdapat
bahan-bahan organik terhadap sifat fisik tanah meliputi struktur, konsistensi,
porositas, daya mengikat air, dan menjaga ketahanan.
Pupuk organik dengan bahan organik merupakan salah satu
pembentuk agregat tanah yang mempunyai peran sebagai bahan perekat antar
partikel tanah. Komponen asam humat dan asam fulvat sebagai sementasi partikel
tanah membentuk logam-humus. Pada tanah pasir pupuk organik mampu berperan
sebagai pembentuk struktur tanah dari bentuk tunggal ke gumpal yang bermanfaat
untuk mencegah porositas tinggi.
Pupuk organik juga mempunyai manfaat dalam memberikan media
bagi kehidupan mikroorganisme menguntungkan bagi kesuburan tanah dan mengurangi
porostias pada tanah pasir dan membantu aerasi pada tanah lempung. Pemakaian
pupuk organik sangat disarankan khususnya bahan-bahan organik yang terkandung
didalam pupuk Super Natural Nutrition, Sari Alam Nusantara Tanaman dan Pupuk
Organik lainnya dari Mitratani. Kandungan bahan organik penting yang terdiri
dari unsur N, P dan S yang penting dalam proses mineralisasi serta kandungan
asam humat dan fulvat disertai dengan polifenol sangat disarankan untuk
dipergunakan bagi peningkatan kualitas tanah dan produktiftas hasil tanaman.
Pupuk organik Mitratani tidak hanya menyediakan hara tanaman
saja tetapi juga perbaikan fisik, biologi dan kimia tanah lainnya seperti terhadap
pH tanah, kapasitas pertukaran kation dan anion tanah, daya sangga tanah dan
netralisasi unsur meracun seperti Fe, Al, Mn dan logam berat lainnya. Peranan
secara biologi meningkatkan aktiiftas mikrobia tanah dimana dari aktifitas
mikrobia tanah akan dihasilkan berbagai zat pengatur tumbuh dan vitamin yang
akan berdampak positif bagi pertumbuhan tanaman.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai
berikut :
1.
Bahan
organik tanah merupakan penimbunan dari sisa-sisa tanaman dan binatang yang
sebagian telah mengalami pelapukan dan pembentukan kembali. Bahan organik
demikian berada dalam pelapukan aktif dan menjadi mangsa serangan jasad mikro.Bahan organik adalah perekat butiran lepas dan sumber utama nitrogen, fosfor dan belerang.
Bahan organik merupakan bahan penting dalam menciptakan kesuburan tanah, baik
secara fisika, kimia maupun dari segi biologi tanah.
2.
Fungsi bahan organik adalah
sebagai berikut: Sebagai granulator,
yaitu memperbaiki struktur tanah, sumber unsur hara N, P, S, unsur mikro dan lain-lain, menambah kemampuan tanah untuk menahan air,
menambah kemampuan tanah untuk
menahan unsur- unsur hara (Kapasitas tukar kation tanah menjadi tinggi),
sumber energi bagi mikroorganisme.
3.
Faktor yang mempengaruhi kadar bahan organik dan
nitrogen tanah, faktor yang penting adalah kedalaman tanah, iklim, tekstur tanah dan drainase.
4.
Peranan
bahan organik bagi tanah adalah dalam kaitannya dengan perubahan sifat-sifat
tanah, yaitu sifat fisik, biologis dan sifat kimia tanah.
3.2 Saran
Setelah
mengetahui uraian mengenai bahan organik diharapkan menambah pengetahuan untuk
berbagai pihak akan arti penting bahan organik sehingga diharapkan dengan
rekayasa-rekayasa tentang bahan organik dapat ikut berpartisipasi untuk
meningkatkan produktivitas lahan.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar,
E.K. 1999. Usaha meningkatkan produktivitas lahan pertanian dengan
teknologiefektif mikroorganisme (EM-4). Konggres Nasional VII. HITI.
Bandung.
Becker,
M. and Ladha, J.K. (1997) Synchrony residue N mineralization with rice demand
an flooded conditions. In Driven by Nature Plant Litter Quality and Decomposition
( Eds. Cadisch, G. and Giller, K.E.), pp. 131-138.
Department of Biological Sciences. Wey College. University of London, UK.
Cahyani,
V.R. (1996). Pengaruh Inokulasi Mikorisa Vesikular-Arbuskular Danperimbangan
Takaran Kapur Dengan Bahan Organik Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung Pada Tanah
Ultisol Kentrong, Tesis. Pasca Sarjana UGM,Yogyakarta.
Dewi,
W.S. (1996) Pengaruh Macam Bahan Organik dan Lama Prainkubasinya Terhadap
Status P Tanah Andisol. MS. thesis,UGM,.Yogyakarta.