PENDAHULUAN
Mikroorganisme
merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil (Kusnadi, dkk, 2003).
Setiap sel tunggal mikroorganisme memiliki kemampuan untuk melangsungkan
aktivitas kehidupan antara lain dapat dapat mengalami pertumbuhan, menghasilkan
energi dan bereproduksi dengan sendirinya. Mikroorganisme memiliki
fleksibilitas metabolisme yang tinggi karena mikroorganisme ini harus mempunyai
kemampuan menyesuaikan diri yang besar sehingga apabila ada interaksi yang
tinggi dengan lingkungan menyebabkan terjadinya konversi zat yang tinggi pula.
Akan tetapi karena ukurannya yang kecil, maka tidak ada tempat untuk menyimpan
enzim-enzim yang telah dihasilkan. Dengan demikian enzim yang tidak diperlukan
tidak akan disimpan dalam bentuk persediaan.enzim-enzim tertentu yang
diperlukan untuk perngolahan bahan makanan akan diproduksi bila bahan makanan
tersebut sudah ada.
Mikroorganisme
ini juga tidak memerlukan tembat yang besar, mudah ditumbuhkan dalam media
buatan, dan tingkat pembiakannya relative cepat (Darkuni, 2001). Oleh karena
aktivitasnya tersebut, maka setiap mikroorganisme memiliki peranan dalam
kehidupan, baik yang merugikan maupun yang menguntungkan. Sekilas,
makna praktis dari mikroorganisme disadari tertutama karena kerugian yang ditimbulkannya
pada manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan. Misalnya dalam bidang mikrobiologi
kedokteran dan fitopatologi banyak ditemukan mikroorganisme yang pathogen yang
menyebabkan penyakit dengan sifat-sifat kehidupannya yang khas. Walaupun di
bidang lain mikroorganisme tampil merugikan, tetapi perannya yang menguntungkan
jauh lebih menonjol. Menurut Schlegel ( 1994) beberapa bukti mengenai peranan
mikrobiologi dapat dikemukakan sebagai berikut:
A. Proses klasik menggunakan mikroorganisme
Di Jepang
dan Indonesia sudah sejak zaman dahulu kacang kedelai diolah dengan menggunakan
bantuan fungi, ragi, dan bakteri asam laktat. Bahkan sudah sejak zaman perang
dunia pertama fermentasi terarah dengan ragi digunakan untuk membuat gliserin.
Asam laktat dan asam sitrat dalam jumlah besar yang diperlukan oleh industri
makanan, masing-masing dibuat dengan pertolongan bakteri asam laktat dan
cendawan Aspergillus niger.
B. Produk Antibiotika
Penemuan
antibiotik telah menghantarkan pada terapi obat dan industri obat ke era baru. Karena
adanya penemuan penisilin dan produk-produk lain sekresi fungi, aktinomiset,
dan bakteri lain, maka kini telah tersedia obat-obat yang manjur untuk
memerangi penyakit infeksi bakteri.
C. Proses menggunakan mikroba
Fermentasi
klasik telah diganti dengan cara baru untuk produksi dan konversi menggunakan
mikroba. Senyawa karotenoid dan steroid diperoleh dari fungi. Sejak ditemukan
bahwa Corynebacterium glutamicum memproduksi glutamat dengan rendemen
tinggi dari gula dan garam amonium, maka telah diisolasi berbagai mutan dan
dikembangkan proses baru yang memungkinkan pembuatan banyak jenis asam amino,
nukleotida, dan senyawabiokimia lain dalam jumlah besar. Mikroorganisme juga
diikutsertakan oleh para ahli kimia pada katalisis sebagian proses dalam rangkaian
sintesis yang panjang; biokonversi oleh mikroba lebih spesifik dengan rendemen
lebih tinggi, mengungguli koversi secara kimia; amilase untuk hidrolisis pati,
proteinase pada pengolahan kulit, pektinase untuk penjernihan sari buah dan
enzim-enzim lain yang digunakan di industri diperoleh dari biakan
mikroorganisme.
D. Posisi monopoli dari mikroorganisme
Beberapa bahan dasar yang terutama tersedia dalam jumlah besar, seperti
minyak bumi, gas bumi, dan selulosa hanya dapat diolah oleh mikroorganisme dan
dapat mengubahnya kembali menjadi bahan sel (biomassa) atau produk antara yang
disekresi oleh sel.
PERANAN MIKROORGANISME
Teknik genetika
modern
Kejelasan
mengenai mekanisme pemindahan gen pada bakteri dan peran dari unsur-unsur
ekstrakromosom, telah membuka kemungkinan untuk memindahkan DNA asing ke dalam
bakteri. Manipulasi genetik memungkinkan untuk memasukkan sepotong kecil
pembawa informasi genetik dari manusia ke dalam bakteri sehingga terjadi
sintesis senyawa protein yang bersangkutan. Kegiatan ini sering dilakukan dalam
hal pembuatan hormon, antigen, dan antibodi.
Berdasarkan
penjelasan di atas, mikroorganisme memiliki peranan yang cukup besar dalam
kehidupan, baik peranan yang merugikan maupun yang menguntungkan. Beberapa peranan yang dimiliki oleh mikroorganisme antara lain sebagai
berikut:
Peranan yang
Merugikan
- Penyebab
penyakit, baik pada manusia, hewan maupun tumbuhan
Misalnya Strptococcus pneumoniae penyebab pneumonia dan Corynebacterium
diphtheriae penyebab dipteri.
- Penyebab
kebusukan makanan (spoilage)
Adanya kebusukan pada makanan dapat disebabkan oleh beberapa jenis bakteri
yang tumbuh dalam makanan tersebut. Beberapa di antara mikroorganisme dapat
mengubah rasa beserta aroma dari makanan sehingga dianggap merupakan
mikroorganisme pembusuk. Dalam pembusukan daging, mikroorganisme yang
menghasilkan enzim proteolitik mampu merombak protein-protein. Pada proses
pembusukan sayur dan buah, mikroorganisme pektinolitik mampu merombak
bahan-bahan yang mengandung pektin yang terdapat pada dinding sel tumbuhan
(Tarigan, 1988). Mikroorganisme seperti bakteri, khamir (yeast) dan
kapang (mould) dapat menyebabkan perubahan yang tidak dikehendaki pada
penampakan visual, bau, tekstur atau rasa suatu makanan. Mikroorganisme ini
dikelompokkan berdasarkan tipe aktivitasnya, seperti proteolitik, lipolitik,
dll. Atau berdasarkan kebutuhan hidupnya seperti termofilik, halofilik, dll.
- Penyebab
keracunan makanan (food borne disease).
Kusnadi, dkk (2003) menjelaskan bahwa bakteri penghasil racun (enterotoksin
atau eksotoksin) dapat mencemari badan air, misalnya spora Clostridium
perfringens, C. Botulinum, Bacillus cereus, dan Vibrio
parahaemolyticus. Spora dapat masuk ke dalam air melalui debu/tanah,
kotoran hewan, dan makanan-limbah. Jika makanan atau minuman dan air bersih
tercemari air tersebut, maka dalam keadaan yang memungkinkan, bakteri tersebut
akan mengeluarkan racun sehingga makanan atau minuman mengandung racun dan bila
dikonsumsi dapat menyebabkan keracunan makanan. Bahkan menurut Dwidjoseputro
(2005) pada makanan yang telah dipasteurisasi pun juga dapat mengandung racun
(toksin) . Makanan yang telah dipasteurisasi kemudian terus menerus disimpan di
dalam kaleng pada temperatur kamar, dapat mengandung racun yang berasal dari Clostridium
botulinum. Spora-spora dari bakteri ini tidak mati dalam proses
pasteurisasi. Dalam keadaan tertutup (anaerob) dan suhu yang menguntungkan,
maka spora-spora tersebut dapat tumbuh menjadi bakteri serta menghasilkan
toksin. Racun yang dihasilkan tidak mengganggu alat pencernaan, melainkan
mengganggu urat saraf tepi.
- Menimbulkan pencemaran
Materi fekal yang masuk ke dalam badan air, selain membawa bakteri patogen
juga akan membawa bakteri pencemar yang merupakan flora normal saluran
pencernaan manusia, misalnya E. coli. Kehadiran bakteri ini dapat
digunakan sebagi indicator pencemaran air oleh materi fekal.
Peranan yang
Menguntungkan
Banyak yang menduga bahwa
mikroorganisme membawa dampak yang merugikan bagi kehidupan hewan, tumbuhan,
dan manusia, misalnya pada bidang mikrobiologi kedokteran dan fitopatologi
banyak ditemukan mikroorganisme yang pathogen yang menyebabkan penyakit dengan
sifat-sifat kehidupannya yang khas. Meskipun demikian, masih banyak manfaat
yang dapat diambil dari mikroorganisme-mikroorganisme tersebut. Penggunaan
mikroorganisme dapat diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan, saperti bidang
pertanian, kesehatan, dan lingkungan. Beberapa manfaat yang dapat diambil
antara lain sebagai berikut:
A.
Bidang
pertanian
Dalam bidang pertanian, mikroorganisme
dapat digunakan untuk peningkatan kesuburan tanah melalui fiksasi N2,
siklus nutrien, dan peternakan hewan. Nitrogen bebas merupakan komponen
terbesar udara. Unsur ini hanya dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan dalam bentuk
nitrat dan pengambilan khususnya melalui akar. Pembentukan nitrat dari nitrogen
ini dapat terjadi karena adanya mikroorganisme. Penyusunan nitrat dilakukan
secara bertahap oleh beberapa genus bakteri secara sinergetik.
Dalam Dwidjoseputro (2005)
dijelaskan bahwa ada beberapa genera bakteri yang hidup dalam tanah (misalnya Azetobacter,
Clostridium, dan Rhodospirillum) mampu untuk mengikat molekul-molekul
nitrogen guna dijadikan senyawa-senyawa pembentuk tubuh mereka, misalnya
protein. Jika sel-sel itu mati, maka timbullah zat-zat hasil urai seperti CO2
dan NH3 (gas amoniak). Sebagian dari amoniak terlepas ke udara dan
sebagian lain dapat dipergunakan oleh beberapa genus bakteri (misalnya Nitrosomonas
dan Nitrosococcus) untuk membentuk nitrit. Nitrit dapat dipergunakan
oleh genus bakteri yang lain untuk memperoleh energi daripadanya. Oksidasi
amoniak menjadi nitrit dan oksidasi nitrit menjadi nitrat berlangsung di dalam
lingkungan yang aerob. Peristiwa seluruhnya disebut nitrifikasi.
Pengoksidasian nitrit menjadi nitrat dilakukan oleh Nitrobacter.
Proses nitrifikasi ini dapat ditulis sebagai berikut:
2NH3 + 3O2 Nitrosomonas,
Nitrosococcus 2HNO2 + 2H2O + energi
2HNO2 + O2 Nitrobacter 2HNO3 +
energi
Selain itu, mikroorganisme ini juga dapat digunakan sebagai agen pembusuk
alami, yang akan mendekomposisi sampah-sampah organik menjadi materi inorganik
sehingga dapat mengurangi kuantitas sampah, menyuburkan tanah dan dapat menjadi
sumber nutrisi bagi tumbuhan (Anonim a, 2006). Seorang peneliti dari Amerika
Serikat yaitu Waksman telah menemukan mikroorganisme tanah yang
menghasilkan streptomisin, yaitu bakteri Streptomyces (Dwidjoseputro,
2005).
Peran lain mikroba dalam bidang pertanian antara lain dalam teknologi kompos bioaktif dan dalam hal penyediaan dan penyerapan
unsur hara bagi tanaman(biofertilizer).
Kompos bioaktif adalah kompos yang diproduksi dengan bantuan mikroba
lignoslulotik unggul yang tetap bertahan di dalam kompos dan berperan sebagai
agensia hayati pengendali penyakit tanaman. Teknologi kompos bioaktif ini
menggunakan mikroba biodekomposer yang mampu mempercepat proses pengomposan
dari beberapa bulan menjadi beberapa minggu saja. Mikroba akan tetap hidup dan
aktif di dalam kompos, dan ketika kompos tersebut diberikan ke tanah, mikkroba
akan berperan untuk mengendalikan organisme.
Dalam hal penyediaan dan penyerapan unsur hara bagi tanaman (biofertilizer), aktivitas mikroba
diperlukan untuk menjaga ketersediaan tiga unsur hara yang penting bagi tanaman
antara lain, Nitrogen (N), fosfat (P), dan kalim (K). Kurang lebih 74%
kandungan udara adalah N. Namun, N udara tersebut harus ditambat oleh mikroba
dan diubah bentuknya terlebih dahulu agar bisa langsung dimanfaatkan oleh
tanaman. Mikroba penambat N ada yang hidup bebas dan ada pula yang
bersimbiosis. Mikroba penambat N simbiotik antara lain : Rhizobium sp
yang hidup di dalam bintil akar tanaman kacang-kacangan ( leguminose ).
Mikroba penambat N non-simbiotik misalnya: Azospirillum sp dan Azotobacter
sp. Mikroba penambat N simbiotik hanya bisa digunakan untuk tanaman
leguminose saja, sedangkan mikroba penambat N non-simbiotik dapat digunakan
untuk semua jenis tanaman.
Mikroba tanah lain yang berperan dalam penyediaan unsur hara adalah mkroba
pelarut unsur fosfat (P) dan kalium (K). Kandungan P yang cukup tinggi (jenuh)
pada tanah pertanian kita, sedikit sekali yang dapat digunakan oleh tanaman
karena terikat pada mineral liat tanah. Di sinilah peran mikroba pelarut P yang
melepaskan ikatan P dari mineral liat dan menyediakannya bagi tanaman. Banyak
sekali mikroba yang mampu melarutkan P, antara lain: Aspergillus sp, Penicillium
sp, Pseudomonas sp dan Bacillus megatherium. Mikroba yang
berkemampuan tinggi melarutkan P, umumnya juga berkemampuan tinggi dalam
melarutkan K.
Mikroba sebagai agen biokontrol. Mikroba yang dapat
mengendalikan hama tanaman antara lain Bacillus thurigiensis (BT), Bauveria
bassiana , Paecilomyces fumosoroseus, dan Metharizium anisopliae .
Mikroba ini mampu menyerang dan membunuh berbagai serangga hama. Mikroba yang
dapat mengendalikan penyakit tanaman misalnya: Trichoderma sp yang mampu
mengendalikan penyakit tanaman yang disebabkan oleh Gonoderma sp, JAP
(jamur akar putih), dan Phytoptora sp. Beberapa biokontrol yang tersedia
di pasaran antara lain: Greemi-G, Bio-Meteor, NirAma, Marfu-P dan Hamago.
Gambar 1. Endomikoriza yang berperan melarutkan P
Gambar 2. Larva serangga yang
mati diserang jamur biokontrol
Gambar 3. Bakteri yang unggul dalam melarutkan fosfat
Gambar 4. Jamur yang unggul dalam melarutkan fosfat
B.
Bidang makanan
dan industri
Beberapa bahan makanan yang sampai saat ini dibuat dengan menggunakan
mikroorganisme sebagai bahan utama prosesnya, misalnya pembuatan bir dan
minuman anggur dengan menggunakan ragi, pembuatan roti dan produk air susu
dengan bantuana bakteri asam laktat, dan pembuatan cuka dengan bantuan bakteri
cuka.
Pengolahan kacang kedelai di
beberapa negara banyak yang menggunakan bantuan fungi, ragi, dan bakteri
bakteri asam laktat. Bahkan asam laktat dan asam sitrat yang dalam jumlah besar
diperlukan oleh industri bahan makanan masing-masing dibuat dengan bantuan asam
laktat dan Aspergillus niger (Darkuni, 2001). Beberqapa kelompok mikroorganisme dapat digunakan sebagai
indikator kualitas makanan. Mikroorganisme ini merupakan kelompok
bakteri yang keberadaannya di makanan di atas batasan jumlah tertentu, yang
dapat menjadi indikator suatu kondisi yang terekspos yang dapat mengintroduksi
organisme hazardous (berbahaya) dan menyebabkan proliferasi spesies patogen
ataupun toksigen. Misalnya E. coli tipe I, coliform dan fekal
streptococci digunakan sebagai indikator penanganan pangan secara tidak
higinis, termasuk keberadaan patogen tertentu. Mikroorganisme indikator ini
sering digunakan sebagai indaktor kualitas mikrobiologi pada pangan dan air.
Tidak semua mikroba yang ada dapat digunakan dalam industri. Menurut
Kusnadi, dkk (2003) mikroorganisme industri merupakan organisme yang dipilih
secara hati-hati sehingga dapat membuat satu atau banyak produk khusus. Bahkan
jika mikroorganisme industri merupakan salah satu yang sudah diisolasi dengan
teknik tradisional, mikroorganisme tersebut menjadi organisme yang sangat
termodifikasi sebelum memasuki industri berskala besar. Sebagian besar mikroorganisme
industri merupakan spesialis metabolik yang secara spesifik mampu menghasilkan
metabolit tertentu dalam jumlah yang sangat besar pula. Untuk mencapai
spesialisasi metabolik tinggi tersebut, strain industri diubah secara genetika
melalui mutasi dan rekombinasi.
Berbagai proses industri digunakan untuk menghasilkan produk mikrobiologi
dan dipisahkan menjadi beberapa kategori berdasarkan kecenderungan penggunaan
produk akhir sebagai berikut:
1.
Produksi bahan
kimia farmasi
Produk yang paling terkenal adalah antibiotika, obat-obatan steroid,
insulin, dan interferon yang dihasilkan melalui bakteri hasil rekayasa
genetika.
2.
Produksi bahan
kimia bernilai komersial
Produk yang termasuk dalam kelompok ini adalah pelarut dan enzim serta
berbagai senyawa yang digunakan untuk bahan pemula (starting) untuk industri
sintesis senyawa lain.
3.
Produksi
makanan tambahan
Produksi massa ragi, bakteri dan alga dari media murah mengandung garam
nitrogen anorganik , cepat saji, dan menyediakan sumber protein dan senyawa
lain yang sering digunakan sebagai makanan tambahan untuk manusia dan hewan.
4.
Produksi
minuman alkohol
Pembuatan beer dan wine dan poduksi minuman alkohol lain yang merupakan
proses bioteknologi berskala besar paling tua.
5.
Produksi vaksin
Sel mikroorganisme maupun bagiannya atau produknya dihasilkan dalam jumlah
besar dan digunakan untuk produksi vaksin.
6.
Produksi
mikroorganisme untuk digunakan sebagai insektisida (biosida)
Pengendalian
hama tanaman dengan menggunakan mikroorganisme yang berperan sebagai insektisida.
Khususnya untuk spesies tertentu, misalnya Bacillus (B. Larvae, B.
Popilliae, dan B. Thurungiensis). Spesies tersebut menghasilkan protein
kristalin yang mematikan larva lepidoptera (ngengat, kupu-kupu, kutu loncat),
misalnya ulat kubis, ngengat gipsy, dan sarang ulat.
7.
Penggunaanya
dalam industri perminyakan dan pertambangan
Sejumlah prosedur mikrobiologi digunakan untuk meningkatkan perolehan
kembali logam dari bijih berkadar rendah dan untuk perbaikan perolehan minyak
dari sumur-sumur bor.
C.
Bidang
kesehatan
Salah satu manfaat mikroorganisme
dalam bidang kesehatan adalah dalam menghasilkan antibiotika. Bahan antibiotik
dibuat dengan bantuan fungi, aktinomiset, dan bakteri lain. Antibiotik ini
merupakan obat yang paling manjur untuk memerangi infeksi oleh bakteri.
Beberapa mikroba menghasilkan metabolit sekunder, yang sangat bermanfaat
sebagai obat untuk mengendalikan berbagai penyakit infeksi. Sejak dulu dikenal
jamur Penicillium yang pertama kali ditemukan oleh Alexander fleming (1928),
dapat menghasilkan antibiotika penisilin. Sekarang banyak diproduksi berbagai
antibiotik dari berbagai jenis mikroba yang sangat berperan penting dalam
mengobati berbagai penyakit. Selain untuk antibiotik, dalam bidang kesehatan
mikrorganisme juga dapat digunakan sebagai agen pembusuk di dalam saluran
pencernaan alami, yang turut membantu mencerna makanan di dalam saluran
pencernaan.
D.
Bidang
lingkungan dan energi
Mikroorganisme ini banyak dimanfaatkan untuk bahan bakar hayati (metanol
dan etanol), bioremediasi, dan pertambangan. Selain itu, mikroorganisme yang
ada di lingkungan berperan dalam perputaran/siklus materi dan energi terutama
dalam siklus biogeokimia dan berperan sebagai pengurai (dekomposer).
Mikroorganisme tanah berfungsi merubah senyawa kimia di dalam tanah, terutama
pengubahan senyawa organik yang mengandung karbon, nitrogen, sulfu, dan fosfor
menjadi senyawa anorganik dan bisa menjadi nutrien bagi tumbuhan.
Mikroorganisme pada lingkungan alami juga dapat digunakan sebagai indikator
baik buruknya kualitas lingkungan, baik perairan ataupun terestrial.
E.
Bidang
bioteknologi
Kemajuan bioteknologi, tak terlepas
dari peran mikroba.Karena materi genetika mikroba sederhana, sehingga mudah
dimanipulasi untuk disisipkan ke gen yang lain. Disamping itu karena materi genetik
mikroba dapat berperan sebagai vektor (plasmid) yang dapat memindahkan suatu
gen dari kromosom oganisme ke gen organisme lainnya (Anonim b, 2007). Misalnya
terapi gen pada penderita gangguan liver. Terapi ini dapat dilakukan secara
ex-vivo maupun in-vivo.
Dalam terapi gen ex vivo, sel hati
(misalnya) dari pasien yang hatinya telah mengalami kerusakan dipindahkan
melalui pembedahan dan perawatan. Kemudian melalui terapi gen akan
menyalurkannya dengan menggunakan vektor. Sel-sel hati yang dirubah secara
genetik kemudian akan ditransplantasikan kembali dalam tubuh pasien tanpa
khawatir akan kegagalan dari proses pencangkokan jaringan tersebut karena
sel-sel ini pada awalnya berasal dari pasien.
Strategi terapi gen in vivo meliputi
pemasukan gen ke dalam jaringan dan organ di dalam tubuh tanpa diikuti oleh
pemindahan sel-sel tubuh. Tantangan utama dalam terapi gen in vivo adalah
pengiriman gen hanya terjadi pada jaringan yang diharapkan dan tidak terdapat
pada jaringan yang lain. Pada terapi ini, virus digunakan sebagai vektor untuk
pengiriman gen (Thieman, 2004).
Beberapa hasil perkembangan
bioteknologi lain yang penting dan melibatkan mikroba adalah produksi insulin,
tanaman transgenik serta antibodi monoklonal. Antibodi monoklonal (MAbs)
merupakan salah satu antibodi murni yang bersifat sangat spesifik dan menjadi
peluru ajaib bagi dunia pengobatan.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat diambil
beberapa kesimpulan, antara lain:
1. Cakupan
mikrobiologi dalam kehidupan sangatlah luas, dikarenakan hampir semua sektor
kehidupan melibatkan mikrobia di dalamnya, misalnya sektor pertanian, medis,
industri, biokimia dan banyak lagi yang lainnya.
- Mikrobiologi merupakan cabang dari biologi, mikrobiologi terbagi
menjadi beberapa cabang lagi, berdasarkan konsentrasi pokok bahasannya.
Pembagian mikrobiologi ini didasarkan pada orientasinya.
- Mikroorganisme memiliki banyak peranan dalam kehidupan, baik peranan
yang menguntungkan maupun peranan yang merugikan. Salah satu peranannya
yang merugikan adalah karena beberapa jenis mikroorganisme dapat
menyebabkan penyakit dan menimbulkan pencemaran. Sedangkan peranan yang
menguntungkan adalah peranannya dalam meningkatkan kesuburan tanah melalui
fiksasi nitrogen, bioremediasi, produksi antibodi, dan lain-lain.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim a. 2006. Pengantar
Mikrobiologi, (Online), (http://www.wanna_share.23s9887_apm.html,
diakses tanggal 15 September 2010).
Anonim
b. 2007. Dunia Mikroba
Darkuni, M.
Noviar. 2001. Mikrobiologi (Bakteriologi, Virologi, dan Mikologi).
Malang: Universitas Negeri Malang.
Dwidjoseputro,
D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Imagraph.
Kusnadi,
dkk. 2003. Mikrobiologi. Malang: JICA.
Schlegel, Hans
G, dan Karin Schmidt. 1994. Mikrobiologi Umum edisi keenam. Terjemahan
Tedjo Baskoro: Allgemeine Mikrobiologie 6. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Tarigan, Jeneng.
1988. Pengantar Mikrobiologi. Jakarta: Departeman Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga
Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Thieman, William
J, and Michael A. Palladino. 2004. Introduction to Biotechnology. New
York: Benjamin Cummings.
Tim
Perkamusan Ilmiah, 2005. Kamus Pintar Biologi. Surabaya: Citra Wacana