Absorpsi dan Transpirasi


PENDAHULUAN
Latar Belakang
Absorpsi adalah proses penyerapan air dan unsur hara oleh tanaman berupa ion-ion dari tanah ke dalam sel-sel akar, yang selanjutnya ditranslokasikan melalui jaringan xylem ke seluruh bagian tumbuhan (Supraptono Djajadirana, 2000). 
Pada pokoknya air berdifusi dari suatu larutan yang encer ke suatu larutan yang lebih pekat, atau dengan kata lain, air berdifusi dari daerah yang defisiy tekanan difusinya besar (Dwidjoseputro, 1989).
Proses masuknya ion-ion kedalam sel-sel akar, sebagai pengganti dari ion-ion yang keluar dari sel akar disebut dengan pertukaran ion. Masuknya ion-ion yang keluar deri sel akar disebut dengan pertukaran ion. Masuknya ion-ion ini dipengaruhi oleh antagonism ion, yang berarti bahwa pemasukan ion yang satu mempengaruhi, bahkan kadang-kadang menentang pemasukan ion jenis lain (Dwidjoseputro, 11980).
Udara diperlukan untuk sel-sel akar untuk pernafasan, dan hasil pernafasan adalah energi. Energi ini digunakan diantaranya untuk memasukkan ion-ion yang harus mengatasi tingkat konsentrasi yang lebih tinggi. Jelas bahwa factor hidup berperan penting dalam melakukan absorpsi air (Dwidjoseputro, 1980).
Air mempunyai beberapa fungsi penting dalam tanah. Air penting dalam pelapukan mineral dan bahan organik,yaitu reaksi yang menyiapkan hara larut bagi pertumbuhan tanaman. Air berfungsi sebagai media gerak hara ke akar-akar tanaman. Akan tetapi bila air yang terlalu banyak hara-hara yang mobil dapat hilang tecuci dari lingkungan perakaran atau bila evapotrasi tinggi, garam-garam terlarut mungkin terangkut dalam jumlah yang dapat merusak tanaman. Air yang berlebihan juga membatasi pergerakan udara di dalam tanah, dan merintangi akar tanaman memperoleh O2. Kkarena itu air dapat merugikan dan dapat berguna bagi pertumbuhan tanaman, tergantung pada jumlah air yang ada dalam tanah(Tim penusun, 1986).
Transpirasi adalah suatu proses yang mengakibatkan pembuangan energi dan dikatakan transpirasi mengakibatkan kehilangan air serta pembuangan tenaga yang diterima tumbuhan dari matahari. Daun-daun menyerap sejumlah energi dari matahari dan hanya sebagiannya dipakai oleh tumbuhan. Kurang dari satu per sen dari energi yang diterima dari matahari untuk digunakan dalam berfotosintesis (Pandey and Sinha, 1972).
Transpirasi adalah suatu istilah yang berlaku untuk hilangnya air berupa suatu uap air dari jaringan tumbuhan. Transpirasi pada prinsipnya merupakan salah satu dari difusi dan penguapan, tetapi bukan penguapan dengan sempurna yang terbuka dengan bebas. Erlier ahli tumbuhan mengatakan bahwa transpirasi benar mengakibatkan tingkat kerugian air dari suatu jaringan yang hidup akan jelas berbeda dengan jaringan yang mati (Curtis and Clark, 1950).
Telah diketahui bahwa transpirasi melalui kutikula, melalui stomata dan melalui lentisel. Sebenarnya seluruh bagian tanaman itu mengadakan transpirasi, akan tetapi biasanya yang dibicarakan adalah hanya transpirasi yang melalui daun, karena hilangnya molekul-molekul air dari tubuh tanaman itu sebagian besar adalah lewat daun. Hal ini disebabkan karena luasnya permukaan daun, dan juga karena daun-daun itu lebih terkena udara dibandingkan dengan bagian tanaman yang lain (Dwidjoseputro, 1994).
Energi radiasi matahari masuk menembus lapisan udara tipis dan mengisi rongga stomata yang membuat rongga-rongga dan sel-sel stomata panas dan akhirnya menguap, lalu mengeluarkan air hingga pada suatu saat uap air di stomata menjadi jenuh. Dengan kejenuhan itu menyebabkan water potensial (Ψ) di stomata lebih tinggi daripada di atmosfer menyebabkan air yang ada pada daun keluar dari stomata keatmosfer. Kejenuhan pada stomata tadi sampai mendekati kejenuhan uap air (RH) hingga 98% dengan water potensial (Ψ) 25 bars.
Proses penyerapan air dari tanah ke tanaman atau biasa disebut absorpsi air. Sedangkan pada gambar 1 merupakan bagian dari proses transpirasi (penguapan). Pada gambar 2 akibat dari transpirasi tadi maka water potensial pada daun menjadi lebih rendah daripada di batang, akar dan tanah. Sehingga water potensial pada daun diteruskan ke batang, akar, dan tanah sehingga water potensial pada akar juga menjadi rendah dan dengan lebih rendahnya water potensial pada tanah menyebabkan air akan masuk ke akar (Bahan kuliah Fistum, 2005).
Dalam tumbuhan air bergerak dengan 2 sistem, yaitu :
  1. Bulk flow (saluran besar)
  2. Diffusion (saluran kecil)
Sampai saat ini orang belum dapat mengukur besar kecilnya energi bebas di alam, tetapi dapat di ukur dengan perbedaan free energi (energi bebas) yaitu water potensial (Ψ). Water potensial (Ψ) adalah jumlah energi yang diperlukan untuk memindahkan sejumlah air tertentu dari suatu tempat ke tempat lainnya, dibandingkan dengan jumlah energi yang diperlukan untuk memindahkan air murni dengan jumlah dan jarak yang sama ( bahan kuliah fistum, 2005).
Pegerakan uap air dari rongga-rongga daun ke atmosfer atau proses transfirasi mempunyai beberapa faktor hambatan, yaitu :
  1. Still air (lapisan udara) (rs)
Yaitu hambatan yang ditimbulkan oleh lapisan udara tipis yang selalu ada dipermukaan aun. Still air tergantung pada bentuk daun, ukuran daun,  persatuan luas daun, bulu-bulu daun, dan kecepatan angin.
  1. Stomata resistance (rs)
Yaitu hambatan yang ditimbulkan oleh liang stomata. Ini tergantung pada jumlah liang stomata, intensitas membuka dan menutupnya stomata, dan besar kecilnya liang stomata.
  1. Sub stomata resistanse (rss)
Yaitu hambatan yang ditimbulkan oleh udara yang berada di bawah stomata. Hambatan ini tergantung pada anatomi dari daun itu sendiri.
Dalam proses transfirasi juga dipengaruhi oleh beberapa faktor luar dan dalam, yaitu sebagai berikut :
  1. Faktor luar
a.       Sinar matahari
Sinar matahari menyebabkan membukanya stomata dan gelap menyebabkan menutupnya stomata pada tanaman umumnya. Jadi banyak sinar membuat transpirasi semakin giat.
b.      Temperatur
Kenaikan temperatur sampai pada batas tertentu menyebabkan melebarnya stomata dan dengan demikian memperbesar laju transpirasi. Kenaikan temperatur juga dapat menambah tekanan uap air di dalam daun.
c.       Kebasahan udara
d.      Udara yang dapat menghambat transpirassi, sedangkan udara yang kering dapat melancarkan transpirasi. Ini berhubungan dengan tekanan uap air di dalam dan di luar daun.
e.       Angin
Angin yang sedang dapat menambah kegiatan transpirasi.
f.       Keadaan air dalam tanah
Air dalam tanah merupakan satu-satunya sumber yang pokok dari penyerapan akar-akar tanaman.
g.      Tekanan udara
  1. Faktor dalam
a.       Besar kecilnya daun stomata
Semakin besar daun maka semakin besar transpirasi yang terjadi.
b.      Tebal tipisnya daun
Semakin tebal daun maka semakin banyak menyimpan air.
c.       Berlapis lilin atau tidaknya permukaan daun
d.      Lapisan udara tipis dipermukaan stomata
e.       Banyak sedikitnya bulu-bulu pada permukaan daun
f.       Banyak sedikitnya jumlah stomata
g.      Bentuk serta distribusi stomata
Bentuk stomata yang oval dan letaknya yang antara satu dan lainnya diperantai oleh jarak tertentu berkaitan dengan intensitas pengeluaran air.
h.      Substtomata
Disebabkan oleh stomata itu sendiri.
Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan mengamati terjadinya transpirasi pada tanaman muda yang telah ditumbuhkan di media percobaan(polybag).
TINJAUAN PUSTAKA
Transpirasi sebenarnya menguntungkan tumbuhan. Hasil sampingan yang tidak terhindarkan dari suatu kepentingan telah berubah menjadi keuntungan. Pada umumnya, tumbuhan mampu hidup tanpa transpirasi, namun bila dilakukan juga, tampaknya transpirasi memberikan manfaat. Barangkali sambil mengangkut mineral, mempertahankan turgiditas optimum, dan tentu saja menghilangkan sejumlah besar bahang dari daun (Salisburry dan Ross, 1996).
Proses transpirasi ini selain mengakibatkan penarikan air melawan gaya gravitasi bumi, juga dapat mendinginkan tanaman yang terus-menerus berada dibawah sinar matahari. Mereka tidak akan mudah mati karena terbakar oleh teriknya panas matahari, karena melalui proses transpirasi, terjadi penguapan air dan penguapan akan membantu menurunkan suhu tanaman. Selain itu, melalui proses transpirasi, tanaman juga akan terus mendapatkan air yang cukup untuk melakukan fotosintesis agar keberlangsungan hidup tanaman dapaty terus terjamin (Brittlate, 2007).
Tumbuhan yang hidup di gurun pasir atau lingkungan yang kurang air (daerah panas) mislnya kaktus, mempunyai struktur adaptasi yang khusus untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Pada tumbuhan yang terdapat didaerah panas, jika memiliki daun maka daunnya berbulu, bentuknya kecil-kecil, kulit luar daunnya tebal, mempunyai lapisan lilin yang tebal, dan mempunyai sedikit stomata untuk mengurangi penguapan (Anonimous a, 2007).
Daun juga sering kali terbuka terhadap tingkat penyinaran tinggi, yang melalui peningkatan suhu daun meningkatkan laju potensial kekurangan air. Kebanyakan air yang hilang sebagai uap dari suatu daun menguap ke permukaan dinding epidermis bagian dalam yang basah dan mesofil yang berdekatan dengan rongga-rongga dibawah stomata, dan hilang ke udara melalui pori stomata (tranpirasi stomata) (Lubis, 2000).
Kehilangan air dari daun umumnya melibatkan kekuatan untuk menarik air kedalam daun dari berkas pembuluh yaitu pergerakan air dari sistem pembuluh dari akar ke pucuk, dan bahkan dari tanah ke akar. Ada banyak langkah dimana perpindahan air dan banyak faktor yang mempengaruhi pergerakannya.
Sinar menyebabkan membukanya stoma dan gelap menyebabkan menutupnya stoma, jadi banyak sinar berarti juga mempergiat transpirasi. Karena sinar itu juga mengandung panas (terutama sinar infra merah), maka banyak sinar berarti juga menambah panas, dengan demikian menaikkan temperatur. Kenaikan temperatur sampai pada suatu batas yang tertentu menyebabkan melebarnya stoma dan dengan demikian memperbesar transpirasi (Dwidjoseputro, 1994).
Proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan hidup tanaman yang terletak diatas permukaan tanah melewati stomata, lubang kutikula dan lentisel. Transpirasi pada tumbuhan yang sehat sekalipun tidak dapat dihindarkan dan jika berlebihan akan sangat merugikan karena tumbuhan akan layu bahkan mati (Witham and Devlin, 1983).
BAHAN DAN METODE
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum adalah sebagai berikut :
Alat
Polybag sebagai tempat media tanah.
Gabus berbentuk lingkaran ditengah diberi lubang sebagai penopang tanaman agar tidak miring.
Botol aqua yang dipotong atasnya sebagai tempat air.
Neraca analitik sebagai alat untuk menimbang.
Gelas ukur sebagai alat untuk mengukur volume air.
Bahan
Media tanah sebagai tempat tumbuh tanaman.
Benih Kacang Hijau. sebagai tanaman yang diamati.
Benih Kacang Kedelai. sebagai tanaman yang diamati.
Air 200 ml. sebagai media rendam tanaman.


Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 22 April 2010, pada pukul 14.25-16.05 WITA. Bertempat di Laboratorium Fisiologi Fakultas Pertanian- Universitas Lambung Mangkurat.
Prosedur Kerja
            Prosedur kerja pada praktikum adalah sebagai berikut :
  1. Siapkan alat dan bahan.
  2. Ambil tanaman kedelai dan kacang hijau sebanyak 1 batang.
  3. Timbang di neraca analitik untuk mengetahui berat awalnya.
  4. Ukur volume air sebanyak 200 ml (volume awal) masukkan ke dalam gelas aqua.
  5. Masukkan masing-masing tanaman tadi ke dalam gelas aqua yang berisi air. Agar tanaman tegak, masukkan tanaman kedelai dan kacang hijau kedalam gabus masing-masing yaitu bagian batangnya pada lubang bagian tengahnya. Hal ini juga agar air dalam gelas aqua tidak menguap secara berlebihan.
  6. Biarkan selama 3 hari, setelah itu ukur berat basah tanaman dan volume akhir air dalam gelas aqua.
  7. Catat hasil pengamatan.
  8. Bersihkan alat dan bahan setelah praktikum.


HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
            Hasil dari pengamatan praktikum adalah sebagai berikut :
A.    Pengamatan sebelum direndam
Tabel 1. Pengamatan sebelum direndam

No.
Tanaman
Berat awal (gr)
keterangan
1.
Kacang kedelai
2,65
Daunnya layu sementara
2.
Kacang Hijau
15,5
Daunnya menutup karena layu

B.     Pengamatan sesudah direndam
Tabel 2.  Pengamatan berat awal dan berat akhir tanaman

No.
Tanaman
Berat awal (gr)
Berat akhir (gr)
selisih
Keterangan
1.
Kacang kedelai
2,65
3,00
0,35
Daunnya menguning layu
2.
Kacang Hijau
1,55
1,90
0,35
Daunnya segar

Tabel 3. Pengamatan volume air rendaman

No.
Tanaman
volume awal (ml)
Volume akhir (ml)
1.
Kacang kedelai
200
199
2.
Kacang Hijau
200
199
Pembahasan
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan pada praktikum absorpsi air dan transpirasi, maka dipeperoleh berat akhir lebih tinggi dari berat awal dan volume akhir lebih rendah dari volume awal, kemudian tanaman yang diamati mengalami perubahan secara fisik, yaitu menjadi lebih segar dari sebelum pengamatan dan ditemukan akar-akar baru pada tanaman.
Absorpsi terjadi karena sel-sel tumbuhan kehilangan air, akibat adanya proses transpirasi yang mana bias terjadi secara dengan jumlah yang besar atau kecil. Sel-sel yang kehilangan air mengakibatkan suatu deficit tekanan difusi menarik air dari unsure-unsur xylem. Oleh karena unsure-unsur xylem membentuk tabung yang berhubungan dari akar sampai ke daun, teganggan ini ditularkan ke sel-sel akar yang kemudian air akan diserap oleh sel-sel akar tanaman masuk memenuhi rongga-rongga sel dan kemudian air diteruskan keseluruh tuuh tumbuhan. Penyebab terjadinya absorpsi air adalah sebagai berikut :
  1. Potensial gravitasi. Dimana air dalam tanah akan bergerak ke atas oleh serapan akar tanaman disebabkan potensial gravitasi bertambah.
  2. Potensial matriks (kapiler). Tanaman dapat dengan mudah mengambil air pada potensial matriks tinggi pada keadaan kapasitas lapang.
  3. Potensial osmotic. Dimana berpengaruh penting dalam pengalihan air melalui dinding sel jasad hidup seperti akar tanaman.
  4. Adanya transpirasi. Proses ini menyebabkan water potensial pada daun menjadi rendah dibandingkan dengan potensial air pada batang, akar dan tanah, sehingga terjadinya penyerapan dari akar tanaman.
  5. Gaya edhesi dan kohesi lebih besar daripada gaya gravitasi.
  6. Sinar matahari. Semakin tinggi intensitas radiasi matahari yang diterima oleh tumbuhan maka tanaman akan lebih banyak kehilangan air dan tegangan tugor pada tanaman meningkat sehingga air akan merembes melalui sel-sel akar untuk mengatasi kekurangan air dan mengoptimalkan atau menyeimbangkan penguapan dengan penyerapan air. (ketersediaan air pada tubuh tanaman).
Untuk mengetasi kebutuhan tanaman terhadap air tergantung kepada kebutuhan tanaman itu sendiri, yaitu ada yang memerlukan air sedikit, bayak dan jenuh (tergenang). Sebagaimana telah diketahui bahwa air merupakan suatu komponen yang sangat peenting bagi pertumbuhan tanaman. Air bagi tanaman merupakan komponen yang berada dalam suatu keadaan aliran yang sinambung (kontinu), kehilangan air dapat menyebabkan terjadinya penghentian pertumbuhan,dan definisi air yang terus enerus menyebabkan perubahan-perubahan dalam tanaman yang irreversible. Kebutuhan air akan tanaman, dinyatakan sebagai jumlah satuan yang diisap persatuan berat kering yang dibentuk. Untuk mengatasi kebutuhan tanaman terhadap air agar tidak mengalami kekurangan adalah dengan selalu menjaga ketersediaan air dalam tanah, yaitu yang tergantung pada tipe dan kedalaman perakaran tanaman, laju kehilangan air oleh penguapan dan transpirasi, suhu dan laju penambahan air tambahan, makin sedikit air dalam tanah makin kuat dipegang. Kecepatan ektraksi air dari suatu tanah merupakan fungsi dari konsentrasi akar. Sekitar 40 % dari jumlah air yang diekstraksi berasal dari ¼ bagian teratas akar, 30% dari ¼ kedua, 20% dari ¼ ketiga dan 10% dari ¼ terbawah. Ketersediaan air pada tanah agar kebutuhan tanaman akan air selalu terpenuhi adalah tergantung dari teksture tanah yang menjadi media pertumbuhannya semakin halus butiran tanahnya maka akan semakin kuat dan banyak dalam menyimpan air.
Transpirasi terjadi karena cahaya matahari yang menembus lapisan udara tipis sehingga membuat rongga-rongga pada stomatajenuh air dan potensial airnya lebih tinggi dibandingkan dengan di udara sehingga air akan keluar dari potensial air yang tinggi ke yang rendah melalui proses penguapan, transpirasi dapat di atasi atau dikurangi dengan selalu menjaga keseimbangan penyerapan air oleh akar, membuat tanaman pelindung sehingga matahari tidak langsung kena tanaman yang dibudidayakan.
Transpirasi dan absorpsi mempunyai hubungan yang sangat erat dimana terjadinya hubungan timbale balik yaitu absopsi terjadi karena transpirasi dan sebaliknya. Gerakan ke atas dari air dan zat-zat yang terlarut dalam tanamna tinggi, diduga hal ini berhubungan dengan transpirasi, yaitu hilangnya uap air secara penguapan dari daun melalui banyak stomata yang terbuka. Karena sel-sel kehilangan air dari unsur-unsur xylem. Oleh Karena unsure-unsur xylem membentuk tabung yang berhubungan dari akar sampai daun, tegangan ini ditularkan ke sel-sel akar, ini mengakibatkan terjadinya penambahan pengisapan air (absorpsi) oleh tanaman.


GAMBAR PROSES ABSORPSI AIR DAN TRANSPIRASI


Gambar 1. Kacang Hijau Dan Kacang Kedelai
Gambar 1.1 Kacang Hijau ditimbang berat awalnya

Gambar 1.2 Kacang Kedelai ditimbang berat awalnya
Gambar 1.3 Kacang Hijau dan Kacang Kedelai yang sudah ditimbang dimasukkan kedalam gelas aqua
Gambar 1.4 Air Rendaman Kacang yang sudah didiamkan selama 2-3 hari diukur dengan gelas ukur
Gambar 1.5 Kacang Hijau dan Kacang Tanah Yang sudah didiamkan 2-3 har


PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa :
  1. Absorpsi adalah proses penyerapan air dan unsure hara oleh tanaman berupa ion-ion dari tanah ke dalam sel-sel akar, yang selanjutnya ditranslokasikan melalui jaringan xylem ke seluruh bagian tumbuhan.
  2. Transpirasi adalah suatu proses yang mengakibatkan pembuangan energi dan dikatakan transpirasi mengakibatkan kehilangan air serta pembuangan tenaga yang diterima tumbuhan dari matahari.
  3. Faktor yang mempengaruhi hasil akhir adalah penyerapan oleh tanaman, penguapan air ke udara, temperature, keadaan air, dan sinar matahari.
  4. Transpirasi dan absorpsi mempunyai hubungan yang sangat erat dalam siklus perputaran dan pergerakan air pada tanaman.
Saran
            Sebaiknya pada waktu praktikum dapat lebih memperhatikan benih kacang yang ditanam agar hasilnya dapat sesuai yang diharapkan, tanamannya tumbuh dengan baik dan tidak layu ataupun mati. Tanaman pun juga memerlukan air yang cukup untuk menyerap akar.

DAFTAR PUSTAKA
Lakitan, B. 2007. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Loveless, A. R. 1991. Prinsip-Prinsip Fisioloogi Tumbuhan Untuk daerah Tropis. Gramedia Jakarta.
Salisbury dan Ross. 1992. Fisiologi Tumbuhan. ITB Press. Bandung.
Sitompul, S. M. dan Guritno. B. 1995. Pertumbuhan Tanaman. UGM Press. Yogyakarta.
Tjitrosoepomo. H.S. 1998. Botani Umum. UGM Press. Yogyakarta.
Wilkins, M. B. 1989. Fisologi Tanaman. Bumi Aksara. Jakarta.



Leave a Reply

About me

Foto saya
Just a simple girl, tidak cukup beberapa huruf disini untuk menggambarkan siapa saya | anak bungsu dari Keluarga bugis yang tersesat di Kalimantan | ♥ Buku, Laut, Cg, Sheila On Seven, Hijau, Jalanjalan, dan Makan Enak | Urban Farming, and Go Green!
Diberdayakan oleh Blogger.