Sterelisasi Alat Laboratorium


PENDAHULUAN
Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari semua bentuk kehidupan. Sterilisasi sangat diutamakan baik alat-alat  yang  dipakai maupun media. Misalnya dalam penanaman material dalam media,  dimana cawan petri, ose maupun media yang digunakan  tidak steril, maka sangat tidak mungkin untuk membedakan apakah bakteri atau jamur berhasil diisolasi tersebut berasal dari alat atau media yang digunakan. Suatu alat atau bahan dikatakan steril bila alat atau bahan tersebut bebas dari mikroba, baik dalam bentuk vegetatif  maupun spora. Sedangkan tindakan untuk membebaskan alat atau media dan jasad renik disebut dengan sterilisasi ( Bhima,2010 ).
Pada umumnya banyak peralatan yang digunakan di laboratorium yang terbuat dari bahan gelas.  Kelebihan dari bahan gelas ini antara lain adalah bahan gelas tidak mudah bereaksi dengan hampir semua bahan kimia, gelas bersifat bening sehingga memudahkan pengamatan terhadap warna dan isi cairan yang terdapat di dalamnya.  Gelas juga tahan terhadap perubahan suhu, mudah dibersihkan karena sifatnya yang licin dan tidak terlalu berat karena berat jenisnya relatif rendah.  Sedangkan kekurangannya adalah mudah pecah sehingga harus hati-hati dalam menggunakannya.
Pada prinsipnya sterelisasi terbagi menjadi 3 cara, yaitu secara mekanik, fisik, dan kimiawi.
1.      Sterelisasi secara mekanik (filtrasi)
Sterelisasi dengan metode ini menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0,22 mikron atau 0,45 mikrob) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterelisasi bahan yang peka terhadap panas, misalnya larutan enzim dan antibiotik.
2.      Sterelisasi secara fisik
Sterelisasi dengan metode ini dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu pemanasan dan penyinaran dengan ultra violet.
a.       Pemanasan
·         Pemijaran (dengan api langsung)
Metode ini dengan membakar alat pada api secara langsung. Contoh alat : Jarum inokulum, pinset, batang L, dan sebagainya.
·         Panas kering
Metode ini dengan menggunakan oven kira-kira 60-180°C. Contoh alat : erlenmeyer, tabung reaksi, atau alat-alat yang terbuat dari kaca lainnya.
·         Uap air panas
Metode ini dengan cara mengukus. Bahan yang mengandung air lebih tepat menggunakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi.
·         Uap air panas bertekanan
Metode ini menggunakan autoklaf
b.      Penyinaran dengan Ultra Violet
Metode ini menggunakan sinar ultra violet. Misalnya untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior safety cabinet dengan sinar lampu UV.
3.      Sterelisasi secara kimiawi
Sterelisasi dengan metode ini biasanya menggunakan senyawa desinfektan antara lain alkohol.
Pada sterilisasi kering proses pembunuhan mikroba berdasarkan oksidasi oksigen di udara.  Suhu yang digunakan lebih tinggi kira-kira 150°.  Satu gram udara pada suhu 100°, jika didinginkan menjadi 99° hanya membebaskan 0,237 kalori.  Sterilisasi kering ini sering digunakan untuk sterilisasi alat-alat dari gelas (gelas kimia, gelas ukur, pipet ukur, dll) serta bahan obat yang tahan pemasan tinggi (minyak lemak, vaselin).  Alat yang sering digunakan adalah oven .  Oven adalah lemari pengering dengan dinding ganda yang dilengkapi dengan termometer dan lubang tempat keluar masuknya udara, dipanaskan dari bawah dengan gas atau listrik.
            Selain dengan menggunakan oven, sterilisasi kering juga dapat dilakukan dengan memakai api gas dengan nyala api tidak berwarna atau api dari lampu spiritus.  Cara ini sangat sederhana, cepat dan menjamin sterilisasi bahan / alat yang disterilkan.  Akan tetapi sterilisasi ini hanya dapat dilakukan untuk beberapa alat / bahan saja.  Yang dapat disterilkan dengan cara ini adalah benda-benda logam (pinset, penjepit krus), gelas / porselin (sudip, batang pengaduk, kaca arloji,dll).  Seluruh permukaan alat harus berhubungan langsung dengan api selama tidak kurang dari 20 detik.
            Pada pemanasan basah proses pembunuhan mikroba berdasarkan koagulasi atau penggumpalan zat putih telur dari mikroba tersebut.  Sterilisasi dengan cara ini menggunakan suatu siklus autoklaf yang ditetapkan dalam farmakope untuk media atau pereaksi adalah selama 15 menit pada suhu 121°.  Alat yang digunakan pada sterilisasi basah adalah autoklaf, yaitu suatu panci logam yang kuat dengan tutup yang berat. Autoklaf ini mempunyai lubang tempat mengeluarkan uap air beserta krannya, termometer, pengatur tekanan udara, dan klep pengaman.  Cara sterilisasi ini lebih efektif dibandingkan dengan pemanasan yang lain karena suhunya lebih tinggi. Yang dapat disterilkan menggunakan sterilisasi basah ini antara lain adalah alat pembalut, kertas saring, alat gelas (buret, labu ukur, dll) dan media pertumbuhan.
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memperkenalkan mahasiswa tentang sterelisasi dengan autoklaf, filtrasi, tyndalisasi, dan agar mampu melakukan kerja aseptis.



TINJAUAN PUSTAKA
Sterilisasi adalah cara untuk mendapatkan suatu kondisi bebas mikroba atau setiap proses yang dilakukan baik secara fisika, kimia, dan mekanik untuk membunuh semua bentuk kehidupan terutama mikroorganisme. Sterilisasi yang sering dilakukan pada praktikum biologi terbagi menjadi sterilisasi kering dan sterilisasi basah (Hadioetomo,1993).
Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk mematikan semua organisme yang terdapat pada atau di dalam suatu benda. Ketika untuk pertama kalinya melakukan pemindahan biakan bakteri secara aseptic, sesungguhnya hal itu telah menggunakan salah satu cara sterilisasi, yaitu pembakaran. Namun, kebanyakan peralatan dan media yang umum dipakai di dalam pekerjaan mikrobiologi akan menjadi rusak bila dibakar. Untungnya tersedia berbagai metode lain yang efektif (Hadioetomo,1993).
            Pemilihan cara sterilisasi harus mempertimbangkan beberapa hal seperti berikut :
1.      Stabilitas. Sifat kimia, sifat fisika, khasiat, serat struktur bahan tidak boleh mengalami perubahan setelah proses sterilisasi.
2.      Efektivitas.  Cara sterilisasi yang dipilih akan memberikan hasil maksimal dengan proses yang sederhana, cepat dan biaya murah.
3.      Waktu.  Lamanya penyeterilan ditentukan oleh bentuk zat, jenis zat, sifat zat dan kecepatan tercapainya suhu penyeterilan yang merata.
Sebelum melakukan praktikum di dalam laboratorium mikrobiologi alangkah baiknya apabila kita sudah mengetahui prinsip-prinsip penggunaan dan pemeliharaan alat serta fungsinya.  Dengan demikian dalam pelaksanaannya dapat terhindar dari kerusakan-kerusakan alat, kesalahan-kesalahan yang dilakukan pada saat praktikum dalam prosedur kerja akan menghasilkan hasil yang baik.
Adapun cara bekerja dilaboratorium mikrobilogi yang baik dan benar yaitu terlebih dahulu memahami peraturan atau tata tertib labratorium dan mematuhinya. Bekerja dengan teliti dan hati-hati agar terhindar dari kecelakaan fatal. Mengetahui cara-cara yang benar dalam melakukan praktikum dan tidak bertindak sembarangan. Memakai alat sesuai dengan fungsinya. Daerah kerja harus bersih dari berbagai bahan praktikum dan berbagai macam bahan berbahaya lainnya dan membuang sampah sisa praktikum pada tempatnya.


METODE PRAKTIKUM
Bahan dan Alat
Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah Cawan petri, Botol C- 1000, dan Oven.
Alat
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah Kapas dan Kertas koran.
Waktu dan tempat
Praktikum dilaksanakan pada pukul 08.00 - selesai, hari Selasa tanggal 2 November 2010 bertempat di Laboratorium Fitopatologi Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru
Prosedur Kerja
1.       Desinfeksi meja kerja
·      Semprot sekitar meja kerja dengan alcohol 70 % beberapa kali sampai merata
·      Semprot tangan dengan alcohol
·      Letakkan alat dan bahan yang diperlukan
·      Semprot lagi dengan alcohol semua permukaan alat
·      Setelah itu diamkan jika ingin bekerja tangan di semprot lagi dengan alcohol dan di usapkan ke seluruh permukaan tangan.
2.       Cawan petri dan botol C-1000 yang akan disterilisasi dalam oven yang sebelumnya sudah dibungkus dengan kertas Koran, selain itu Alat-alat gelas yang akan dimasukkan dalam oven harus dalam keadaan kering
3.       Alat-alat gelas berupa labu atau botol dan pipet, lubangnya disumbat atau dibungkus dengan kertas Koran. Sedangkan Alat-alat dari gelas seperti cawan petri, botol C-1000, dan lain-lain dapat disterilkan dalam oven
4.       Waktu yang diperlukan untuk sterilisasi sangat tergantung pada suhu yang digunakan, yaitu : 1 jam untuk 1800C
5.       Setelah selesai oven jangan dibuka terlebih dahulu sebelum suhu di dalam oven mencapai suhu lingkungan.
6.       Alat-alat dari gelas yang sudah disterilkan jangan disimpan di dalam oven tetapi disimpan di tempat yang tertutup atau dibungkus kantung plastik.



HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil yang diperoleh dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil Sterelisasi Metode Panas Kering
No.
Nama Alat
Gambar
Fungsi
Keterangan
1.
Cawan petri



Tempat medium agar lempengan untuk menumbuhkan mikroba
Gambar cawan petri setelah dibungkus dan dilipat rapi  mdengan kertas koran.
2.
Botol C-1000
Tempat medium dan membiakkan mikroba.
Gambar botol C-1000 setelah dibungkus dan dilipat rapi dengan kertas koran.
3.
Oven
Untuk sterilisasi alat-alat gelas.
Cawan petri dan botol C-1000 yang telah dibungkus kertas koran, lalu disusun dalam oven untuk disterilkan.




Pembahasan
Sterilisasi dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
1.      Sterelisasi secara mekanik.
2.      Sterelisasi secara fisik, yaitu pemanasan yang meliputi pemijaran, panas kering, uap air panas, dan uap air panas bertekanan. Selain itu penyinaran dengan menggunakan Ultra violet.
3.      Sterelisasi secara kimiawi.
Pada praktikum ini sterilisasi dilakukan dengan cara sterelisasi secara fisik dengan pemanasan menggunkan metode panas kering, yaitu menggunakan oven. Caranya adalah dengan memanaskan udara dalam oven dengan listrik. Sterilisasi mengunakan oven ini dilakukan dengan menggunakan suhu 180° C selama 1 jam. Sterilisasi menggunakan oven ini menggunakan udara panas untuk membunuh mikroba-mikroba pada alat-alat gelas. Cara kerja dari panas ini yaitu : panas dapat membunuh mikroba Karena mendenaturasi protein, terutama enzim-enzim dan membrane sel. Panas kering membunuh bakteri karena oksidasi komponen-komponen sel.
Sebelum alat-alat gelas dimasukkan ke dalam oven sebaiknya peralatan tersebut dibungkus dengan kertas Koran, tujuannya untuk mencegah terjadinya kontaminasi pada waktu pendinginan atau penyimpanan dan sebelum dibungkus dengan kertas koran peralatan yang digunakan sebaiknya disterilisasikan terlebih dahulu yang pertama dilakukan adalah mensterilisasikan meja kerja.



PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.      Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari semua bentuk kehidupan.
2.      Sterelisasi dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu Sterelisasi secara mekanik, Sterelisasi secara fisik, yaitu pemanasan yang meliputi pemijaran, panas kering, uap air panas, dan uap air panas bertekanan. Selain itu penyinaran dengan menggunakan Ultra violet dan yang terakhir Sterelisasi secara kimiawi.
3.      Sterilisasi dengan menggunakan oven ini dapat membunuh mikroba dengan menggunakan udara panas dengan cara memanaskan udara dalam oven dengan listrik. Selain itu Sterilisasi ini baik untuk alat-alat gelas seperti cawan petri, dan lain-lain. Pembungkusan alat-alat gelas dengan kertas bertujuan agar tidak terjadi kontaminasi pada saat pendinginan atau penyimpanan.

One thoughts on “Sterelisasi Alat Laboratorium

  1. Apakah sterilisasi alat - alat laboratorium tidak menggunakan Autoclave. Mungkin akan lebih efektif kali ya

    BalasHapus

About me

Foto saya
Just a simple girl, tidak cukup beberapa huruf disini untuk menggambarkan siapa saya | anak bungsu dari Keluarga bugis yang tersesat di Kalimantan | ♥ Buku, Laut, Cg, Sheila On Seven, Hijau, Jalanjalan, dan Makan Enak | Urban Farming, and Go Green!
Diberdayakan oleh Blogger.