Pemuliaan Tanaman


PENDAHULUAN
Pemuliaan tanaman adalah usaha-usaha yang dilakukan untuk mengubah susunangenetik tanaman, baik individu maupun secara bersama-sama (populasi) dengan tujuan tertentu. Pemuliaan tanaman kadang-kadang disamakan dengan penangkaran tanaman, kegiatan memelihara tanaman untuk memperbanyak dan menjaga kemurnian; pada kenyataannya, kegiatan penangkaran adalah sebagian dari pemuliaan. Selain melakukan penangkaran, pemuliaan berusaha memperbaiki mutu genetik sehingga diperoleh tanaman yang lebih bermanfaat.
Pengetahuan mengenai perilaku biologi tanaman dan pengalaman dalam budidayatanaman merupakan hal yang paling menentukan keberhasilan usaha pemuliaan, sehingga buku-buku teks seringkali menyebut pemuliaan tanaman sebagai seni dan ilmu memperbaiki keturunan tanaman demi kemaslahatan manusia. Di perguruan tinggi, pemuliaan tanaman biasa dianggap sebagai cabang agronomi (ilmu produksi tanaman) atau genetika terapan, karena sifat multidisiplinernya.
Pelaku pemuliaan tanaman disebut pemulia tanaman. Karena pengetahuannya, seorang pemulia tanaman biasanya juga menguasai agronomi dan genetika. Tugas pokok seorang pemulia tanaman adalah merakit kultivar yang lebih baik[2]: memiliki ciri-ciri yang khas dan lebih bermanfaat bagi penanamnya. Kultivar juga dikenal awam sebagai varietas, meskipun keduanya tidak selalu sama artinya.
Aplikasi kultivar unggul padi dan gandum merupakan salah satu komponen penting dalam Revolusi Hijau, suatu paket penggunaan teknologi modern secara massal untuk menggenjot produksi pangan dunia, khususnya gandum roti, jagung, dan padi. Dilihat dari sudut pandang agribisnis, pemuliaan tanaman merupakan bagian dari usaha perbenihan yang menempati posisi awal/hulu dari keseluruhan mata rantai industri pertanian.
Tujuan dalam program pemuliaan tanaman didasarkan pada strategi jangka panjang untuk mengantisipasi berbagai perubahan arah konsumen atau keadaan lingkungan. Pemuliaan padi, misalnya, pernah diarahkan pada peningkatan hasil, tetapi sekarang titik berat diarahkan pada perakitan kultivar yang toleran terhadap kondisi ekstrem (tahan genangan, tahan kekeringan, dan tahan lahan bergaram) karena proyeksi perubahan iklim dalam 20-50 tahun mendatang. Tujuan pemuliaan akan diterjemahkan menjadi program pemuliaan.
Ada dua tujuan umum dalam pemuliaan tanaman : peningkatan kepastian terhadap hasil yang tinggi dan perbaikan kualitas produk yang dihasilkan.
Peningkatan kepastian terhadap hasil biasanya diarahkan pada peningkatan daya hasil, cepat dipanen, ketahanan terhadap organisme pengganggu atau kondisi alam yang kurang baik bagi usaha tani, serta kesesuaian terhadap perkembangan teknologi pertanian yang lain. Hasil yang tinggi menjamin terjaganya persediaan bahan mentah untuk diolah lebih lanjut. Tanaman yang berumur singkat (genjah) akan memungkinkan efisiensi penggunaan lahan yang lebih tinggi. Ketahanan terhadap organisme pengganggu atau kondisi alam yang tidak mendukung akan membantu pelaku usaha tani menghindari kerugian besar akibat serangan hama, penyakit, serta bencana alam. Beberapa tanaman tertentu yang dalam usaha budidayanya melibatkan banyak peralatan mekanik memerlukan populasi yang seragam atau khas agar dapat sesuai dengan kemampuan mesin dalam bekerja.
Usaha perbaikan kualitas produk adalah tujuan utama kedua. Tujuan semacam ini dapat diarahkan pada perbaikan ukuran, warna, kandungan bahan tertentu (atau penambahan serta penghilangan substansi tertentu), pembuangan sifat-sifat yang tidak disukai, ketahanan simpan, atau keindahan serta keunikan. Perkembangan bioteknologi di akhir abad ke-20 telah membantu pemuliaan terhadap tanaman yang mampu menghasilkan bahan pangan dengan kandungan gizi tambahan (pangan fungsional) atau mengandung bahan pengobatan tertentu (pharmcrops, kegiatannya dikenal sebagai crop pharming).
Kegiatan pemuliaan tanaman dapat dikatakan sebagai tekanan evolusi yang sengaja dilakukan oleh manusia. Pada masa prasejarah, pemuliaan tanaman telah dilakukan orang sejak dimulainya domestikasi tanaman, namun dilakukan tanpa dasar ilmu yang jelas. Sisa-sisa biji-bijian dari situs-situs peninggalan arkeologi membantu menyingkap masa prasejarah pemuliaan tanaman. Catatan-catatan pertama dalam jumlah besar mengenai berbagai jenis tanaman diperoleh dari karya penulis-penulis Romawi, terutama Plinius.
Para petani di masa-masa awal pertanian selalu menyimpan sebagian benih untuk pertanaman berikutnya dan tanpa sengaja melakukan pemilihan (seleksi) terhadap tanaman yang kuat karena hanya tanaman yang kuat mampu bertahan hingga panen. Sifat pertama dalam budidaya tanaman serealia (bijirin) yang termuliakan adalah ukuran bulir yang menjadi lebih besar dan menurunnya tingkat kerontokan bulir pada tanaman budidaya apabila dibandingkan dengan moyang liarnya. Beberapa petunjuk untuk hal ini dapat diperkirakan dari temuan sejumlah sisa bulir jelai dan einkorn di lembah Sungai Eufrat dan Sungai Tigris(paling tua 9000 SM) serta padi di daerah aliran Sungai Yangtze. Temuan serupa untuk biji polong-polongan berasal dari India utara dan kawasan Afrika Sub-Sahara.
Perkembangan seleksi lebih lanjut telah menunjukkan kesengajaan dan terkait dengan tingkat kebudayaan masyarakat penanam. Bulir jagung terseleksi dari teosinte yang bulirnya keras serta terbungkus sekam, lalu menjadi jagung bertongkol namun bulirnya masih terbungkus sekam, dan akhirnya bentuk yang berbulir tanpa sekam dan lebih mudah digiling menjadi semakin banyak ditemukan. Beberapa petunjuk yang sama juga terlihat dari temuan-temuan untuk bulir gandum roti dan jelai. Contoh lainnya adalah munculnya padi ketan serta jagung ketan di Asia Timur dan Asia Tenggara. Hanya dari wilayah inilah muncul jenis-jenis ketan dari delapan spesies dan menunjukkan preferensi akan sifat ini.
Tujuan Praktikum Pemuliaan Tanaman pada Kacang Nagara (Vigna unguiculata (L) Walp) ini adalah untuk mengetahui penampilan galur F9 hasil persilangan Kacang Nagara genotipe padi x genotipe arab.


TINJAUAN PUSTAKA
Kacang Nagara
Dalam taksonomi tumbuhan, kedudukan tanaman kacang nagara atau kacang tunggak diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom         : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisio             : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Sub divisio      : Agiospermae (berbiji tertutup)
Kelas               : Dicotyledone (berkeping dua)
Ordo                : Leguminales
Famili              : Leguminaceae
Genus              : Vigna
Spesies            : Vigna unguiculata (L) Walp (Tim penyusun, 2011).
Tanaman kacang tunggak mempunyai penampilan fisik seperti kacang panjang tetapi mempunyai perbedaan tidak merambat. Akar tanaman ini menyebar ditanah dengan kedalaman antara 30-60 cm. Dibagian akar akan terbentuk nodula-nodula. Kacang tunggak berbatang pendek berbuku-buku dengan daun agak kasar yang melekat pada tangkai daun yang panjang, dengan posisi daun bersusun tiga. Bunga kacang tunggak bertangkai panjang dengan bentuk kupu-kupu. Polongnya yang berwarna hijau tegak ke atas dan dengan ukuran sekitar 10 cm. Bijinya berbentuk bulat panjang agak pipih dengan ukuran 4 mm - 6 mm x 7 mm - 8 mm. Warnanya kuning kecokelatan (Tim penyusun, 2011).
            Ilmu pemuliaan tanaman merupakan ilmu atau pengetahuan terpadu (applied science) yang berkembang sejalan dengan perkembangan ilmu-ilmu yang lain, khusus agronomi. Pada dasarnya, suatu varietas unggul harus memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut :
·         Mempunyai kemampuan berproduksi yang tinggi.
·         Mempunyai kualitas panen yang baik.
·         Mempunyai kepastian hasil panen.
Pekerjaan pemulia tanaman untuk merakit suatu varietas unggul merupakan pekerjaan berkelanjutan, bahkan dapat overlapping dengan program pemuliaan yang lain. Tahap pekerjaan yang sudah dibarengi dengan tahap lainnya (Tim penyusun, 2011).
Pemuliaan Tanaman
Ilmu Pemuliaan Tanaman merupakan ilmu atau pengetahuan terpakai (applied science) yang berkembang sejalan dengan perkembangan ilmu – ilmu lain, khususnya agronomi. Dahulu, ketika manusia hidup berpindah – pindah, untuki memenuhi kebutuhan pangan mereka dengan mudah mencarinya di hutan. Tetapi setelah hidup menetap, mereka mulai bercocok tanam. Dengan bercocok tanam, secara sadar atau tidak, mereka mulai melakukan seleksi dalam mencari bahan – bahan pertanaman, meskipun dalam bentuk yang sangat sederhana. Sekarang, dengan jumlah penduduk yang sudah demikian padat dan perkembangan ilmu serta teknologi yang demikian pesat, manusia harus berbuat sesuatu untuk memenuhi kebutuhan difup yang diambil dari tanaman, baik secara langsung maupun tidak langsung. Manusia mengambil manfaat dari tanaman tidak hanya sebagai sumber bahan pangan, tetapi juga sebagai sumber untuk memenuhi kebutuhan dalam banyak hal, misalnya sebagai bahan sandang, bangunan, makanan ternak, keindahan, pencegah erosi, dan sebagainya (Mangoendidjojo, 2003).
Di Negara kita, untuk mencukupi kebutuhan, khususnya bahan pangan, pengembangan tanaman pangan dilakukan secara ekstensif dan intensif. Pengembangan tanman secara ekstensif bertujuan untuk meningkatkan produksi dengan cara memperluas areal pertanmaan, sedangakn pengembangan tanaman secara intensif bertujuan untuk meningkatkan produksi dengan cara menaikkan produksi per satuan luas lahan. Pengembangan tanaman secara intensif umumnya dilakukan di daerah – daerah yang berpenduduk padat. Sejak tahun 1950-an, peningkatan produksi bahan makanan sudah merupakan program utama. Intensifikasi dilakukan melalui program Bimas SSBM (Bimbingan Massal Swasembada Bahan Makanan) yang dikenal dengan paket Panca Usaha Tani, yaitu :
1.      perbaikan cara bercocok tanam
2.      penggunaan varietas unggul
3.      pemakainan pupuk dengan dosis dan waktu yang tepat
4.      pengendalian hama dan penyakit
5.      pengelolaan pengairan.
Varietas unggul merupakan faktor utama yang menentukan tingginya produksi yang diperoleh bila persyaratan lain dipenuhi. Varietas unggul dapat diperoleh melalui pemuliaan tanaman. Suatu varietas unggul tidak selamanya akan menunjukkan keunggulannya, tetapi makin lama produksi akan makin menurun tergantung pada komposis genetiknya (Mangoendidjojo, 2003).
Metode Pemuliaan Tanaman penyerbuk sendiri
Pasangan gen homosigot akan tetap homosigot dengan adanya penyerbukan sendiri. Pasangan gen-gen heterosigot akan terjadi segresi apabila diserbuki sendiri dan menghasilkan genotipe homosigot dan heterosigot dengan perbandingan yang sama. Apabila terjadi penyerbukan sendiri secara terus menerus maka genotipe yang terbentuk adalah cenderung homosigot atau genotip homosigot makin lama makin besar proporsinya.
Macam-macam Varietas penyerbuk sendiri, yaitu :
1.      Bersari bebas hasil seleksi massa
Cirinya : Tidak selalu diketahui induk jantan dan betinanya. Jika ingin meningkatkan hasil harus tahu peranan genaditif sehingga perlu tahu salah satu tetuanya.
2.      Komposit populasi dasar
Merupakan campuran varietas unggul, hibrida dan galur (untuk galur boleh ada bolehtidak)Setiap dicampur terjadi persilangan terbuka kemudian diseleksi melalui seleksi massa
3.      Hibrida
Masalah persilangan dan saat mencari galur penghasil benihnya.Benih yang dihasilkan sedikit, usaha-usaha persilangan galur dengan varietas.
4.      Sintetis (Ideal Type)
Sama dengan campuran galur merupakan peluang dengan melakukan penyerbukan, silang galur dicampur terjadi persilangan biji berubah seleksi massa varietas sintetis.
Pemilihan bunga pada tanaman kacang nagara (Vigna unguiculata) yang akan disilangkan yaitu bunga betina 2/3 masih tertutup kelopak bagian mahkotanya dan jantan baru mekar dan terlihat segar juga serbuk sari nya tidak menggumpal.


BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat
Bahan
            Bahan-bahan  yang digunakan dalam praktikum ini, yaitu :
1.       Benih Kacang Nagara
2.       Pupuk Kandang
3.       Pupuk urea
4.       Air
5.       Agript dan Dithane
6.       Furadan 3G
7.       KCl
Alat
            Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini, yaitu :
1.      Cangkul
2.      Pinset
3.      Amplop
4.      Kertas label
5.      Tali rapia
6.      Alat Tulis
Waktu dan Tempat
            Praktikum ini dilaksanakan setiap hari senin dari tanggal 28 Februari 2011 sampai dengan 30 Mei 2011, pukul 10.00 WITA bertempat di Lahan agronomi Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.


Metode Praktikum
Metode praktikum pemuliaan tanaman pada Kacang Nagara., yaitu :
a.       Pengolahan Tanah
1.      Siapkan alat dan bahan
2.      Ukur tanah (alur) yang digunakan untuk media pertumbuhan sepanjang 3 m.
3.      Lakukan pengolahan tanah dengan mencangkul dan menbolak-balikkan tanah hingga tekstur tanah menjadi gembur dan remah.
b.      Pemupukan
1.      Siapkan Alat dan Bahan
2.      Beri tanah pupuk kandang dan aduk menggunakan cangkul hingga homogen.
3.      Setelah 1 minggu, lakukan lagi pemupukan pada tanah dengan menggunakan pupuk Urea.
4.      Pemupukan kembali dilakukan pada tanaman menggunakan pupuk Urea setelah 4 minggu setelah masa tanam.
c.       Penanaman
1.      Siapkan alat dan bahan
2.      Ambil biji Kacang Nagara (kode : 12) dan hirung hingga mencapai 50 biji
3.      Rendaam 50 biji kedalam larutan Agript dan Dithane, aduk dan diamkan. Biji yang diambil untuk ditanam hanya biji yang tenggelam pada saat perendaman, jika ada biji yang mengapung maka dibuang dan diganti.
4.      Tanam biji kedalam lubang tanam (5 biji per lubang tanam). Lubang tanam dalam 1 galur adalah 10 lubang tanam. Kemudian beri furadan 3G ±5cm di samping lubang tanam.
5.      Lakukan perawatan dan pengamatan setiap hari.
d.      Pengamatan
Pengamatan meliputi pertumbuahan dan perkembangan tanaman per minggu. Pengamatan yang dilakukan setiap minggu meliputi Tinggi Tanaman, Jumlah Daun, dan Jumlah Cabang. Sedangkan pengamatan yang dilakukan setelah panen adalah Umur Panen, Jumlah Polong Pertanaman, Jumlah Biji perpolong, dan B-1000.
e.       Panen
Polong yang bisa dipanen adalah polong yang sudah masak, berwarna kecoklatan dan kering. Polong yang dipanen kemudian dijemur dan di masukkan kedalam amplop masing-masing per tanaman, kemudian tulis kode biji, nomor tanaman dan tanggal panen pada amplop.
f.       Persilangan
1.      Siapkan alat dan bahan
2.      Pilih bunga betina dengan kriteria 2/3 kelopak bunga masih menutup dan bunga jantan dengan kriteria kelopak bunga baru membuka dan masih segar.
3.      Buang kelopak bunga betina secara perlahan menggunakan pinset hingga terlihat benang sari dan kepala putiknya saja, kemudian Nonaktifkan benang sari pada bunga betina dengan membuangnya menggunakan pinset.
4.      Buang kelopak bunga jantan menggunakan pinset, kemudian ambil benang sarinya menggunakan pinset dan taburkan tepung-tepung sari yang ada pada benang sari diatas kepala putik bunga betina.
5.      Beri label (tanggal persilangan dan kode tanaman) dengan cara menggantungnya di cabang tanaman yang disilangkan.
6.      Catat hasil pengamatan setiap minggu.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tabel 1. Hasil pengamatan Tinggi tanaman Kacang Nagara.
Nomor
Tanaman
Tinggi Tanaman (cm)
Pengamatan
ke-1
Pengamatan
ke-2
Pengamatan
ke-3
Pengamatan
ke-4
1
13
21
-
-
2
15
19
25
32,5
3
12
16
21,5
37
4
13
16
21
40
5
15
20
21
33
6
6
10
17,5
31
7
15
21
25
27
8
-
-
-
-
9
-
-
-
-
10
15
18
20,3
36,5

Tabel 2. Hasil pengamatan Jumlah Daun tanaman Kacang Nagara.
Nomor
Tanaman
Jumlah Daun
Pengamatan
ke-1
Pengamatan
ke-2
Pengamatan
ke-3
Pengamatan
ke-4
1
2
6
-
-
2
4
8
13
20
3
2
6
9
13
4
2
6
10
15
5
4
8
14
18
6
2
6
9
14
7
4
8
14
20
8
-
-
-
-
9
-
-
-
-
10
4
8
12
16

Tabel 3. Hasil Pengamatan Jumlah Cabang tanaman Kacang Nagara.
Nomor
Tanaman
Jumlah Cabang
Pengamatan
ke-1
Pengamatan
ke-2
Pengamatan
ke-3
Pengamatan
ke-4
1
2
4
-
-
2
2
3
5
6
3
2
4
6
8
4
2
4
6
8
5
2
4
6
8
6
2
4
6
8
7
2
4
6
8
8
-
-
-
-
9
-
-
-
-
10
2
4
6
8

Tabel 4. Hasil Pengamatan Umur Panen tanaman Kacang Nagara.
Nomor Tanaman
Umur Panen
Panen ke-1
Panen ke-2
1
-
-
2
12 minggu setelah penanaman
13 minggu setelah penanaman
3
12 minggu setelah penanaman
13 minggu setelah penanaman
4
12 minggu setelah penanaman
13 minggu setelah penanaman
5
12 minggu setelah penanaman
13 minggu setelah penanaman
6
12 minggu setelah penanaman
13 minggu setelah penanaman
7
12 minggu setelah penanaman
13 minggu setelah penanaman
8
-
-
9
-
-
10
12 minggu setelah penanaman
13 minggu setelah penanaman

Tabel 5. Hasil Pengamatan Jumlah Polong Pertanaman
Nomor Tanaman
Jumlah Polong
Panen ke-1
Panen ke-2
1
-
-
2
3
1
3
6
7
4
17
2
5
10
-
6
16
-
7
4
-
8
-
-
9
-
-
10
13
2

Tabel 6. Hasil Pengamatan Jumlah Biji
Nomor Tanaman
Jumlah Biji
Panen ke-1
Panen ke-2
1
-
-
2
46
13
3
79
65
4
162
9
5
101
-
6
145
-
7
37
-
8
-
-
9
-
-
10
112
18

Tabel 7. Hasil Pengamatan Jumlah Biji Per polong
Nomor Tanaman
Jumlah Biji Per Polong (Rata-rata dalam 1 tanaman)
Panen ke-1
Panen ke-2
1
-
-
2
15
13
3
13
9
4
10
5
5
10
-
6
9
-
7
9
-
8
-
-
9
-
-
10
9
8

Tabel 8. Hasil Pengamatan Persilangan
Nomor Tanaman
Jumlah Polong
Jumlah Biji
Jumlah Biji
Per Polong
2
1
9
9
5
2
23
12

Tabel 9. Hasil Perhitungan B-1000
            B-1000 = = x Bobot berat biji
            B-1000 = x14,95 gr
 = 14,801 gr



Pembahasan
Perkembangan dan pertumbuhan pada suatu tanaman merupakan hasil interaksi yang kompleks antara tiga factor, yang meliputi factor intraseluler (dari dalam sel), intraseluler dan lingkungan. Bentuk dan ukuran tumbuhan banyak ditentukan oleh factor herediritas. Gen berpangaruh pada setiap struktur tumbuhan dan juga terhadap perkembangannya. Factor heredisitas inilah yang merupakan factor intraseluler, sedangkan fakktor interseluler adalah hormone.
Ada beberapa macam hormone yang hampir semuanya berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan, dan masing-masing mempunyai pengaruh yang berbeda antara satu dengan yang lain. Selain hormone, lingkungan juga merupakan factor penting yang berpengaruh terhadap pertumbuahan dan perkembangan tanaman. misalnya kelembaban uadara, air tanah dan mineral, suhu udara, dan cahaya ( moh. Amin . 1994 ).
Cahaya merupakan sumber energi untuk fotosintesis. Dengan demikian cahaya memberikan pengaruh langsung pada ketersedian makanan. Ketersediaan makanan akan mempengaruhi penbelahan sel yang berpengaruh terhadap pertumbuhan. Daun dan batang yang tumbuh ditempat gelap akan kelihatan kuning pucat atau yang disebut etiolasi. Kekurangan klorofil akan menyebabkan pengirangan hasil fotosintesis sehingga jaringan akan mati karena kekurangan makanan. Dengan tidak adanya cahaya matahari menyebabkan batang tumbuh lebih panjang, lembek dan kurus, dan juga daun tumbuh tidak normal.
Untuk pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman di pengaruhi oleh factor-faktor  tanah, iklim dan tanamannya sendiri, yang semuanya saling berkaitan  erat satu sama lain. Beberapa faktor ada yang dapat dikontrol oleh manusia dan ada pula yang sedikit bahkan bahkan ada yang tidak dapat terkontrol sama sekali. Sebagai contoh yaitu faktor cahaya, temperatur dan udara, hanya sedikit saja yang dapat dikontrol oleh dapat manusia. Sedangkan faktor  unsur hara  dapat ditingkatkan kesediannya dalam tanah dengan jalan memperbaiki kondisi tanah seddemikian rupa atau dengan pemupukan.
Kapasitas tanah menyediakan unsur hara bagi pertumbuhan tanaman adalah relatif terbatas dan sangat tergantung dari sifat dan ciri tanah tersebut. Keadaan ini sering menimbulkan problema dalam meningkatkan produksi tanaman. Disamping itu pertumbuhan tanaman juga dipengaruhi oleh beberpa faktor yang erat kaitannya dengan tanah.
            Dari hasil pengamatan Tinggi tanaman didapatkan angka yang bervariasi dalam satu galur. Rata-rata tinggi tanaman pada pengamatan ke-1 = 11 cm, pengamatan ke-2 = 14cm, pengamatan ke-3 = 16cm, dan pengamatan ke-4 = 24cm. Dari indikator tinggi tanaman ini didapatkan hasil bahwa tanaman Kacang Nagara mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang baik di setiap minggunya. Namun ada beberapa tanaman yang tidak mampu hidup dari awal masa pertanaman, contohnya tanaman nomor 9 dan 10. Ini dikarenakan beberapa faktor, seperti tidak unggulnya kualitas biji yang digunakan ataupun faktor lingkungan lainnya.
            Dari hasil pengamatan Jumlah daun didapatkan angka yang bervariasi dalam satu galur. Rata-rata jumalah daun tanaman pada pengamatan ke-1 = 2 helai, pengamatan ke-2 = 6 helai, pengamatan ke-3 = 8 helai, dan pengamatan ke-4 = 12 helai. Dari indikator Jumlah daun ini didapatkan hasil bahwa tanaman Kacang Nagara mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang baik di setiap minggunya. Namun ada beberapa tanaman yang kehilangan daun akibat adanya faktor lingkungan seperti curah hujan yang terlalu tinggi dan merusak tanaman.
            Dari hasil pengamatan Jumlah cabang didapatkan angka yang bervariasi dalam satu galur. Rata-rata jumlah cabang tanaman pada pengamatan ke-1 = 2 cabang, ke-2 = 4 cabang, ke-3 = 6 cabang, dan ke-4 =  8 cabang. Dari indikator Jumlah cabang ini didapatkan hasil bahwa tanaman Kacang Nagara mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang baik di setiap minggunya. Namun ada beberapa tanaman yang kehilangan daun akibat adanya faktor lingkungan seperti curah hujan yang terlalu tinggi dan merusak tanaman.
            Umur panen tanaman Kacang Nagara adalah 12 minggu setelah masa pertanaman untuk panen ke-1 dan 13 minggu setelah masa pertanaman untuk panen ke-2. Tanaman yang dipanen meliputi tanaman nomor 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan 10. Untuk tanaman nomor 1, 8, dan 9 mengalami kematian sebelum masa panen.
            Dari hasil pengamatan Jumlah polong per tanaman didapatkan jumlah yang bervariasi dalam satu galur. Pada penen ke-1 jumlah polong terbanyak dihasilkan oleh tanaman nomor 4 dan pada panen ke-2 dihasilkan oleh tanaman nomor 2. Sedangkan pada penen ke-1 jumlah polong terkecil dihasilkan oleh tanaman nomor 1, 9, dan 10,  kemudian pada panen ke-2 dihasilkan oleh tanaman nomor 1, 5, 6, 7, 8, dan 9. Tidak adanya jumlah polong dikarenakan ada sebagian tanaman mati dan tidak bisa mengalami pertumbuhan, selain itu dikarenakan tanaman sudah mencapai pertumbuhan optimal dan tidak mampu berproduksi lagi.
            Dari hasil pengamatan Jumlah biji per tanaman didapatkan jumlah yang bervariasi dalam satu galur. Rata-rata jumlah biji per galur pada panen ke-1 sebanyak 62 biji dan pada panen ke-2 sebanyak 89 biji. Sedangkan rata-rata jumlah biji per polong (dalam 1 tanaman) per galur pada panen ke-1 sebanyak 7 biji per polong dan pada panen ke-2 sebanyak 4 biji per polong.
            Dari hasil persilangan tanaman nomor 2 didapatkan 1 buah polong dan 9 biji. Sedangkan tanaman nomor 5 didapatkan 2 bulah polong dan 23 biji (12 biji perpolong).
            Dari hasil perhitungan B-1000 atau berat 100 benih yang dihasilkan dalam 1 galur adalah 14,801 gr. Sample perhitungan yang digunakan adalah tanaman nomor 5 dengan biji sebanyak 101 biji.



KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kesimpulan dari laporan pemuliaan tanaman ini, yaitu :
1.      Pemuliaan tanaman adalah usaha-usaha yang dilakukan untuk mengubah susunangenetik tanaman, baik individu maupun secara bersama-sama (populasi) dengan tujuan tertentu.
2.      Tujuan Praktikum Pemuliaan Tanaman pada Kacang Nagara (Vigna unguiculata (L) Walp) ini adalah untuk mengetahui penampilan galur F9 hasil persilangan Kacang Nagara genotipe padi x genotipe arab.
3.      Apabila terjadi penyerbukan sendiri secara terus menerus maka genotipe yang terbentuk adalah cenderung homosigot atau genotip homosigot makin lama makin besar proporsinya.
4.      Pada dasarnya, suatu varietas unggul harus memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut :
a.       Mempunyai kemampuan berproduksi yang tinggi.
b.      Mempunyai kualitas panen yang baik.
c.       Mempunyai kepastian hasil panen.
5.      Kegiatan pemuliaan diawali dengan (i) usaha koleksi plasma nutfah sebagai sumber keragaman, (ii) identifikasi dan karakterisasi, (iii) induksi keragaman, misalnya melalui persilangan ataupun dengan transfer gen, yang diikuti dengan (iv) proses seleksi, (v) pengujian dan evaluasi, (vi) pelepasan, distribusi dan komersialisasi varietas.
6.      Pemilihan bunga pada tanaman kacang nagara (Vigna unguiculata) yang akan disilangkan yaitu bunga betina 2/3 masih tertutup kelopak bagian mahkotanya dan jantan baru mekar dan terlihat segar juga serbuk sari nya tidak menggumpal.
7.      Keterampilan teknis dari petugas persilangan juga dapat berpengaruh pada keberhasilan persilangan.
Saran
            Saran kami pada praktikum sebaiknya digunakan biji Kacang Nagara yang unggul, karena ada sebagian biji yang tidak bisa ditanam karena kualitasnya tidak bagus, sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman pada saat praktikum juga tidak optimal.

Leave a Reply

About me

Foto saya
Just a simple girl, tidak cukup beberapa huruf disini untuk menggambarkan siapa saya | anak bungsu dari Keluarga bugis yang tersesat di Kalimantan | ♥ Buku, Laut, Cg, Sheila On Seven, Hijau, Jalanjalan, dan Makan Enak | Urban Farming, and Go Green!
Diberdayakan oleh Blogger.