Kadar Air


PENDAHULUAN
Dalam keadaan kesulitan bahan pangan dan air, manusia mungkin dapat tahan hidup tanpa makan selama lebih dari 2 bulan, tetapi tanpa minum ia akan meninggal dunia dalam waktu kurang dari seminggu. Kandungan air beberapa bahan makanan yang umum seperti terlihat pada table 1. Menunjukkan bahwa banyaknya air dalam suatu bahan tidak dapat di tentukan dari keadaan fisik bahan tersebut. Misalnya buah nenas seakan-akan mempunyai kandungan air yang lebih besar daripada kol, kandunan air susu lebih besar dari kacang hijau,sedangkan susu bubuk dan terigu seakan-akan tidak mengandung air.
Bahan
Kadar air
Ikan teri kering
38 %
Daging sapi
66 %
Roti
36 %
Buah kering
28 %
Susu bubuk
14 %
Tepung terigu
12 %
Tabel 1. Kandungan air beberapa komoditi                                      
Bahan
Kadar air
tomat
94 %
Semangka
97 %
Kol
92 %
Nenas
85 %
Kacang hijau
90 %
Susu sapi
88 %

Sampai sekarang belum di peroleh pangan istilah yang tepat untuk air yang terdapat dalam bahan makanan. Istilah yang umumnya di pakai hingga sekarang ini adalah air terikat (bound water). Walaupun sebenarnya istilah ini kurang tepat karena keterikatan air dalam bahan berbeda-beda bahkan ada yang terikat. Karena itu,istilah air terikat ini di anggap sebagai suatu sistem yang mempunyai derajat keterikatan berbeda-beda dalam bahan.
Menurut derajat keterikatan air,air terikat dapat di bagi atas empat tipe, yaitu :
1.      Molekul-molekul air membentuk ikatan hydrogen dengan molekul air lain.
2.      Molekul air yang terikat pada molekul-molekul lain melalui suatu ikatan hydrogen yang berenergi besar.
3.      Molekul yang secara fisik terikat dalam jaringan matrik. Dalam membrane, kapiler, serat dan lain-lainya.
4.      Molekul yang tidak terikat dalam suatu jaringan.
Sedangkan pada tanaman berat basah adalah berat bahan mula-mula.Berat kering adalah berat bahan setelah di lakukan pengeringan. Pengeringan ini dapat di lakukan dengan cara mengoven bahan sehingga seluruh airnya menguap. Saat air menguap otomatis berat bahan akan berkurang. Jumlah pengurangan ini dianggap sebagai selisih antar berat basah dan berat kering. Perbandingan dari pengurangan berat dan  berat awal inilah yang kemudian diubah menjadi persen dan kadar air ditemukan. Pada organ tumbuhan, kadar air sangat bervariasi, tergantung dari jenis tumbuhan, struktur dan usia dari jaringan organ. Pada tumbuhan herba, salah satunya Spinacia oleracea (bayam) yang tidak mempunyai kambium, tumbuhan dapat tegak sepenuhnya hanya karena tekanan turgor. Tekanan turgor ini disebabkan oleh kandungan air, sehinggga kadar air yang tinggi didominasi oleh batang.
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui kadar air pada organ tanaman.
BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat
Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.      Buah mahkota dewa
Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.      Cawan porselin
2.      Oven
3.      Desikator
4.      Neraca analitik (timbangan)
5.      Pisau
6.      Mortle dan pastle
7.      Alat tulis
Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 3 November 2010  pukul 14.00 - selesai. Bertempat di laboratorium  kimia analisis jurusan BDP Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.
Metode Praktikum
1.      Mencuci cawan porselin dan mengovennya selama 2,5 jam lalu didinginkan dalam desikator dan menimbangnya sebagai berat cawan. Timbang berat awal cawan porselin
2.      Ambil beberapa batang kangkung lalu tumbuk dengan menggunakan mortal dan ulek porselin hingga halus.
3.      Timbang sampel sebanyak 5 gr dalam cawan porselin .
4.      Dioven dengan suhu 700 C selama 19 jam. Setelah selesai sampel didinginkan dalam cawan porselin sebelum ditimbang.



HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tabel 1. Hasil Pengamatan (Sampel Buah Mahkota Dewa)
Cawan No.
Berat Awal Cawan (gr)
Berat Akhir Cawan+Sampel (gr)
Berat Sampel (gr)
Kadar Air (%)
Berat Awal
(Basah)
Berat Akhir
(Kering)
9
12,1249
12,8327 
5,0235
0,7078
85,91
10
11,9718
12,6682
5,0406
0,7282
85,55

Perhitungan :
*      Kadar air buah mahkota dewa pada cawan no 9
Kadar air  =
Kadar air   = 
Kadar air   =  85,91%
*      Kadar air buah mahkota dewa pada cawan no 10
kadar air   = 
kadar air   =
kadar air   = 85,55 %


Pembahasan
Seperti yang kita ketahui bahwa peranan kadar air benih adalah demikian penting karena dapat berpengaruh terhadap viabilitas benih dan kenampakan umum dari benih tersebut. Seringkali daya hidup benih sangat tergantung padda kadar air yang terkandung padanya, daya hidup benih umumnya akan tampak baik dengan kandungan atau kadar air di bawah 14% dengan batas minimal 5%.
Kadar air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan yang dinyatakan dalam persen. Kadar air juga salah satu karakteristik yang sangat penting pada bahan pangan, karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur, dan citarasa pada bahan pangan. Kadar air dalam bahan pangan ikut menentukan kesegaran dan daya awet bahan pangan tersebut, kadar air yang tinggi mengakibatkan mudahnya bakteri, kapang, dan khamir untuk berkembang biak, sehingga akan terjadi perubahan pada bahan pangan (Winarno, 1997).
Penentuan kadar air benih suatu kelompok benih sangat penting dilakukan, karena laju kemunduran suatu benih dipengaruhi oleh kadar airnya. Makin rendah kadar airnya maka makin lama daya hidup benih. Umumnya kadar air optimum benih untuk penyimpanan adalah 6 – 8 %. Kadar air benih dapat ditentukan dengan alat ukur otomatis dan metode tungku (oven methode) dengan rumus kadar air benih sebagai berikut :
KA = berat awal sampel – berat akhir sampel  X 100%
                                             berat sampel                             
Pada praktikum analisis kadar air tanaman, organ tanaman yang dijadikan sebagai sampel adalah buah mahkota dewa. Sebelum diperoleh hasil, buah mahkota dewa diberi perlakuan terlebih dahulu. Daging buahnya diambil dan dihaluskan menggunakan mortle dan pastle dan dimasukkan ke dalam cawan porselin nomor 9 dan 10 lalu ditimbang.  Maka diperoleh hasil berat awal (basah) sampel yaitu pada cawan porselin nomor 9 = 5,0235 gram dan pada cawan porselin nomor 10 = 5,0406 gram. Setelah selesai ditimbang, kemudian dikeringkan terlebih dahulu dengan menggunakan oven biasa selama beberapa jam sampai didapat berat yang konstan yang ditandai dengan semakin sedikitnya selisih pengurangan berat bahan setelah pemanasan kesekian. Pada pengamatan penentuan kadar air dengan menggunakan oven biasa diperoleh hasil berat akhir (kering) buah mahkota dewa pada cawan 9 adalah 0,7078 gram dari berat awal 5,0235 gram. Dan berat akhir (kering) buah mahkota dewa pada cawan 10  adalah 0,7282 gram dari berat awal 5,0406 gram.
Hal ini membuktikan bahwa setelah pemanasan berkali-kali diperoleh penurunan berat yang menandakan kadar air yang dikandung oleh bahan/sampel menguap. Dengan menguapnya air pada bahan maka diperoleh berat kering dari bahan. Jumlah kadar air yang terdapat di dalam suatu bahan pangan sangat berpengaruh atas seluruh susunan persentase zat-zat gizi secara keseluruhan. Dari hasil praktikum ini pun kami memperoleh hasil kadar air dari batang tanaman kangkung pada cawan porselin 9 yaitu 85,91 %. Sedangkan pada cawan porselin 8 diperoleh hasil  kadar air batang kangkung sebesar 85,55 %.
Pada saat praktikum sangat terlihat bahwa kadar air cenderung menurun dengan meningkatnya lama pengeringan. Wirakartakusumah et al. (1992) menyatakan bahwa proses pengeringan sangat dipengaruhi oleh suhu dan lama pengeringan. Pengeringan dengan menggunakan suhu yang tinggi dapat mengakibatkan pengeringan yang tidak merata yaitu bagian luar kering sedangkan bagian dalam masih banyak mengandung air (Buckle et al., 1988; Muchtadi et al., 1992).
Menurut Earle (1981) Faktor-faktor utama yang mempengaruhi kecepatan pengeringan dari suatu bahan pangan adalah :
1.      Sifat fisik dan kimia dari produk (bentuk, ukuran, komposisi, kadar air).
2.      Pengaturan geometris produk sehubungan dengan permukaan alat atau media perantara pemindah panas (seperti nampan untuk pengeringan).
3.      Sifat-sifat fisik dari lingkungan alat pengering (suhu, kelembaban, dan kecepatan udara)
4.      Karakteristik alat pengering (Efisiensi pemindahan panas).





 
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1.      Kadar air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan yang dinyatakan dalam persen.
2.      Setelah pemanasan berkali-kali diperoleh penurunan berat yang menandakan kadar air yang dikandung oleh bahan/sampel mengalami penguapan.
3.      Kadar air benih dapat ditentukan dengan alat ukur otomatis dan metode tungku (oven methode). Rumus kadar air benih sebagai berikut :
Kadar air  =  x 100%
4.      Kadar air pada daging buah mahkota dewa dapat diperoleh hasil bahwa lebih dari 14 % berat daging buah mahkota dewa adalah berisi air.
Saran
Saran saya adalah sebaiknya penelitian dilakukan dengan melakukan dua atau tiga kali pengulangan dengan suhu dan waktu yang berbeda-beda selama pengovenan sehingga analisis kadar air dapat terlihat dengan jelas. Karena saya ingin mengetahui apakah benar suatu hasil analisis kadar air menunjukkan terdapat perbedaan nyata antara perlakuan suhu, lama pengeringan, dan interaksi suhu dan lama pengeringan.

DAFTAR PUSTAKA
Astuti, S.M. 2009. Teknik Pengaturan Suhu dan Waktu pengeringan Beku Bawang daun (Allium fistulosum L.). Teknisi Litkayasa penyelia pada Balai penelitian tanaman sayuran: Lembang.
Winarno, F.G, 1997. Pangan, Gizi, Teknologi dan Konsumen. Penerbit PT Gramedia. Jakarta.
Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Wirakartakusumah,A., Subarna, M. arpah, D. Syah, dan A.I. Budiwati. 1992. Pengeringan Petunjuk labortaorium peralatan dan Proses industri Pangan. Institut Pertanian Bogoret.
Wiryadi, Rizky. 2007. Pengaruh Waktu Fermentasi Dan Lama Pengeringan Terhadap Mutu Tepung Cokelat. www.rizkyunsyah.blogspot.com. Diakses pada tanggal 7 November 2010.

One thoughts on “Kadar Air

About me

Foto saya
Just a simple girl, tidak cukup beberapa huruf disini untuk menggambarkan siapa saya | anak bungsu dari Keluarga bugis yang tersesat di Kalimantan | ♥ Buku, Laut, Cg, Sheila On Seven, Hijau, Jalanjalan, dan Makan Enak | Urban Farming, and Go Green!
Diberdayakan oleh Blogger.